Pojok UMKM
Kain Ecoprint Tangan-Tangan Rambah Pasar Nasional
Kain-kain yang diproduksi Ecoprint bersama tiga Pengrajin Ecoprint, Marini, Sarima, dan Dasmina mulai dilirik oleh pasar-pasar Nasional.
SERAMBINEWS.COM - Memulai perjalanannya pada tahun 2020 dan resmi menggeliat di tahun 2021, Ecoprint, sebuah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kecamatan Tangan-Tangan Abdya menjadi sorotan dalam produksi kain di Indonesia.
Kain-kain yang diproduksi Ecoprint bersama tiga Pengrajin Ecoprint, Marini, Sarima, dan Dasmina mulai dilirik oleh pasar-pasar Nasional.
Ecoprint tidak hanya menjadi produsen kain berkualitas tinggi, tetapi juga menandai jejak seni yang tak terlupakan melalui motif-motif eksklusif yang ditawarkan.
Baca juga: BSI Salurkan KUR kepada 48.956 Pelaku UMKM di Aceh
Pengrajin Marini mengungkapkan, Ecoprint fokus pada produksi kain baju, mukena, dan jilbab dengan menggunakan bahan-bahan berkualitas seperti katun premium, rayon, dan sutra.
Keunikan produknya tidak hanya terletak pada bahan berkualitas tinggi, tetapi juga pada motif-motif khas seperti jarak kepiyar, jarak wuloh, nilam, dan beragam motif lainnya.

Dalam sebulan, Ecoprint mampu memproduksi 10 gulung kain atau setara dengan 20 lembar kain. Kain Ecoprint yang sudah diberi warna dan motif natural daun-daunan, untuk ukuran 2,5 meter dijual Rp 350.000/potong. Sedangkan ukuran 3 meter Rp 450.000/potong.
Yang terbuat dari bahan benang/kain sutera, harganya lebih mahal mencapai Rp 500.000-800.000/potong.
Motif kain Ecoprit yang paling banyak dicari, sebut Marini, yaitu motif daun nilam, daun ekeliptus, daun jarak, daun bambu dan daun air mata pengantin. Pembuatan kain Ecoprint di Desa Bineh Krueng, Kecamatan Tangan-Tangan, Abdya.
Baca juga: 299 Ribu Pelaku UMKM Terima Modal Usaha
Marini mengungkapkan kebanggaannya terhadap produk yang ditawarkan oleh UMKM-nya. “Produk kami sangat unik. Kain yang kami produksi tidak sama dengan yang diproduksi di tempat lain, baik dari segi warna maupun. Kita selalu menawarkan hal yang berbeda kepada konsumen kami,” katanya.
Yang membuat Ecoprint semakin istimewa adalah penggunaan metode printing tangan sebagai bagian dari proses produksinya. Menurut Marini, hal ini memberikan keunikan tersendiri pada setiap produk yang dihasilkan. “Jadi tidak sama, pasti beda. Pewarnaan kita juga menggunakan pewarna alami,” tambahnya.
Baca juga: Aceh Miliki Banyak Produk UMKM Unggulan
Ecoprint saat ini tidak hanya berkembang secara lokal, tetapi juga merambah pasar nasional. Produk-produknya telah meraih sambutan positif di berbagai kota seperti Surabaya, Pekanbaru, Sulawesi, dan hampir semua kota serta kabupaten di Aceh. “Kita juga akan memasarkan produk kita ke luar negeri,” kata Marini.
Dengan kualitas produk yang tinggi, keunikan motif, dan inovasi dalam proses produksi, Ecoprint membawa nuansa seni dalam setiap helai kain, menandai perjalanannya yang menjanjikan dalam industri UMKM di Indonesia.(*)
Kisah Owner Madu Hutan Lusera Gusma Gemayu: Pernah Ditolak, Kini Omzet Capai Belasan Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Rintis Keumamah Cutkak di Sabang, Beromzet hingga Rp 25 Juta dan Siap Tembus Pasar Luar Negeri |
![]() |
---|
Perjalanan Terasi Awaina di Langsa, Berdiri Tahun 1950-an, Hasilkan Omzet hingga Rp 12 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Owner Kj Ratna di Aceh Timur, Buka Usaha Fashion hingga Omzet Capai Rp 30 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Rani Rintis Usaha Dessert di Tengah Kesulitan Ekonomi, Kini Punya Omzet hingga Rp 45 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.