Berita Aceh Tamiang

Lestarikan Sejarah Kebudayaan, DKA Aceh Tamiang Gandeng Amedialiterasi Luncurkan Jurnal Online

“Kami melihat ini sebagai mimpi besar yang mendadak terwujud. Hal ini sudah kami pikirkan sejak lama, bagaimana kami dapat memfasilitasi setiap ...

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ RAHMAD WIGUNA
Ketua Dewan Kesenian Aceh Tamiang, Nuriza Auliatami (kanan) saat berbincang tentang seni dan budaya dengan siswi SMA, beberapa waktu lalu. 

“Kami melihat ini sebagai mimpi besar yang mendadak terwujud. Hal ini sudah kami pikirkan sejak lama, bagaimana kami dapat memfasilitasi setiap seniman dan pembelajar kesenian serta kebudayaan, khususnya pada lingkup Aceh Tamiang untuk mengutarakan sudut pandangnya dalam bentuk karya ilmiah,” kata Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Aceh Tamiang, Nuriza Auliatami, Kamis (21/12/2023).

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Dewan Kesenian Kabupaten Aceh Tamiang bersama Lembaga Amedialiterasi menciptakan laman jurnal penelitian kebudayaan, linguistik, kemanusiaan, dan edukasi umum. 

Jurnal ini bertujuan menghimpun seluruh karya ilmiah dari berbagai latar belakang untuk melestarikan sejarah kebudayaan sekaligus mewujudkan terbentuknya Desa Budaya.

“Kami melihat ini sebagai mimpi besar yang mendadak terwujud. Hal ini sudah kami pikirkan sejak lama, bagaimana kami dapat memfasilitasi setiap seniman dan pembelajar kesenian serta kebudayaan, khususnya pada lingkup Aceh Tamiang untuk mengutarakan sudut pandangnya dalam bentuk karya ilmiah,” kata Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Aceh Tamiang, Nuriza Auliatami, Kamis (21/12/2023).

Meski tergolong baru, laman jurnal yang dinamai Humaniola ini sudah mendapat respons positif masyarakat. 

“Kami memang baru saja memperkenalkannya. Ternyata responnya sangat tinggi. Mulai dari akademisi, penggiat budaya, hingga pengurus Dewan Kesenian lainnya di seluruh wilayah Indonesia merespon baik hadirnya Jurnal Humaniola,” ujarnya.

Selanjutnya, Aulia berharap para seniman dan pembelajar kesenian dapat memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan arus pertukaran informasi kebudayaan secara ilmiah dan dapat dinikmati banyak orang.

 Jurnal ini diakuinya sudah terindeks Google Scholar, Copernicus, Bielefeld Academic Search Engine (BASE), Portal Garuda, Directory of Research Journal Indexing (DRJI), dan Neliti. 

Baca juga: DKA Aceh Tamiang Usulkan Sejumlah Kampung Menjadi Desa Budaya

“Saat ini, kami terus mengembangkan jurnal Humaniola ini. Targetnya, para akademisi, seniman, peneliti, penulis, dan pembelajar kebudayaan di seluruh dunia dapat turut serta menerbitkan jurnal ilmiahnya melalui laman Humaniola ini,” sambungnya.

Dia juga berharap, laman ini dimanfaatkan pemerintahan desa di seluruh wilayah Aceh Tamiang. 

Menurutnya, jurnal ini kesempatan untuk mencatatkan sejarah desa secara ilmiah dan terbit lengkap dengan ISSN. 

“Sehingga nantinya dapat mendukung pengusulan desa budaya yang didasari oleh penelitian ilmiah, serta menjadi acuan peningkatan kualitas pemajuan pembangunan desa kearah yang transformatif,” ungkap Aulia.

Dosen Bahasa Jepang Universitas Sumatera Utara, Abdul Gapur yang juga berperan sebagai pimpinan redaksi Humaniola, menganggap bahwa kerja sama antar Lembaga Amedialiterasi dengan Dewan Kesenian Kabupaten Aceh Tamiang adalah sebuah lompatan besar yang dilakukan oleh Lembaga Dewan kesenian.

“Saya pikir ini gebrakan yang besar. Kebanyakan hanya berpikir soal eksekusi kegiatan. Jarang sekali ada Lembaga kesenian yang berpikir untuk masuk kepada ranah fasilitator akademis,” kata Gapur. (*)

Baca juga: Lestarikan Budaya, Desa di Aceh Singkil Ini Susun Dokumen Pemajuan Kebudayaan

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved