KENA Mental Diserang di Medsos, Israel Minya Meta dan TikTok untuk Hapus 8000 Akun Pendukung Hamas

Setelah terjepit, Israel kini meminta media sosial Meta dan TikTok menghapus lebih dari 8000 konten pro-Palestina.

Editor: Amirullah
TRIBUNNEWS
MENANGIS - FOTO FILE Seorang tentara Israel dari Brigade Golani (pasukan infanteri IDF) menangis saat menghadiri pemakaman Komandannya, Max Steinberg, pada 23 Juli 2014. (TRIBUNNEWS) 

SERAMBINEWS.COM - Pasukan Israel kena mental di serang di media sosial.

Selain menghadapi pasukan pembela Palestina dalam perang, Israel rupanya juga diserang melalui media sosial.

Setelah terjepit, Israel kini meminta media sosial Meta dan TikTok menghapus lebih dari 8000 konten pro-Palestina.

Dilansir Forbes.com, Meta dan TikTok telah menerima lebih dari 8000 permintaan dari Israel untuk menghapus konten-konten pro-Palestina.

Menurut kantor kejaksaan Israel, ribuan konten tersebut melanggar kebijakan.

Adapun saat ini, 94 persen konten di situs utama yang ditandai telah dihapus.

Selain konten, Israel juga meminta agar beberapa lagu yang memuji Hamas yang “berfungsi sebagai soundtrack untuk ribuan video di TikTok,” agar dihapus.

Terkait hal ini, pihak TikTok mengatakan bahwa kebijakannya adalah menghapus semua konten pro-Hamas setelah konten tersebut teridentifikasi.

Termasuk menghapus video yang memutar lagu-lagu tentang perjuangan pembela Palestina.

Diketahui, kebijakan untuk memoderasi konten yang melanggar berbeda-beda di setiap platform.

Namun Google, TikTok, dan Facebook melarang materi yang mempromosikan atau diproduksi oleh kelompok tertentu termasuk Hamas.

Hampir 60 persen dari total 9.500 permintaan penghapusan konten dari kantor kejaksaan hingga situs sosial besar ditujukan kepada Facebook dan perusahaan induk Instagram.

Angka tersebut dibandingkan dengan 26 persen yang diperoleh TikTok, menurut data yang diberikan oleh agensi tersebut.

Sepuluh persen dari permintaan tersebut ditujukan ke X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter; permintaan yang dikirim ke YouTube dan Telegram keduanya turun di bawah 5 persen.

Badan pemerintah tersebut mengatakan kepada Forbes bahwa permintaan penghapusan terhadap semua raksasa media sosial telah meningkat 10 kali lipat sejak serangan Hamas.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved