Perang Gaza

Dukung Israel, AS Tolak Gencatan Senjata di Gaza Melalui Hak Veto di PBB, Jutaan Warga Menderita

Amerika Serikat mendukung klaim Israel bahwa mengakhiri perang sebelum Hamas dibubarkan dan disingkirkan dari kekuasaan di Jalur Gaza hanya akan memas

Editor: Ansari Hasyim
File Anadolu Agency
ILUSTRASI - Sidang Dewan Keamanan PBB 

SERAMBINEWS.COM - Amerika Serikat kembali memveto sebuah resolusi di Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat yang menuntut gencatan senjata permanen dalam perang Israel-Hamas, meskipun para pemimpin senior PBB memperingatkan bahwa tanpa adanya penghentian pertempuran maka konflik tersebut akan hampir berakhir.

Mustahil memberikan bantuan kepada jutaan warga Palestina yang terjebak di zona perang.

Amerika Serikat mendukung klaim Israel bahwa mengakhiri perang sebelum Hamas dibubarkan dan disingkirkan dari kekuasaan di Jalur Gaza hanya akan memastikan konflik akan meletus lagi di masa depan dan akan ada lebih banyak serangan terhadap Israel seperti yang terjadi pada 7 Oktober 2023, di mana 1.200 warga Israel terbunuh.

Baca juga: VIDEO - Buta akibat Perang di Gaza, Nasib 100 Tentara Israel Didepak dari Medan Perang

Duta Besar Robert Wood, mewakili AS, mengatakan kepada Dewan bahwa gencatan senjata yang segera dan tanpa syarat bukan hanya tidak realistis tetapi juga berbahaya, hal ini hanya akan membuat Hamas mampu berkumpul kembali dan mengulangi apa yang dilakukannya pada 7 Oktober.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, telah meminta Dewan sebelum pemungutan suara untuk memberlakukan gencatan senjata karena konflik tersebut telah menciptakan bencana kemanusiaan dan mengancam stabilitas dunia.

Tiga belas dari 15 anggota Dewan memberikan suara mendukung tindakan gencatan senjata. Inggris abstain, dan Amerika Serikat, yang mempunyai hak veto, hanya memberikan suara tidak.

Baca juga: Merinding, Al-Qassam Tembakkan Roket Salvo MLR-90 Terbaru, Tel Aviv akan Dibakar, al-Quds Dibebaskan

Resolusi tersebut telah diajukan oleh Uni Emirat Arab, satu-satunya anggota Dewan Arab.

Wakil duta besar UAE Mohamed Abushahab, mengatakan sangat disesalkan bahwa di tengah kesengsaraan yang tak terhitung dan peringatan serius serta seruan dari para pelaku kemanusiaan, Dewan Keamanan PBB telah gagal menerapkan gencatan senjata.

Setelah lebih dari dua bulan perang dan ribuan orang tewas, katanya, tidak ada yang bisa dilakukan atau dikatakan selain menuntut agar perang ini diakhiri. Pentingnya menyelamatkan sebanyak mungkin nyawa saat ini harus menggantikan pertimbangan lainnya.

Mendesak Dewan Keamanan untuk mendukung resolusi tersebut, perwakilan Palestina, Riyad Mansour, mengatakan jutaan nyawa berada dalam bahaya.

“Semuanya sakral, layak diselamatkan,” katanya. “Bagaimana seseorang bisa membenarkan pembantaian seluruh rakyat?”

Selama dua bulan perang antara Israel dan Hamas, ada beberapa upaya di Dewan Keamanan untuk meloloskan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata dalam konflik tersebut.

Amerika Serikat memblokir upaya tersebut, dengan alasan bahwa Israel mempunyai hak untuk membela diri.

Namun bulan lalu, Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara mengenai resolusi yang menyerukan penghentian kemanusiaan dalam perang tersebut, dan meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza, yang menandai satu-satunya saat Washington mengizinkan resolusi terkait perang tersebut disahkan.

Rusia dan Tiongkok memveto resolusi yang diajukan Amerika Serikat karena tidak menyerukan gencatan senjata.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved