Info Kesehatan Aceh
76 Persen Penderita Kasus Difteri di Aceh Tak Imunisasi
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh, sebanyak 76 persen penderita kasus difteri di Aceh karena berstatus tidak imunisasi sejak Januari-November 2023.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 76 persen penderita kasus difteri di Aceh karena berstatus tidak imunisasi.
Hal itu berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh sejak Januari hingga November 2023.
Sementara tahun sebelumnya, sebanyak 90 persen penderita kasus difteri merupakan mereka yang berstatus tidak imunisasi sebagaimana data sepanjang 2022.

Setidaknya sebanyak 3 orang meninggal pada 2022 lalu dan tahun ini, data per November 2023 sebanyak 2 orang meninggal di Aceh karena difteri.
Baca juga: Berkontak dengan Penderita Difteri, Apa yang Harus Dilakukan? Begini Saran Dinkes Aceh
Baca juga: 5 Gejala Difteri dan Cara Pencegahannya, Ibu Wajib Tahu Ini
Data ini didukung Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC Manual for the Surveillance of Vaccine Preventable Diseases tahun 2017.
Organisasi layanan terkemuka yang berbasis ilmu pengetahuan dan berbasis data ini menyebutkan, angka kematian sekitar 50 persen.
Angka kematian tersebut apabila penderita tidak diobati dan tidak mempunyai kekebalan dengan imunisasi.
Sedangkan dengan terapi atau pengobatan pun angka kematiannya sekitar 10 persen.
Sementara data CDC Atlanta 2016 menyebutkan, angka kematian karena difteri rata-rata 5-10 persen pada anak usia kurang 5 tahun dan 20 persen pada orang dewasa di atas 40 tahun.
Tak Imunisasi Penyebab Kasus Difteri Meningkat
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh, dr Munawar SpOG (K) membenarkan penyebab terjadinya peningkatan kasus difteri tahun ini karena rendahnya imunisasi pada bayi baru lahir.
Alasan para orang tua umumnya karena dampak vaksin saat imunisasi menyebabkan anak demam tinggi dan sakit.
"Padahal demam setelah vaksin itu bagus, artinya ada reaksi dalam pembentukan imun tubuh," jelas dr Munawar saat ditemui ditemui di ruangannya, Senin (11/12/2023).
Sementara Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh dr Iman Murahman mengatakan, terjadi peningkatan tajam kasus difteri di sejumlah daerah.
“Kalau kita lihat per tahun memang pastinya tahun ini akan lebih tinggi,” ungkap dr Iman.
Aceh Utara menjadi kabupaten tertinggi dengan 6 kasus, disusul Aceh Besar dan Banda Aceh sebanyak 5 kasus serta Bireuen 4 kasus.
Peningkatan kasus terjadi di beberapa kabupaten/kota seperti Aceh Utara naik 5 kasus, Aceh Besar naik 4 kasus, Bireuen dan Banda Aceh masing-masing naik 1 kasus.
Angka kasus difteri diperkirakan akan terus meningkat hingga menutup tahun 2023.
Pihak Dinkes Aceh mengingatkan agar masyarakat waspada dan menjaga imunisasi lengkap bagi setiap anak untuk menghindari penularan dan infeksi kasus tersebut.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.