Megawati Sindir Penguasa Bertindak Seperti Zaman Orde Baru, Ini Kata Istana dan TKN Prabowo-Gibran

Pernyataan Megawati ini disambut dengan sorak-sorai dari ribuan relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang mengikuti pidato tersebut.

Editor: Faisal Zamzami
Kompas.com
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpidato saat penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10/2023) 

SERAMBINEWS.COM - Ketua Umum (Ketum) PDI-P Megawati Soekarnoputri mengaku jengkel dengan sikap penguasa saat ini yang menurutnya ingin bertindak seperti penguasa di masa Orde Baru.

Hal ini disampaikan Megawati saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Relawan Ganjar-Mahfud yang dihadiri pimpinan organ relawan pendukung se-Pulau Jawa di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta, Senin (27/11/2023).

"Mestinya Ibu enggak boleh ngomong gitu tapi Ibu jengkel. Karena republik ini penuh pengorbanan tahu tidak. Kenapa sekarang kalian yang pada penguasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" kata Megawati.

Pernyataan Megawati ini disambut dengan sorak-sorai dari ribuan relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang mengikuti pidato tersebut.

Banyak pula dari mereka yang berdiri dari kursi lalu meneriakkan kata "lawan" dengan berulang-ulang.

Sorak-sorai para relawan itu pun direspons Ganjar dengan meneriakkan seruan untuk memenangkan dirinya dan Mahfud MD dalam satu putaran.

"Benar tidak, benar tidak? Merdeka, merdeka, merdeka! Menang kita Ganjar-Mahfud satu putaran!" teriak Megawati.


Megawati pun mengatakan, ia seorang manusia yang juga punya rasa jengkel apabila tidak dihormati. Padahal, ia merupakan seorang mantan presiden.

"Ya bayangkan, kok saya tidak seperti dihormati ya. Lho, kenapa? Lho saya jelek-jelek pernah Presiden lho, dan masih diakui dengan nama Presiden ke-5 Republik Indonesia lho," kata Megawati.

Lebih lanjut, Megawati mengajak rakyat Indonesia untuk tidak takut melawan kecurangan yang mungkin terjadi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

"Kita kan rakyat Indonesia, polisi juga rakyat Indonesia, yang namanya tentara rakyat Indonesia, aparat juga rakyat Indonesia. Benar apa benar? Insyaf makanya, jangan takut," ujar Megawati.

Baca juga: VIDEO Isi Obrolan Gibran saat Sungkem dengan Megawati Meski Beda Kubu di Sela Pengundian KPU

Tanggapan Istana

 Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana merespons pernyataan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang menilai pemerintahan saat ini tak ubahnya seperti zaman orde baru (Orba). 

Ari mengaku pernyataan tersebut sah saja di negara demokrasi.

"Negara demokrasi ya, semua orang bisa berpendapat, membuat penilaian. Saya kira itu cermin negara demokrasi," kata Ari di Istana Negara, Jakarta, Selasa (28/11).

Ari selanjutnya tidak ingin mengomentari pernyataan Megawati itu lebih lanjut. 

Ia menegaskan kritik itu merupakan hak dan kewenangan Megawati yang juga merupakan Ketua Umum PDIP.

Ia juga enggan mengomentari apakah maksud pernyataan Megawati itu terkait juga dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diduga memuluskan langkah putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres

"Aku enggak memberi komentar, negara demokrasi, itu saja," imbuhnya.

Respon TKN Prabowo-Gibran

Sementara itu, Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, menilai pernyataan Megawati adalah bentuk kegelisahan partai pengusung yang gagal menjadikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai petugas partai politik. 

Meski demikian, Nusron menghormati pernyataan Megawati itu. 

Ia juga menghormati Megawati sebagai Presiden ke-5 RI dan Putri dari Presiden ke-1 RI, Soekarno. 

"Statement yang disampaikan Bu Mega itu adalah statemen kegelisahan sebagai orang tua, kegelisahan sebagai partai pengusung yang kebetulan sebetulnya berharap supaya Pak Jokowi itu dijadikan alat partai politik dan petugas partai politik tertentu."

"Tetapi, Pak Jokowi lebih memilih menjadi petugas negara dan petugas rakyat daripada menjadi petugas partai politik," ujar Nusron Wahid di Media Center Prabowo-Gibran, Jakarta Selatan, Selasa (28/11/2023).

Nusron pun mengingatkan, bahwa kekuasaan penguasa saat ini yakni Presiden Jokowi diusung PDIP sejak 2014. 

"Kekuasaan hari ini itu dibentuk oleh Ibu Megawati itu sendiri selama 10 tahun, karena Pak Jokowi itu pada Pemilu Presiden tahun 2014 diusung oleh PDI-P, dan didukung ramai-ramai, termasuk kami juga mendukung. Dan pada tahun 2019 juga didukung oleh PDI-P," ujarnya. 

Nusron pun membantah jika Jokowi berkuasa dengan gaya zaman orde baru.

Ia mengaku tak melihat ada tanda-tanda orde baru di pemerintahan saat ini.

Nusron mengatakan, jika saat ini kembali ke masa Orde Baru, pasti kekuasaannya tersentralisasi hanya di tangan satu partai.

Namun, nyatanya, ada banyak kader partai politik yang duduk di kursi pemerintahan.

"Dulu zaman Orde Baru kekuasaan itu hanya satu partai. Sekarang apakah ciri-ciri itu ada dalam diri Pak Jokowi? Tidak ada."

"Kekuasaan ini terdesentralisasi ke berbagai partai. Menko Perekonomian-nya dari Golkar, kemudian Menteri Aparatur Negara itu dari PDI-P." 

"Jadi kalau kemudian pemerintahan hari ini dikatakan orde baru ciri-ciri orde baru adalah sentralisasi kekuasaan di tangan satu partai. Hari ini tidak ada sentralisasi kekuasaan di tangan satu partai," katanya. 

Sebelumnya, Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pemilu Presiden (TKRPP) mengundang ribuan relawan se-Pulau Jawa untuk mendengarkan paparan para ketua umum, pasangan calon Ganjar-Mahfud, dan Pimpinan TPN.

Megawati yang saat itu duduk di samping Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud MD, Arsjad Rasjid, tampak berapi-api saat berpidato. 

Megawati menyebut pihak yang saat ini baru berkuasa di Indonesia hendak bertindak seperti di rezim orde baru. 

"Mengapa sekarang kalian yang baru berkuasa, sekarang mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru?" ucap Mega disambut riuh teriakan relawan. 

Republik Indonesia, kata Megawati, dibangun penuh perjuangan namun dicederai dengan sikap tersebut. 

Megawati kemudian mengajak para relawan untuk melawan sikap-sikap yang dimaksud itu. 

"Berani tidak?" tanya Mega ke para relawan.

Pertanyaan itu bahkan diulang sebanyak tiga kali oleh Megawati

"Berani," teriak para relawan. 

"Lawan, lawan, lawan," timpal para relawan.  

Baca juga: Profil dan Karier Megawati Hangestri, Atlet Voli Indonesia yang Tampil Gemilang di Korsel

PDIP Sempat Sebut Prabowo-Gibran Cerminan Neo Orde Baru

Ketua DPP PDIP Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat. (Fersianus Waku)
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat juga pernah menuding pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai cerminan neo-Orde Baru masa sekarang.

Maka dari itu, PDIP memastikan bahwa pasangan calon yang mereka usung, yakni Ganjar Pranowo-Mahfud MD akan terus memperkuat demokrasi.

Djarot pun meminta seluruh partai politik pendukung Ganjar-Mahfud untuk bersatu menghadapi mereka berdua.

"Terus bergerak, Ganjar-Mahfud MD pastikan akan terus perkuat demokrasi. Bersama kita hadapi Prabowo-Gibran sebagai cerminan Neo-Orde Baru masa kini," ujar Djarot, Sabtu, (4/11/2023).

Djarot mengatakan, kemenangan dimulai dari rakyat yang memfokuskan pergerakan di akar rumput atau lingkup paling bawah.

Djarot kemudian menyinggung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang batas usia capres dan cawapres yang membuka jalan bagi Gibran untuk menjadi cawapres.

"Spiritualitas bangsa Indonesia mengajarkan bahwa tidak ada tempat bagi mereka yang demi ambisi kekuasaan, dan cinta terhadap keponakan, lalu MK dikebiri, dan demokrasi pun mati," tutur Djarot.

"Kini kekuatan moral lahir kembali. Inilah fondasi terpenting Ganjar-Mahfud MD, kokoh pada moral kebenaran dan berdedikasi total pada rakyat, bangsa, dan negara, bukan pada keluarga," lanjutnya. 

Ia menyebutkan, PDIP percaya pada integritas Majelis Kehormatan MK untuk benar-benar obyektif dan mengedepankan sikap kenegarawanan. 

Baca juga: VIDEO - Israel Terkejut, Hamas Perlakukan Baik Tawanannya di Gaza

Baca juga: VIDEO Masuki Perairan Timur Tengah, Kapal Amerika Terpaksa Putar Balik Ditegur Kapal Militer Iran

Baca juga: Prabowo Kirim Bantuan Rp 5 Miliar dan RS Apung ke Palestina, TKN: Langsung dari Pribadi

Tribunnews.com: Soal Megawati Wanti-wanti Penguasa Bak Orde Baru, Ini Kata Istana dan TKN Prabowo-Gibran

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved