Sosok Emily Hand, Sandera Berusia 9 Tahun yang Disebut Israel telah Dibunuh, Ternyata Masih Hidup

Emily sebelumnya dilaporkan dibunuh oleh Hamas saat militan Palestina itu melakukan invasi di Kibbutz Be'eri pada 7 Oktober 2023.

Editor: Amirullah
Israel Army / AFP
Gambar selebaran ini dirilis oleh tentara Israel, menunjukkan mantan sandera Irlandia-Israel berusia 9 tahun Emily Hand memeluk ayahnya di sebuah rumah sakit di Israel setelah dibebaskan oleh Hamas, di tengah operasi pertukaran sandera terhadap tahanan antara Hamas dan Israel, pada bulan November 26 November 2023. Hamas pada tanggal 25 November membebaskan kelompok kedua warga sipil Israel dan asing yang mereka sandera di Jalur Gaza dengan imbalan tahanan Palestina, setelah penundaan tak terduga selama berjam-jam yang membuat gelisah. Pihak berwenang Israel mengatakan 13 warga Israel dan empat warga negara Thailand telah kembali ke Israel. 

"Seorang anak tak berdosa yang hilang kini telah ditemukan dan dikembalikan, kami bisa bernapas lega. Doa kami telah terkabul," cuit dia.

Pernyataan Varadkar tersebut menuai kecaman dari pejabat Israel dan kelompok Yahudi.

Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, mengatakan pihaknya telah memerintahkan stafnya memanggil duta besar Irlandia untuk memberi teguran.

Varadkar merupakan salah satu kritikus paling vokal di Barat terhadap respons militer Israel di Gaza, yang telah menewaskan sekitar 14.000 warga Palestina.

Ia menggambarkan tindakan Israel awal bulan ini sebagai “sesuatu yang mendekati balas dendam.”

Fatah Serukan agar Serangan Israel Dihentikan

Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (AFP)

Sementara itu, kelompok politik Palestina, Fatah, menyerukan agar "agresi (serangan) Israel yang menargetkan warga sipil di Jalur Gaza dan Tepi Barat, dihentikan secara komprehensif dan permanen".

Seruan ini disampaikan setelah pertemuan para anggota Komite Sentralnya.

Dalam sebuah pernyataan, Fatah juga mengatakan pihaknya menolak segala upaya yang mengusir lebih banyak warga sipil dari tanah Gaza.

Hal ini buntut munculnya laporan soal upaya mengusir warga Palestina dari Gaza.

"Kami tidak akan membiarkan satu inci pun tanah mereka dijajah, tidak peduli berapa pengorbanannya," kata Fatah dalam pernyataannya, dilansir AlJazeera.

Fatah juga menyerukan komunitas internasional "untuk mengakui negara Palestina yang merdeka".

Fatah dipimpin oleh Mahmoud Abbas, yang juga Presiden Otoritas Palestina (PA), yang kepemimpinannya mendapat tantangan dari banyak faksi di masyarakat Palestina.

Update Terkini

Dikutip dari AlJazeera, berikut ini perkembangan terkini situasi terkait pendudukan Palestina oleh Israel, per Senin (27/11/2023):

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved