UPDATE Gempa China: Korban Tewas Bertambah Jadi 127 Orang, Lebih dari 155.000 Bangunan Rusak

Dengan demikian, total korban tewas dalam gempa China berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut telah mencapai 127 orang.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/PEDRO PARDO
Orang-orang berkumpul di samping api setelah gempa bumi di Dahejia, Kabupaten Jishishan di provinsi Gansu, China pada 19 Desember 2023. 

SERAMBINEWS.COM, GANSU - Jumlah korban tewas yang ditemukan akibat gempa China bertambah menjadi 127 orang.

Surat kabar milik Pemerintah China, People's Daily, pada Selasa (19/12/2023) sore, melaporkan gempa dangkal yang terjadi pada Senin (18/12/2023) tengah malam itu telah menewaskan sedikitnya 113 orang dan melukai lebih dari 530 orang di provinsi Gansu yang miskin.

Sementara itu, sebanyak 14 orang ditemukan tewas dan 198 lainnya terluka di Haidong, provinsi Qinghai.

Dengan demikian, total korban tewas dalam gempa China berkekuatan magnitudo 6,2 tersebut telah mencapai 127 orang.

Stasiun televisi Pemerintah China, CCTV, melaporkan gempa itu merusak lebih dari 155.000 bangunan dan membuat warga berlarian ke jalan-jalan yang membeku untuk menyelamatkan diri.

Di sebuah desa dekat pusat gempa, reporter AFP melihat retakan besar di dinding eksterior dan interior sebuah rumah bata, dan atap sebuah bangunan yang runtuh sepenuhnya.

Baca juga: Kenang Bencana Gempa dan Tsunami Aceh 2004, Siswa MTsS HBS Meulaboh Bersihkan Kuburan Massal

"Saya berusia 70 tahun dan saya belum pernah mengalami gempa sekuat ini selama hidup saya," kata seorang warga, Ma Wenchang, kepada AFP.

"Saya tidak bisa tinggal (di rumah ini) lagi karena terlalu berbahaya. Kerabat saya telah dipindahkan ke tempat lain," tambahnya.

Ia pun dihadapkan dengan suhu dingin ketika harus tinggal di luar rumah.

Di lokasi lain, bagian atas sebuah masjid telah runtuh miring, dan bangunan lainnya tinggal puing-puing.

Jalan-jalan penuh dengan kendaraan darurat, dan tim AFP melihat truk-truk yang dipenuhi spanduk merah bertuliskan "pasokan bantuan gempa".

Saat malam tiba, para sukarelawan bergegas mendirikan tenda di pusat kota untuk dijadikan markas bagi para penyelamat. Dua lusin truk militer diparkir di dekatnya.

"Tugas yang paling mendesak bagi kami adalah menyiapkan segala sesuatunya dengan cepat karena suhu akan mencapai -17 (derajat Celcius) malam ini," kata seorang sukarelawan kepada AFP.

Mereka menyiapkan pangkalan agar tim penyelamat dapat fokus untuk membantu orang-orang yang banyak tidak memiliki air maupun akses listrik.

Baca juga: Update Gempa M 4,6 di Sukabumi dan Bogor, 347 Warga Terdampak, Sekolah dan Puluhan Rumah Rusak

Gempa paling mematikan di China sejak 2014

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved