Gebyar PKA 8 2023
Anjungan Lhokseumawe Pamerkan Alat Musik Tradisional Warisan Budaya Tak Benda di Event PKA 8
Staff Koordinator Anjungan Lhokseumawe, Fani Ramadhana mengatakan, canang ceurekeh digunakan orang terdahulu untuk mengusir hama yang menganggu
Laporan Sahasnataini | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Alat musik tradisional canang ceurekeh dipamerkan di Anjungan Lhokseumawe pada event PKA ke-8, di komplek taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, Selasa (7/11/2023).
Canang ceurekeh merupakan alat musik tradisional berasal dari Kota Lhokseumawe yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) pada 2022.
Alat musik ini terbuat dari bahan dasar kayu pilihan yaitu Merbo.
Staff Koordinator Anjungan Lhokseumawe, Fani Ramadhana mengatakan, canang ceurekeh digunakan orang terdahulu untuk mengusir hama yang menganggu di area persawahan.
"Jadi canang cereukeh ini dimainkan orang yang sedang menjaga sawah agar terhindar dari burung," ujarnya saat dikunjungi di lokasi anjungan, Selasa (7/11/2023).
"Jadi orang terdahulu yang jaga sawah ngusir burung 'burung tolo bahasa Acehnya' tidak dengan cara di ketapel tetapi dengan memaikan alat musik canang ceurekeh ini" ujar Darwin yang juga bertugas di Anjungan Lhokseumawe.
Baca juga: Anjungan Kota Lhokseumawe Pamerkan Rempah-Rempah, Mata Uang, Sampai Perhiasan di PKA 8 2023
Lebih lanjut Darwin menjelaskan, canang ceurekeh dimainkan dengan cara dipukul menggunakan 2 stik pada blok kayu merbo.
"Nada yang dihasilkan berbeda di setiap bloknya," ujar Darwin.
Canang cereukeh biasa di mainkan pada acara penyambutan tamu yang juga di iringi dengan alat musik lain seperti Rapa'i, Serune Kale, serta alat musik lainnya.
Saat ini, alat musik tardisional itu sudah mulai ditinggalkan masyarakat.
Oleh karena itulah, Kota Lhokseumawe menghadirkan Canang cereukeh di anjungan untuk diperkenalkan kepada masyarakat dengan harapan agar alat musik tradisional ini kembali dilestarikan.
Baca juga: Lomba Boh Gaca PKA 8, Ini Motif yang Diukir Kota Lhokseumawe, Ada Ornamen Asli Kota Petro Dollar
Baca juga: Aceh Besar Juara Lomba Kayoh Jaloe Jarak 200 Meter di PKA-8, Ungguli Aceh Tengah
Selain Canang Ceurekeh, Anjungan Lhokseumawe juga memamerkan beberapa koin kuno yang digunakan sebagai alat tukar pada saat Kota Lhokseumawe menjadi pusat pelabuhan pada masa Kerajaan Samudera Pasai.
"Contoh mata uang yang digunakan ialah mata uang berupa Koin Teluk Samawi yang digunakan di Teluk Samawi atau yang sekarang di sebut dengan Lhokseumawe, Koin Dirham dari Kerajaan Samudera Pasai, Koin China dan Kolonia Inggris Belanda dari abad ke 15 Masehi, sampai Koin Kesultanan Malaka Sultan Mudzhaffar Syah dari tahun 1456-1466 masehi," jelas Darwin.

Aneka jenis rempah-rempah juga turut dipamerkan di anjungan kota yang dijuluki Petro Dollar ini.
Mulai dari pinang, sirih, plik u, lengkuas, asam mee, kunyit, pala, lada, cabai, cabai kering, kemiri, bawang, hingga asam sunti. (*)
Sabet Juara Umum di PKA ke 8, Kontingen Aceh Selatan Disambut Meriah di Perbatasan |
![]() |
---|
Aceh Barat Juara Harapan I PKA Ke-8, Pj Bupati Apresiasi Panitia |
![]() |
---|
PKA Ke-8 Berakhir, Anggota DPRK Sabri Badruddin Harap Generasi Muda Pahami Budaya Setiap Daerah |
![]() |
---|
Aceh Besar Raih Juara 2 Pekan Kebudayaan Aceh Ke-8 Tahun 2023 |
![]() |
---|
Selama PKA, Konsorsium Pasarkan Bawang Merah hingga 200 Kg per Hari, Segini Harga Dijual |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.