Berita Kutaraja
Imigran Rohingya Ditempatkan di UPTD Rumoh Seujahtera Ladong, Pemerintah Beri UNHCR Waktu 1 Minggu
“Batas waktu yang diberikan oleh pemerintah hanya seminggu saja di UPTD itu. Setelahnya kita menunggu hasil solusi dari pihak UNHCR,” tukas Azman.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
Muhammad Along, salah seorang pengungsi Rohingya yang bisa berbahasa Melayu mengaku, mereka membayar 20 ribu Saka (mata uang Bangladesh), agar bisa keluar dari kamp pengungsian Kutu Palong, Cox’s Bazar, Bangladesh.
Mereka menempuh waktu selama satu bulan di lautan hingga bisa mendarat ke Aceh.
Ia bersama dua anak yang masih berumur sekitar tiga tahun itu terluntang-lantung di lautan.
Tidak ada tujuan khusus mereka ingin kemana.
Terpenting, kata dia, mereka bisa keluar dari kamp pengungsian di Bangladesh.
“Kami di sana susah. Kalau keluar ditembak oleh pihak keamanan Bangladesh. Kalau saya yang penting bisa keluar, baik itu Indonesia, Malaysia, maupun Thailand,” katanya.
Dia mengatakan, tiap malam saat di kamp mereka tidak bisa tidur. Mereka tidak merasa aman.
Pasalnya, tiap malam terjadi sweeping oleh aparat setempat masuk ke kamp mereka.
Bahkan, hampir setiap malam terjadi penembakan terhadap etnis Rohingya.
“Disana tidak ada aman, rumah dibakar, kami laki-laki tiap malam harus berjaga. Polisi masuk bawa tempat,” ujarnya.
Tiap malamnya, dua hingga tiga orang meninggal dunia akibat terkena tembakan.
Mereka masuk ke dalam kamp menggunakan senjata api.(*)
Panjat Tebing Aceh Sumbang Empat Medali |
![]() |
---|
Tindak Lanjut Instruksi Gubernur, Dishub Imbau Sopir Stop Saat Waktu Shalat |
![]() |
---|
Dipicu Perusakan Kaca Mobil, Massa di Malaysia Keroyok & Cekik Warga Aceh hingga Tewas |
![]() |
---|
Prajurit Kodam IM ‘Sampoh Meunasah’ Gampong Lampaseh Banda Aceh |
![]() |
---|
Gawat! 34 Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya Beredar, Sudah Ditarik BPOM |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.