Salam
Waspadai Penggiringan Rohingya ke Aceh
Pada Minggu (19/11/2023), dilaporkan ada tiga titik pendaratan Rohingya yaitu di Pantai Pasi Berandeh, Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Pidie sebanyak
HARIAN Serambi Indonesia edisi Senin (20/11/2023) memberitakan, Aceh saat ini ‘dibanjiri’ imigran Rohingya. Mereka masuk melalui pesisir Kabupaten Pidie, Bireuen, hingga Aceh Timur. Meski di antaranya sempat ditolak masuk oleh warga setempat, tapi akhirnya berhasil juga naik ke darat setelah menyusup secara diam-diam pada dini hari.
Pada Minggu (19/11/2023), dilaporkan ada tiga titik pendaratan Rohingya yaitu di Pantai Pasi Berandeh, Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Pidie sebanyak 220 orang, di Kecamatan Gandapura, Bireuen, 240 orang, dan di Aceh Timur 35 orang. Kuat dugaan, mereka adalah migran yang sebelumnya ditolak masuk oleh warga Bireuen dan Aceh Utara. Ini merupakan gelombang ketiga kedatangan mereka dalam beberapa hari terakhir.
Gelombang pertama masuk pada Selasa (14/11/2023) di pesisir pantai Gampong Blang Raya, Kecamatan Muara Tiga, Pidie, sebanyak 200 orang. Kemudian pada Rabu (15/11/2023), sebanyak 147 orang mendarat di Pantai Beurandeh, Kecamatan Batee, Pidie. Jika ditotal, keseluruhan Rohingya yang masuk ke Aceh dalam seminggu terakhir mencapai 842 orang.
Warga Gampong Kulee, Kecamatan Batee, Pidie, baru mengetahui keberadaan imigran Rohingya saat waktu subuh. Mereka sudah berada di meunasah setempat yang hanya berjarak 1 kilometer dari bibir pantai. "Kami duga ada yang menggiring Rohingya ke meunasah," kata Keuchik Kulee, Tgk Muhammad, kepada Serambi, Minggu (19/11/2023). Di Bireuen, imigran tersebut sudah berada di meunasah dan permukiman penduduk sekitar pukul 02.00 WIB. Demikian juga di Aceh Timur, keberadaan imigran Rohingya dilaporkan sekitar pukul 05.00 WIB.
Sebagai wujud rasa kemanusiaan kepada para imigran tersebut, selama ini sudah berkali-kali warga Aceh di berbagai kabupaten/kota terutama wilayah pesisir utara menampung pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah provinsi ujung barat Indonesia ini. Tapi, kali ini hampir semua kampung yang disinggahi oleh kapal pengangkut Rohingya, menolak untuk menampung mereka. Kondisi itu jauh berbeda dengan sebelumnya, di mana hampir semua masyarakat Aceh menyambut Rohingya dengan penuh rasa persaudaraan dan kekeluargaan.
Kita semua tentu bertanya mengapa imigran Rohingya yang sudah ditolak oleh masyarakat Aceh, tetapi mereka tetap saja berusaha agar bisa menginjakkan kakinya di Tanah Rencong. Apakah hal itu karena selama ini pengungsi tersebut merasa nyaman dengan penyambutan, bantuan, dan pelayanan yang diberikan oleh masyarakat Aceh? Atau sebaliknya, ada pihak-pihak yang sengaja menggiring Rohingya masuk ke Aceh. Sebab, masyarakat Aceh diketahui suka membantu, apalagi Rohingya yang sebagian besar beragama Islam.
Di balik semua alasan itu, para stakeholder terkait di Aceh tentu harus bekerja ekstra mewaspadai kemungkinan penggiringan Rohingya masuk ke wilayah provinsi ini yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebab, pihak-pihak yang menggiring pengungsi itu bukan tak mungkin akan memperoleh keuntungan pribadi dari kegiatan tersebut. Sementara para imigran itu hanya akan menjadi korban ‘permainan’ oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Hal yang lebih memilukan lagi adalah jika imigran Rohingya tersebut merupakan korban yang sudah dimintai sejumlah uang oleh oknum yang tak bertanggung jawab itu dengan alasan mereka akan ditampung di Aceh, di mana masyarakatnya terkenal ramah dan penyayang terhadap sesama, terutama mereka yang beragama Islam seperti Rohingya. Untuk itu, butuh kerja sama dari UNHCR, pemerintah, dan lembaga terkait lainnya, untuk memastikan bahwa Rohingya yang masuk ke Aceh bukan karena digiring oleh pihak-pihak tertentu yang tidak bertanggung jawab. (*)
POJOK
Aceh ‘banjir’ imigran Rohingya
Memang nasib, sudah ditolak tapi mereka tetap masuk ke Aceh
Persiraja Banda Aceh dan PSMS Medan saling lapor ke PSSI
Kalau begini, PSSI tak boleh ‘berdiri sebelah’ kan? He..he..he…
Ganjar rayu JK dukung dirinya
Untuk hal ini, ‘lebih cepat lebih baik’ tidak berlaku Pak JK ya?
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.