USK Jadi Lokus Pertama Program LIKE IT 2025, BI Aceh Dorong Generasi Muda Cerdas Keuangan Syariah

SERAMBINEWS.COM - Universitas Syiah Kuala (USK) menjadi lokasi pertama pelaksanaan program Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) 2025, yang digelar di Aula FMIPA USK, Kamis (28/8/2025).

Kegiatan tahunan ini merupakan sinergi empat otoritas keuangan Indonesia, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Mengangkat tema “Generasi Muda Cerdas Keuangan, Menuju Indonesia Emas”, program LIKE IT tahun ini menekankan pentingnya pemahaman produk keuangan syariah dan investasi sejak dini, khususnya di kalangan mahasiswa.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kewirausahaan USK, Prof Dr Mustanir, MSc, dalam sambutannya menyebutkan bahwa Aceh memiliki keistimewaan tersendiri karena menjadi provinsi pertama yang menjadi tuan rumah kegiatan LIKE IT 2025.

Menurutnya, literasi keuangan syariah sangat penting bagi mahasiswa agar mampu bersikap bijak dalam menghadapi godaan konsumtif.

“Mahasiswa saat ini berhadapan dengan pilihan antara gaya hidup materialistik dan investasi. Apalagi, di USK terdapat sekitar 1.800 penerima beasiswa KIP dengan dana Rp1,25 juta per bulan. Dana ini sebaiknya diinvestasikan secara berkah, bukan dihabiskan untuk membeli produk konsumtif seperti parfum atau barang e-commerce lainnya,” ungkap Prof Mustanir.

Baca juga: USK Wisudakan 3.132 Lulusan, 40 Persen Lulus Cumlaude

Kepala Perwakilan BI Provinsi Aceh, Agus Chusaini, menyoroti gap antara tingkat inklusi dan literasi keuangan syariah di Indonesia.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024 menunjukkan bahwa literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 65,43 persen, sementara inklusi keuangan telah lebih tinggi, yaitu 75,02 persen.

Inklusi Keuangan mengandung pengertian yakni kondisi di mana seluruh lapisan masyarakat memiliki akses yang mudah, terjangkau, dan aman terhadap berbagai layanan keuangan formal, seperti tabungan, pembiayaan, dan investasi, serta mampu memanfaatkannya secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Dengan gap nilai sekitar 10 persen tersebut, artinya masih ada kesenjangan pemahaman masyarakat dalam mengelola produk dan layanan keuangan yang telah mereka akses.

"Di Aceh sendiri, tantangan serupa juga kita hadapi. Data OJK Aceh tahun 2024 mencatat bahwa tingkat inklusi keuangan di Aceh berada di kisaran 70 persen , namun literasi keuangan masih di bawah angka nasional. Kondisi ini menunjukkan bahwa banyak masyarakat Aceh sudah menjadi pengguna layanan perbankan maupun produk keuangan, tetapi belum sepenuhnya memahami cara menggunakan layanan tersebut secara bijak, aman, dan produktif," ujarnya.

Tak hanya itu, Agus juga menyoroti karakter sosial masyarakat Aceh yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, (literasi keuangan syariah menjadi semakin penting.

Baca juga: Mahasiswa Baru MPL USK Didorong Beri Kontribusi Nyata dalam Isu Lingkungan

Namun, data SNLIK 2025 menunjukkan tingkat inklusi keuangan syariah nasional baru 39,11 persen , sementara literasi keuangan syariah hanya 12,88 % .

Padahal, Aceh dengan penerapan Qanun Aceh nomor 11 tahun 2018 tentnag Lembaga Keuangan Syariah (LKS) memiliki posisi strategis sebagai contoh dalam penguatan ekonomi syariah di Indonesia.

Agus juga menekankan, melalui LIKE IT, mahasiswa Aceh dapat memperluas wawasan finansial, sehingga mampu mengambil keputusan keuangan yang lebih bijak dan berkontribusi pada kemajuan bangsa.

BI: Generasi Muda Kunci Indonesia Emas 2045