Berita Banda Aceh

Titik Nol Kesultanan Aceh di Gampong Pande Memenuhi Syarat Didaftarkan Sebagai Situs Warisan Dunia

Titik Nol Kesultanan Aceh yang berada di Gampong Pande sudah memenuhi syarat didaftarkan sebagai Situs Sejarah Kota Tua dan Situs Warisan Dunia.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
FOR SERAMBINEWS.COM
Cucu Sultan Aceh yang juga pemimpin Darud Donya Aceh, Cut Putri berdiri di Titik Nol Kesultanan Aceh yang berada di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh. 

Titik Nol Kesultanan Aceh di Gampong Pande Memenuhi Syarat Didaftarkan Sebagai Situs Warisan Dunia

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Cucu Sultan Aceh yang juga pemimpin Darud Donya Aceh, Cut Putri mengatakan, bahwa Titik Nol Kesultanan Aceh yang berada di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh sudah memenuhi syarat didaftarkan sebagai Situs Sejarah Kota Tua dan Situs Warisan Dunia atau World Heritage kepada UNESCO.

"Hal ini tengah kita diskusikan dan persiapkan bersama UNESCO dan Kementerian Pariwisata di Jakarta", kata Cut Putri, dalam keterangan pers yang diterima Rabu (29/11/2023).

Menurut dia, sudah ada beberapa situs yang didaftarkan dari Aceh ke UNESCO, diantaranya Hikayat Aceh Sultan Iskandar Muda dan Jalur Rempah Aceh Turki.

Sementara yang telah diakui baru satu yaitu Hikayat Aceh Sultan Iskandar Muda, sedangkan Jalur Rempah Aceh Lada Sicupak Turki sedang dalam proses.

Selanjutnya yang layak didaftarkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO adalah Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam Gampong Pande, yang dalam sejarah merupakan titik pertemuan perdagangan antar bangsa-bangsa dan titik keberangkatan jamaah haji nusantara.

Baca juga: Kota Kuno Gordion di Turkiye Masuk Daftar Warisan Dunia UNESCO

Aktivis Mapesa memasang tali pembatas di kompleks makam ulama dan bangsawan Kesultanan Aceh Darussalam
Aktivis Mapesa memasang tali pembatas di kompleks makam ulama dan bangsawan Kesultanan Aceh Darussalam (MAPESA)

“Banyaknya manuskrip sejarah, tulisan para penjelajah asing, dan peta-peta tentang Pelabuhan Bandar Aceh Darussalam, jelas membuktikan bahwa para pedagang dari berbagai belahan dunia datang ke Aceh sejak zaman dahulu,” ujar Cut Putri.

Dikatakannya, UNESCO mengakui bahwa Kawasan Pelabuhan Bandar Aceh di Gampong Pande menjadi penghubung antar bangsa dan negara di dunia.

Bandar Aceh Darussalam kini sudah berusia 818 Tahun, sehingga Kota Banda Aceh adalah sebuah Kota Tua Peradaban tertua, bahkan diakui sebagai kota Islam yang tertua di Asia Tenggara.

"Rupanya Gampong Pande sangat terkenal di dunia, bahkan UNESCO pun tahu sejarahnya,” terang ", terang Cut Putri.

Baca juga: UNESCO Masukkan Situs Kerajaan Kuno Yaman dan Taman Beton Modern Lebanon Dalam Bahaya

Dalam diskusinya dengan Ketua Tim Percepatan Pengembangan wisata sejarah, religi, tradisi dan seni budaya Kemenparekraf mengharapkan, agar Kawasan Situs Cagar Budaya Gampong Pande dapat segera dipulihkan dari timbunan sampah dan proyek tinja.

“Karena kawasan Desa Wisata Gampong Pande sangat potensial dikembangkan sebagai destinasi wisata kelas dunia", ujar Cut Putri.

Di Kawasan Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam juga banyak terdapat artefak, tapak bangunan-bangunan kuno, dan kompleks pemakaman kuno, baik yang tampak di permukaan, maupun yang masih tertimbun, karena efek Gempa dan Tsunami di Aceh yang telah berkali-kali terjadi.

Menjadikan Kawasan Cagar Budaya Gampong Pande sebagai World Heritage UNESCO atau Situs Warisan Dunia, merupakan langkah maju menjaga situs sejarah Aceh, sebagai bagian dari Pusaka Peradaban Dunia.

"Dengan langkah sistematis pemerintah, bekerjasama dengan LSM peduli sejarah dan berbagai elemen masyarakat, maka akan mudah mendaftarkan Titik Nol Kesultanan Aceh Darussalam ke UNESCO, untuk peradaban Aceh yang mendunia", pungkas Pemipin Darud Donya ini. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved