Breaking News

Berita Banda Aceh

Peneliti PKGB USK Ikut Pelatihan Manajemen Lahan Basah di Hongkong

“Materi yang akan disampaikan dalam pelatihan sangat banyak dan akan berguna bagi kami dari Pusat Riset dalam merancang berbagai kegiatan...

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Nurul Hayati
For Serambinews.com
Sebanyak 5 orang peneliti dengan latar belakang berbeda dari Pusat Riset Konservasi Gajah dan Biodiversitas Hutan (PKGB) Universitas Syiah Kuala (USK) mengikuti pelatihan manajemen lahan basah di Mai Po Nature Reserve, Hongkong. 

 

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 5 orang peneliti dengan latar belakang berbeda dari Pusat Riset Konservasi Gajah dan Biodiversitas Hutan (PKGB) Universitas Syiah Kuala (USK) mengikuti pelatihan manajemen lahan basah di Mai Po Nature Reserve, Hongkong. 

Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan di Gedung WWF Jockey Club Conference Room, Mai Po Peter Scott Visitor Center 10-18 Desember 2023.

Salah satu peneliti dari PKGB, Yuri Gagarin MPd, sekaligus penerima hibah penelitian dari WWF Hongkong menyampaikan, kegiatan ini merupakan lanjutan kegiatan hasil dari implementasi MoU antara PKGB dengan WWF Hongkong pada tahun 2023.

“Kegiatan kolaborasi antara PKGB dengan WWF Hongkong terjalin berkat Program Parnership Asian Waterbird Conservation Fund atau AWCF. Alhamdulillah pengumuman tentang pendanaan tersebut kami peroleh di Bulan Januari yang lalu dan dari pihak WWF Hongkong juga sudah mengunjungi kami di USK untuk mengisi kuliah tamu dan beberapa kegiatan lain, sedangkan di Bulan Desember giliran kami yang mengikuti kegiatan mareka,” jelas Yuri Gagarin.

Koordinator peneliti PKGB, Zulfikar MSi menjelaskan bahwa materi yang akan disampaikan pada kegiatan pelatihan manajemen lahan basah ini mencakup pengenalan Mai Po Nature Reserve, manajemen lahan basah dan visitasi ke Wetland Waterpark Hongkong.

“Materi yang akan disampaikan dalam pelatihan sangat banyak dan akan berguna bagi kami dari Pusat Riset dalam merancang berbagai kegiatan penelitian untuk kedepan, diantaranya merancang konsep pengelolaan lahan basah, konsep pengelolaan mangrove, konsep ekowisata dengan tujuan untuk berkelanjutan, serta yang paling penting adalah kerjasama dengan berbagai sektor, baik itu sektor Pemerintahan, LSM, Universitas, Perusahaan dan pengelolaan donasi dari individu” pungkas Zulfikar.

Sementara itu Ketua PKGB Universitas Syiah Kuala, Dr Abdullah MSi berharap kesuksesan WWF Hongkong bersama berbagai sektor lain dalam mengelola Cagar Alam Mai Po ini agar dapat dikembangkan dan menjadi role model untuk mengembangkan lokasi yang sama seperti Mai Po ke negara lain, khususnya di Aceh.

Fion dari WWF Hongkong menyampaikan bahwa pihaknya sangat antusias dengan masukan kegiatan dan kolaborasi dari PKGB USK, untuk membuat pelatihan manajemen lahan basah dengan menghadirkan tokoh masyarakat dan pengambil kebijakan selevel gubernur atau bupati.(*)

Baca juga: Ini Penjelasan Putra Pidie Alumnus USK yang Buka Klinik Sunat Surgero Teknologi Modern Minim Nyeri

 

 

 

 
 
 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved