Debat Cawapres
Cak Imin: IKN Proyek Ambisius, 1 Persen Saja, Jalan Kalimantan Beres, 3 Persen Bisa Bangun Sekolah
Cawapres Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebutkan, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan proyek ambisius.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM - Cawapres Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyebutkan, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan proyek ambisius.
Menurutnya, padahal satu persen saja anggaran pembangunan IKN ini sudah cukup untuk membangun jalan di seluruh Kalimantan.

Kemudian dari sisi pembangunan sumber daya manusia (SDM), tiga persen saja menurutnya sudah bisa membangun sekolah dengan baik se-Kalimantan.
Cawapres pasangan Anies Baswedan ini menganggap, yang paling penting bukan soal pembangunan infrastruktur dulu atau SDM dulu, melainkan soal skala prioritas.
“Yang paling penting dari ini adalah kemampuan membaca skala prioritas,” kata Cak Imin dalam Debat Perdana Calon Wakil Presiden yang tayang di YouTube Serambinews, Jumat (22/12/2023).
Proyek yang memakan anggaran Rp 466 triliun tersebut dianggap ambisius bila mengandalkan APBN.
“Seluruh proyek-proyek besar yang ambisius, ini IKN sebagai salah satu contoh saja, itu kalau hanya mengandalkan APBN,” ungkap Cak Imin.
“Padahal satu persen saja dari Rp 400-an triliun itu untuk bangun jalan seluruh Kalimantan beres, membangun seluruh kota-kota di Kalimantan beres,” tambahnya.
Baca juga: Cak Imin Singgung Banyak Proyek Pusat di Solo, Gibran: Jangan Tendensius
Baca juga: Gibran Sebut Mahfud MD dan Cak Imin Tak Paham dengan Penjelasannya soal Infrastruktur Sosial
Kemudian dari sisi pembangunan SDM, andai 3 persen saja dari seluruh anggaran IKN ini dibuatkan untuk membangun sekolah, maka persoalan tersebut juga akan selesai.
“Dan yang paling infrastruktur yang untuk SDM, 3 persen saja dari seluruh anggaran IKN itu bisa membangun sekolah dengan baik di seluruh Kalimantan,” ungkap Cak Imin.
“Itu contoh kemampuan mengambil skala prioritas,” tambahnya.
Gibran Sebut Cak Imin Tak Konsisten, Dulu Potong Tumpeng Resmikan IKN
Sementara Cawapres Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka menjawab pernyataan Cak Imin yang menyebut IKN tak pertimbangkan skala prioritas.
Dia menyinggung Ketua Umum PKB yang juga Wakil Ketua DPR RI itu tidak konsisten karena dulu mendukung IKN dan sempat ikut meresmikan serta memotong tumpeng.
“Saya izin menanggapi Gus Muhaimin dulu, saya ingat sekali Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN,” kata Gibran.
“Ini gimana ini gak konsisten, dulu dukung sekarang gak dukung karena menjadi wakilnya pak Anies yang mengusung tema perubahan,” tambahnya.
Baca juga: Cak Imin Ingin Bangun 40 Kota Selevel Jakarta, Mahfud MD: Apa Bisa dalam 5 Tahun?
Wali Kota Solo yang juga anak sulung Presiden Jokowi itu menyebutkan, IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah.
Tetapi juga sebagai simbol pemerataan dan transformasi pembangunan di Indonesia.
“Sekali lagi Gus mohon maaf, IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah, tetapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan di Indonesia,” ucap Gibran.
“Sebagai simbol transformasi pembangunan di Indonesia,” tambahnya.
Mahfud Suruh Gibran Sebutkan Satu Saja Investor ke IKN
Sementara Cawapres Nomor Urut 3, Mahfud MD mempertanyakan ke Gibran terkait pernyataannya yang menyebutkan anggaran untuk IKN hanya 20 persen dari APBN, sisanya disokong investor.
Cawapres pasangan Ganjar ini menyebutkan sangat tertarik dengan IKN dan menganggap pembangunan proyek tersebut bagus.
Meski demikian, menurutnya belum ada satu investor pun yang masuk ke IKN, sehingga meminta Gibran sebutkan satu saja.
“Sejauh yang kita baca, sampai sekarang belum ada satu pun investor yang masuk,” ucap Mahfud.
“Coba kalau ada sebutkan misalnya 2 atau 1 investor mana yang sudah masuk,” tambahnya.
Cawapres Nomor Urut 3 itu menyebutkan, justru ada ratusan ribu hektar tanah sudah dikuasai oleh pengusaha-pengusaha tertentu di sana.
“Saya setuju ke depannya agar mengundang investor, IKN harus diteruskan. Tetapi pendanaannya harus sesuai dengan tujuan semula bahwa itu sebenarnya mengundang investor,” kata Mahfud.
“Tapi sekarang ini yang sudah jadi itu semuanya dari APBN sehingga memang diperlukan langkah-langkah perbaikan agar warisan baik Presiden Jokowi ini bisa kita lanjutkan,” tambahnya.
Menjawab hal itu, Gibran menjawab kalau Mayapada dan Agung Sedayu sudah masuk investasi ke IKN.
“Menanggapi Prof Mahfud, mungkin setelah pulang dari debat bisa googling sudah banyak yang masuk (seperti) Mayapada, Agung Sedayu,” kata Gibran.
“Dan nanti akan tambah lagi mungkin setelah Pilpres karena mereka pasti akan wait and see melihat stabilitas politik di Indonesia,” pungkasnya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.