Rohingya

Penyelidikan Polisi: Warga Aceh, Sumut dan Riau Diduga Terlibat Dalam Jaringan Kedatangan Rohingya

Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencium arus kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia diduga sangat erat dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/HENDRI
Sejumlah imigran etnis Rohingya di Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh, Senin (11/12/2023). 

Penyelidikan Polisi: Warga Aceh, Sumut dan Riau Diduga Terlibat Dalam Jaringan Kedatangan Rohingya

SERAMBINEWS.COM – Pihak kepolisian terus menyelidiki sejumlah orang yang terlibat dalam gelombang kedatangan pengungsi Rohingya di Aceh.

Sebab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencium arus kedatangan pengungsi Rohingya ke Indonesia diduga sangat erat dengan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Polresta Banda Aceh kemudian melakukan pemeriksaan intensif pada pengungsi Rohingya yang tiba di kawasan pantai Kreung Raya, Lamreh, Aceh Besar pada Minggu (10/12/2023) lalu.

Pengungsi Rohingya itu mendarat dengan jumlah 135 orang, mayoritas diantara mereka adalah wanita dan anak-anak.

Dari hasil penyelidikan dan pengembangan polisi, mengarah pada dua orang pengungsi di dalam kelompok itu.

Kedua orang tersbut diduga berperan penting dalam jaringan penyelundupan orang mulai dari Bangladesh sampai ke Indonesia.

Baca juga: Pengungsi Rohingya Sudah Masuk Pekanbaru, 13 Orang Luntang-lantung di Kota: Kami Tidur di Jalan

Etnis pengungsi Rohingya kembali diantar ke depan Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (11/12/2023).
Etnis pengungsi Rohingya kembali diantar ke depan Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (11/12/2023). (Serambinews/Indra Wijaya)

Hal itu diungkapkan Kasat Reskrim Polresta Banda Aceh, Kompol Fadhilah Aditya Pratama dalam pernyataan presnya, Kamis (14/12/2023).

“Dari saksi-saksi lain menguatkan diduga ada transaksi, ada keuntungan yang dimiliki, dan memang ada yang mengendalikan atau merekrut sekian ratus orang etnis Rohingnya yang masuk ke Aceh," ungkap Fadilah, dikutip dari Kompas.com

Selain memeriksa saksi-saksi, polisi juga menggunakan teknologi untuk melacak jalur komunikasi jaringan tersebut dari telepon genggam yang disita dari salah satu pengungsi.

Dugaan dua orang tersebut yakni Muhammad Amin dan Muhammad Rosul.

Kecurigaan ketika dua orang tersebut ingin memisahkan diri dari kelompoknya. 

Beruntung saat hendak melarikan diri, ia ditemukan oleh warga setempat.

“Dia (Muhammad Amin) mengaku sedang mencari makan dan minum,” ujarnya, dikutip dari Serambinews.com

Mendapat informasi tersebut, kemudian pihaknya meminta keterangan kepada Amin dan didapati bahwa dirinya membawa handphone.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved