Luar Negeri

Vladimir Putin Resmi Daftar Pilpres Rusia 2024 Jalur Independen, Siapa Penantangnya?

Setelah memasukkan dokumen ke Komisi Pemilu Pusat Rusia, Putin diperkenankan mulai mengumpulkan tanda tangan para pendukungnya.

Editor: Faisal Zamzami
Mikhail KLIMENTYEV/POOL/AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin 

SERAMBINEWS.COM, MOSKWA -  Presiden Vladimir Putin dipastikan maju lagi ke pilpres Maret 2024.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin (18/12/2023) mengambil satu langkah baru untuk secara resmi mendaftarkan pencalonan dirinya dalam Pilpres Rusia 2024 sebagai calon independen.

Ia menyerahkan sejumlah dokumen yang disyaratkan.

Berdasarkan Undang-Undang Pemilu Rusia, mereka yang ingin bertarung sebagai calon independen, bukan dari partai, harus dinominasikan oleh kelompok yang memiliki sedikitnya 500 pendukung.

Kelompok yang menominasikan Putin kali ini mencakup sejumlah pejabat tinggi dari partai yang berkuasa, aktor dan penyanyi terkemuka Rusia, atlet dan tokoh-tokoh masyarakat terpandang lainnya.

Setelah memasukkan dokumen ke Komisi Pemilu Pusat Rusia, Putin diperkenankan mulai mengumpulkan tanda tangan para pendukungnya.

Untuk dapat mendaftarkan diri dalam pemilu, kandidat-kandidat independen ini memerlukan sedikitnya 300.000 tanda tangan dari 40 kawasan atau lebih.

Selama bertahun-tahun Putin telah menggunakan strategi berbeda untuk memenangkan pemilu.

Jika pada 2018 ia maju sebagai calon independen dan mengumpulkan ratusan tanda tangan yang diperlukan, pada tahun 2012 ia bertarung sebagai calon presiden dari Partai Rusia Bersatu, sehingga tidak memerlukan dukungan tanda tangan.

Berbicara dalam forum Partai "Rusia Bersatu" pada Minggu (17/12/2023), yang secara resmi mencalonkannya sebagai calon independen, Putin secara khusus mengecam Barat, yang menurutnya berupaya menumbangkan sistem ekonomi, sosial dan politik Rusia.

“Saat Barat melancarkan agresi nyata terhadap kita, yang terus berkembang dari tahun ke tahun, para elit Barat tidak hanya berharap dapat meruntuhkan ekonomi dan lingkungan sosial Rusia, tetapi juga sistem politik negara ini. Mereka percaya dan masih percaya bahwa mereka dapat menabur kekacauan internal di antara kita," ucap dia.

"Metode destabilisasi semacam itu sudah sangat dikenal, dan telah dicoba dan diuji lebih dari sekali oleh para elit Barat di banyak wilayah di dunia, dalam apa yang disebut sebagai kudeta. Namun, upaya semacam itu tidak berhasil dan, saya yakin, tidak akan berhasil dalam kaitannya dengan Rusia, sebuah negara yang bebas, merdeka, dan berdaulat," tambah Putin.

Baca juga: VIDEO Vladimir Putin Sebut Perang di Gaza Tidak Sama dengan Operasi Khusus di Ukraina

Siapa penantang Putin dalam Pilpres Rusia?

Beberapa jam sebelum pencalonan resmi Putin itu diumumkan, seorang mantan jurnalis dan ibu tiga anak dari sebuah kota kecil di bagian barat Rusia, Yekaterina Duntsova, juga mencalonkan diri sebagai calon independen.

Sota, sebuah publikasi berita Rusia yang berisi informasi dari kelompok oposisi, demonstrasi dan hak asasi manusia, melaporkan bahwa Duntsova telah berhasil melewati rintangan awal ketika ia mengumpulkan 521 dukungan dalam sebuah pertemuan di ibu kota Moskwa.

Duntsova dikenal sebagai mantan legislator lokal yang menyerukan perdamaian di Ukraina dan pembebasan para pengecam Kremlin dari penjara.

 
Namun setelah pengumuman pencalonan dirinya, Duntsova mengatakan ia “merasa takut” maju sebagai calon presiden.

Ia khawatir pihak berwenang Rusia akan membubarkan pertemuan dengan para pendukung yang akan mencalonkannya secara resmi.

"Orang-orang hanya memiliki sedikit kesempatan untuk menyatakan pendapat mereka secara terbuka, tetapi seorang perempuan akan selalu memahami dan mendukung, itulah mengapa Rusia kini siap untuk memiliki presiden perempuan,” tukasnya.

Menjawab pandangan bahwa Rusia membutuhkan pemimpin yang kuat, Duntsova mengatakan, “Jika kita menciptakan situasi di mana orang-orang dapat membuat keputusan secara mandiri, maka semuanya akan berjalan dengan baik dan Anda tidak akan membutuhkan tangan (pemimpin) yang kuat. Saya percaya pada pengorganisasian mandiri"/.

Awal Desember lalu para anggota parlemen Rusia menetapkan tanggal 17 Maret 2024 sebagai hari pemungutan suara.

Berdasarkan reformasi konstitusional yang dirancangnya, Putin memenuhi syarat menjabat dua kali masa jabatan enam tahun lagi, setelah masa jabatannya saat ini –atau yang keempat– berakhir tahun depan. Hal ini memungkinkan Putin tetap berkuasa hingga tahun 2036.

Kontrol ketat terhadap sistem politik Rusia yang telah dibangunnya selama 24 tahun berkuasa, diyakini akan membuat pemilu presiden tahun 2024 nanti memuluskan langkah Putin menjadi orang nomor satu di Rusia untuk kelima kalinya.

Sebagian pengecam yang menantangnya untuk bertarung dalam pemilu presiden, kini berada di penjara atau tinggal di luar negeri. Sebagian besar media independen juga telah diberangus.

Baca juga: Vladimir Putin Mulai Turun Gunung Selesaikan Perang Palestina Vs Israel, Kunjungi Timur Tengah

Pilpres Rusia 2024, Putin Ancam Hukuman Berat jika Ada Orang Asing Campur Tangan

 

 Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/12/2023) mengancam hukuman berat jika ada campur tangan asing di pemilihan presiden atau pilpres 2024.

“Setiap campur tangan dalam urusan dalam negeri Rusia akan ditindak, dan dihukum berat, sesuai dengan hukum Rusia,” kata Putin dalam pertemuan dengan para pemimpin partai di majelis rendah parlemen atau Duma.

“Kami membela kebebasan rakyat kami, kedaulatan mereka, hak mereka untuk memilih masa depan. Rakyat dan hanya rakyat Rusialah yang menjadi sumber kekuasaan di negara kami,” lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Setelah menderita sanksi Barat dan kemunduran di medan perang Ukraina tahun lalu, Putin menyambut akhir tahun 2023 dengan lebih baik.

Serangan balik Ukraina yang banyak digembar-gemborkan gagal mematahkan garis pertahanan Rusia, perekonomian mulai pulih, dan dukungan negara-negara Barat terhadap Kyiv tampak melemah. 

Paket bantuan terbaru masih tertahan di Kongres AS dan Uni Eropa.

Putin menambahkan bahwa jumlah tentara Ukraina yang ditangkap sebagai tahanan meningkat tajam baru-baru ini.

Putin Diperlihatkan Simulasi Tombol Nuklir Rusia, tapi Menolak Menekannya
Pekan lalu, ia mengumumkan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan kelima di pilpres Maret 2024.

Hanya sedikit yang meragukan dia menang lagi setelah hampir 25 tahun berkuasa dan nyaris tak ada oposisi.

Sebagian besar tokoh oposisi terkemuka Rusia kini dipenjara, terutama aktivis anti-korupsi Alexei Navalny, atau diasingkan.

Baca juga: 90 Gampong di Aceh Besar Sudah Deklarasikan Bebas Buang Air Besar Sembarangan

Baca juga: DPRK Nagan Raya Tetapkan 5 Tim Pansel KIP, Ini Nama-namanya

Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 63 Dibuka Pada 2024, Ini Syaratnya & Cara Beli Pelatihan

 

Kompas.com: Putin Resmi Daftar Pilpres Rusia 2024 Jalur Independen, Siapa Penantangnya?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved