Kereta Api

Heboh, Whoosh! Kereta ‘Superboros’ Era Jokowi, Bisa Bangkrutkan Negara, Setara 5 Menara Burj Khalifa

Pernyataan ini menampar keras harapan COO Danantara, Dony Oskaria, yang berharap pemerintah bersedia menyelamatkan

|
Editor: Ansari Hasyim
dok. BRI
Peresmian kerja sama layanan penyediaan dan pembayaran tiket di antara PT KCIC dan PT KAI. 

Ringkasan Berita:
  • Sebagai pembanding: satu Burj Khalifa di Dubai seharga Rp 24,95 triliun. 
  • KCJB yang totalnya hampir 5 kali lipat itu, masih belum menjamin bisa mengangkut penumpang secara efisien.
  • Proyek ini kini jadi contoh nyata bagaimana ambisi besar bertemu manajemen buruk, dan korban utamanya adalah kantong rakyat.

 

SERAMBINEWS.COM - Indonesia resmi punya monster finansial bernama Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh

Dalam hitungan hari, polemik proyek superboros ini kembali meledak setelah publik menyadari BUMN negara ini tengah menanggung kerugian triliunan rupiah untuk kereta yang nyaris tak berguna.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan, “APBN tidak akan dijadikan ATM untuk membayar utang KCIC.” 

Pernyataan ini menampar keras harapan COO Danantara, Dony Oskaria, yang berharap pemerintah bersedia menyelamatkan proyek gagal ini.

Kerugian? PSBI, pemegang saham mayoritas KCIC, sudah merugi Rp 4,2 triliun sepanjang 2024, dan dalam enam bulan pertama 2025, tambah Rp 1,6 triliun lagi. 

Jumlahnya bisa membangun hampir 5 Burj Khalifa—gedung pencakar langit tertinggi di dunia!

Dan ini baru permulaan. 

Proyek ini dihantui cost overrun Rp 19,96 triliun. Total biaya investasi kini Rp 120,95 triliun, lebih mahal dari tawaran Jepang melalui JICA sebesar Rp 102,92 triliun dengan bunga super rendah 0,1 persen.

Baca juga: Korupsi Kereta Cepat Whoosh, Mahfud MD Ungkap 3 Menteri Jokowi Jilid Pertama Bisa Diperiksa KPK

Pakar infrastruktur bahkan menyebut proyek ini “lebih absurd daripada membangun kota di awan”. 

Rute pendek, biaya gila, dan konsep yang ditolak dunia internasional menjadikan KCJB simbol pemborosan nasional. 

Singapura dan Malaysia saja membatalkan proyek kereta cepat mereka setelah sadar borosnya anggaran.

Sebagai pembanding: satu Burj Khalifa di Dubai seharga Rp 24,95 triliun. KCJB yang totalnya hampir 5 kali lipat itu, masih belum menjamin bisa mengangkut penumpang secara efisien.

Saking mahalnya, publik bertanya, “Apakah kita membangun kereta cepat atau membiayai landmark futuristik yang tidak realistis?” 

Proyek ini kini jadi contoh nyata bagaimana ambisi besar bertemu manajemen buruk, dan korban utamanya adalah kantong rakyat.

Jika tren kerugian berlanjut, bukan tak mungkin, suatu hari, proyek ini akan masuk buku sejarah sebagai proyek infrastruktur paling boros sepanjang masa, dan mungkin menjadi meme global tentang “kereta tercepat menuju kebangkrutan.”(*)

Berita ini sudah tayang di kompas.com dengan judul 1 Whoosh Setara Bangun Hampir 5 Menara Burj Khalifa

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved