Pojok UMKM
Kisah Owner Madu Hutan Lusera Gusma Gemayu: Pernah Ditolak, Kini Omzet Capai Belasan Juta/Bulan
Memulai usaha artinya harus siap mendapat penolakan di awal-awal. Begitulah yang dialami Gusma Gemayu (39), Owner Madu Hutan Lusera dari Aceh Tamiang
Penulis: Sara Masroni | Editor: IKL
SERAMBINEWS.COM, KARANG BARU - Memulai usaha artinya harus siap mendapat penolakan di awal-awal. Begitulah yang dialami Gusma Gemayu (39), Owner Madu Hutan Lusera dari Aceh Tamiang yang kini berhasil dengan branding produknya dan punya penghasilan belasan juta rupiah per bulan.
Owner Madu Hutan Lusera itu bercerita, usahanya berdiri sejak 2019 lalu. Dirintis berawal dari keluarga yang berkegiatan dan bekerja di isu-isu lingkungan, sehingga menjadi suatu kewajiban membantu orang-orang pedalaman yang hidupnya tergantung dengan hutan.
Berawal modal kecil yang disisihkan dari gaji, serta kepercayaan dari para pencari madu hutan pohon tualang, sialang atau juga pohon raja yang awalnya didominasi oleh para pelaku-pelaku kejahatan hutan, ilegal logging dan penjerat satwa liar, akhirnya berdirilah usaha Madu Lusera.
Sejak didirikan, usaha Madu Hutan Lusera sudah melalui banyak perjalanan, mulai dari berganti nama yang awalnya Leuser Natura karena berasal dari hutan Leuser dan sudah ditetapkan UNESCO sebagai situs warisan dunia, sempat mendapat penolakan saat produk buatannya dititip ke toko dan media sosial, mendapat Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) atau Paten pada 2024 dan kini punya omzet hingga belasan juta per bulannya.
“Rata-rata omzet per bulan sekitar Rp 5 juta dan produk terjual sekitar 20 kg dengan variasi kemasan yang berbeda-beda,” ungkap Gusma kepada Serambi, Senin (28/10/2024).
“Namun omzet tertinggi pernah Rp 15 juta per bulan,” tambahnya.

Sampai di titik ini, menurutnya bukanlah perjalanan mudah. Namun Owner Madu Hutan Lusera itu selalu percaya, ketika mendapat penolakan dan satu pintu tertutup, maka masih banyak pintu-pintu lainnya yang dibukakan selama belum berhenti menyerah.
Terlebih saat merintis dikatakannya, masyarakat sudah terbiasa dengan produk lama di pasaran, sehingga perlu usaha ekstra dalam membangun kepercayaan konsumen membeli produknya, terlebih maraknya madu oplosan yang terjual.
Meski demikian, dia dipaksa kreatif dan berinovasi dalam branding produk madu hutan miliknya, mulai dari kemasan hingga pemasaran. Beberapa produknya kemudian diterima di masyarakat, mulai dari kemasan ukuran pouch (35 gr) harga Rp 10.000 sampai botol (1,5 kg) harga Rp 340.000.
Ibu dari tiga anak itu mengungkapkan, selama fokus terhadap suatu usaha, insya Allah akan selalu menghasilkan. Kemudian dia juga menekankan agar saat merintis usaha, terus belajar memasarkan produk secara digital karena, jika tidak mengikuti perkembangan zaman maka akan terus tertinggal.
“Anak dan keluarga bukan alasan untuk kita tidak belajar serta mengikuti pelatihan ke sana kemari. Malah dukungan keluarga sangat membantu kita dalam berusaha,” ucap Gusma.
Owner Madu Hutan Lusera itu juga berencana akan meluncurkan sabun madu tanpa detergen. Produk ini sempat digagas sejak lama, namun vakum karena belum memiliki izin BPOM. “Dan kami berencana membuat kemasan madu berupa kapsul, supaya lebih praktis dan jika ada yang tidak suka manis-manis, tetap bisa mengkonsumsinya,” ungkap Gusma.
Perempuan kelahiran Kejuruan Muda, Aceh Tamiang itu mengatakan, selama ini pihaknya juga sudah mendapat perhatian dari Dinas Koperasi dan UKM Aceh, baik itu dalam bentuk pelatihan-pelatihan kewirausahaan hingga bantuan sejumlah peralatan. Sempat juga mendapat bantuan showcase dan freezer untuk mendukung usahanya melalui dana aspirasi DPRA.
Dia berharap, usaha yang dirintisnya semakin berkembang dengan pemasaran yang jauh lebih luas ke depan. “Dan Jika ada hampers-hampers untuk para tamu luar yang datang ke provinsi, kami harap madu bisa diikutsertakan di dalamnya karena itu bisa menjadi promosi tersendiri bagi produk kami,” pungkasnya.
Produk Madu Lusera dapat dipesan melalui WhatsApp 082168164126, Instagram @lusera.maduhutan atau @leusernatura_aceh_tamiang, Shopee @gemayulusera dan Tokopedia Leuser Natura atau mendatangi langsung alamat di Dusun Mawar, Desa Bukit Rata, Kejuruan Muda, Aceh Tamiang. (rn)
Kisah Rintis Keumamah Cutkak di Sabang, Beromzet hingga Rp 25 Juta dan Siap Tembus Pasar Luar Negeri |
![]() |
---|
Perjalanan Terasi Awaina di Langsa, Berdiri Tahun 1950-an, Hasilkan Omzet hingga Rp 12 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Kisah Owner Kj Ratna di Aceh Timur, Buka Usaha Fashion hingga Omzet Capai Rp 30 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Rani Rintis Usaha Dessert di Tengah Kesulitan Ekonomi, Kini Punya Omzet hingga Rp 45 Juta/Bulan |
![]() |
---|
Puluhan Pelaku UMKM Meriahkan Expo UMKM Pantai Timur 2024 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.