66 Persen Warga Aceh Masih BAB Sembarangan di Tempat Terbuka, Tertinggi Gayo Lues

Kepala Dinas Kesehatan Aceh dr Munawar. Sebanyak 66,65 persen warga Aceh masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka per November 2023

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/SARA MASRONI
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Munawar menyebut sebanyak 66,65 persen warga Aceh masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka hingga November 2023. 

"Sudah 30 kasus dan tiga kematian di Aceh akibat difteri per Oktober 2023," ungkap dr Iman.

Kasus difteri tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi peningkatan di beberapa kabupaten/kota seperti Pidie, Banda Aceh, Aceh Besar dan Aceh Jaya.

 

Kunjungan Serambi ke Dinkes Aceh
Kiri ke kanan - Kabid P2P Dinkes Aceh dr Iman Murahman, Kabid Kesmas Dinkes Aceh dr Sulasmi, Kadinkes Aceh Aceh dr Munawar, Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia Zainal Arifin M Nur, Wakil Pemimpin Perusahaan Firdaus Darwis, Manajer Iklan Hari Teguh Patria dan Wakil Manajer Iklan Kurniadi saat berkunjung ke Dinkes Aceh membahas peningkatan kesehatan dan penurunan angka stunting Aceh, Senin (11/12/2023).

 

Kecilnya Penurunan Stunting di Aceh

Selanjutnya Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Aceh, dr Sulasmi mengatakan, kasus stunting di Aceh hanya turun 1 persen antara 2021-2022.

Sementara target penurunan stunting pada 2024 sebesar 14 persen.

"Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan Aceh penurunannya sedikit sekali," kata dr Sulasmi.

Kasus ini menurutnya harus diintervensi agar anak-anak Aceh segera keluar dari masalah stunting dan tidak ada kasus baru ke depannya.

Salah satu caranya dengan mendorong para remaja putri dan ibu hamil untuk mengonsumsi tablet tambah darah.

Kemudian memastikan semua anak datang ke posyandu setiap bulannya untuk diukur dan ditimbang.

"Kalau tidak naik ini kita mesti curiga, karena ini calon stunting nantinya," ungkap dr Sulasmi.

Selanjutnya, Dinkes Aceh juga mengawal bersama Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Lokal agar masuk ke mulut para anak dengan tepat sasaran.

Pusat telah mengalokasikan dana langsung ke puskesmas untuk menyisir semua balita dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) agar mendapat makanan tambahan.

PMT diberikan di antara makan pagi dan siang, kemudian antara makan siang dan malam berupa kudapan atau makanan lengkap yang diberikan seminggu sekali.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved