Komandan Tank Israel dalam Pertempuran Ditembak Mati Oleh Hamas di Jalur Gaza

Komandan berpangkat letnan ini berasal dari komunitas minoritas Druze. Dikutip dari Foxnews, komandan tank tempur ini adalah Kolonel Salman Habaka

Editor: Amirullah
Israel Defense Forces
Letkol Salman Habaka, komandan Batalyon 53 Brigade Lapis Baja ke-188, pada 30 Oktober 2023. HAMAS Berhasil Tembak Mati Komandan Tank Israel dalam Pertempuran di Jalur Gaza 

SERAMBINEWS.COM - Hamas berhasil tembak mati Komandan Tank Israel  di Gaza.

Komandan tank tempur Israel ditembak mati oleh sniper Hamas dalam pertempuran di jalur Gaza.

Komandan berpangkat letnan ini berasal dari komunitas minoritas Druze.

Dikutip dari Foxnews, komandan tank tempur ini adalah Kolonel Salman Habaka (33).

Dari laporan, Habaka tewas dalam pertempuran pada 2 November lalu.


Namun kematiannya baru terungkap baru-baru ini.

Habaka adalah tentara militer Israel dengan pangkat tertinggi yang terbunuh dalam perang darat di Gaza.

Selama berperang di Gaza, Habaka memimpin dua tank sekaligus.

Habaka tewas terbunuh ketika pasukan Israel mulai masuk ke jantung kota di Gaza.

“Pada pagi hari tanggal 7 Oktober, kami merencanakan acara keluarga,” kata ayah Habaka.

Menurut penuturan sang ayah, Habaka terbunuh, setelah serangan Hamas sepanjang hari di Israel selatan.

Saat itu dia bergegas berangkat dari rumahnya untuk bergabung dengan perang Israel.

Sesumbar Kalahkan Hamas, Salman Habaka Letkol Komandan Batalyon Lapis Baja Israel Tewas di Gaza

Letkol Salman Habaka (33
Letkol Salman Habaka (33), seorang perwira senior di Batalyon 53 Korps Lapis Baja IDF, tewas dalam pertempuran di Gaza utara pada hari Rabu. (SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM)


Letnan Kolonel Salman Habaka (33 tahun), dari Yanuh-Jat, seorang komandan di Batalyon ke-53 dari Brigade Lapis Baja 188, tewas dalam pertempuran di Jalur Gaza utara.

Tewasnya Salman Habaka adalah korban ke-18 dari pihak tentara Israel yang tewas dalam operasi serangan darat ke Gaza.

Diketahui, operasi militer darat Israel dilaporkan telah secara efektif mengepung Kota Gaza

Badan kemanusiaan PBB pada Kamis (2/11/2023) menyatakan Gaza sudah terputus dari wilayah kantong lainnya dan menjebak ratusan ribu orang dalam pengepungan total.

Menurut badan tersebut, langkah blokade total mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan ke penduduk Gaza utara, termasuk 300.000 pengungsi.

"Makanan, air, bahan bakar, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya sudah menipis di seluruh Gaza, karena Israel berupaya melakukan pengepungan total setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel. Hanya sejumlah kecil bantuan yang sampai ke wilayah Mesir dan kelaparan sudah menyebar," The Wall Street Journal melaporkan.

Salman Habaka, Komandan Lapis Baja Israel Terbunuh
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam sebuah briefing pada Rabu (1/11/2023) mengklaim pasukan Israel telah menerobos garis depan pertahanan Hamas di utara Jalur Gaza.

Sebelumnya pada hari itu, komandan divisi 162 militer Israel, Brigjen. Jenderal Itzik Cohen, mengklaim kalau pasukan Israel berada jauh di Gaza dan berada di “gerbang Kota Gaza.”

Israel menyerang Gaza dari timur laut dekat Beit Hanoun, barat laut, dan tengah, dalam upaya untuk membelah jalur tersebut menjadi dua dan mengisolasi wilayah utara dari selatan.

Israel memulai invasi daratnya ke Gaza pada 27 Oktober, yang diperkirakan akan berlangsung lama dan berdarah di tengah perlawanan sengit dari Hamas dan faksi milisi lain Palestina.

Pada 2 November, Israel mengumumkan kematian Letkol Salman Habaka (33), komandan Batalyon 53 Brigade Lapis Baja ke-188, yang dibunuh oleh pejuang Hamas yang mempertahankan Gaza utara.

Habaka adalah perwira berpangkat tertinggi yang terbunuh sejak serangan darat di Gaza dimulai, dan meninggalkan seorang istri dan seorang putra berusia dua tahun.

Jumlah total korban tentara Israel sejak awal perang mencapai 333 orang, dan sejak serangan darat ke Gaza dimulai, 18 tentara telah gugur dalam pertempuran tersebut.

Militer juga melaporkan bahwa dua perwira dan satu tentara terluka parah dalam pertempuran di Gaza utara, dan seorang tentara wanita dari Batalyon Caracal terluka parah di dekat perbatasan Mesir ketika jip yang ditumpanginya terbalik dalam operasi militer.

Keluarga tentara yang terluka telah diberitahu mengenai kondisi mereka.

Habaka terlihat dalam rekaman beberapa hari sebelum dimulainya serangan darat di Gaza.

“Saya ingin menyampaikan kepada Anda semua bahwa Batalyon ke-53 dan tank-tanknya, dengan segala kejayaan dan kekuatannya, siap menghadapi tantangan apa pun,” ujarnya.

“Kami membuat persiapan untuk menyerang musuh tanpa henti.”

“Saya menepuk punggung kalian masing-masing, dan saya berharap rakyat Israel terus bersatu, terus tangguh karena hanya bersama-sama kita akan mengetahui kekuatan kita. Kita tidak punya pilihan lain; inilah waktunya untuk bersatu, saatnya bersatu, saatnya bersatu.” untuk mendukung satu sama lain, dan mendorong diri kita menuju satu tujuan – kemenangan. Kita tidak punya pilihan lain. Menuju kemenangan." Setelahnya, komandan militer zionis Israel itu meregang nyawa di medan tempur Jalur Gaza.


Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com

Baca juga: Cek Harga Emas Hari Ini, Kembali Mengalami Kenaikan Usai Terus-terusan Turun

Baca juga: Pejuang Hamas Terlibat Perang Sengit saat Penjajah Israel Kepung Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Utara

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved