Mihrab

Agama dan Budaya Jadi Dua Pilar Penting Dalam Masyarakat Aceh

PKA merupakan  event lima tahunan ntuk memperkenalkan dan mempromosikan nilai-nilai budaya, sejarah, adat istiadat serta agama Islam di Aceh.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FOR SERAMBINEWS.COM
pengurus Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD) Aceh, Tgk Junaidi 

Dalam pertemuan-pertemuan semacam ini, nilai-nilai keacehan dan identitas bersama ditanamkan dan tumbuh melalui ekspresi Seni.

Seudati, Saman, Debus, dan berbagai tarian tradisional Aceh memperkuat ritme dan semangat kolektivitas ini.

“Penting untuk dicatat bahwa agama tidak mendominasi atau mengesampingkan budaya dan adat setempat,"

"Sebaliknya, Agama mendapatkan tempat dan ruang yang harmonis, saling melengkapi dalam kehidupan masyarakat Aceh,” ungkap Tgk Junaidi.

Agama Islam sebagai way of life yang mengkristal dalam budaya dan adat Aceh tampaknya tidak dapat disangkal.

Dalam sistem, pranata dan struktur sosial cukup menonjol, artinya Islam dijadikan sebagai world view (pandangan hidup).

Misalnya, sistem pemerintah yang paling rendah adalah gampong yang dipimpin oleh geuchik yang mengurusi persoalan pemerintahan desa.

Disamping itu, ada imum meunasah yang memimpin semua urusan keagamaan di desa.

“Karena itu revitalisasi budaya Aceh tidak dapat ditawar lagi. Jika upaya pelestarian budaya tidak dilakukan secara sistematis dan konsisten,"

"maka dikhawatirkan nilai-nilai budaya kita akan mengalami degradasi, pergeseran, perubahan, bahkan akan hilang di tengah-tengah masyarakat,” pungkasnya. (ar)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved