Berita Aceh Utara

Koordinator BPP Samalanga Panen Padi, Hasil Meningkat Setelah Pakai Ground-E, Pemupukan Minim

“Alhamdulillah kali ini panen lebih meningkat dibandingkan sebelumnya setelah menggunakan Ground-E. Kemudian pemupukan kali ini lebih sedikit

Penulis: Jafaruddin | Editor: IKL
Foto Dok LSM Flofa Aceh.
Koordinator BPP Samalanga Kabupaten Bireuen Rusli SP bersama Ketua LSM Flofa Aceh Darwis Kuta dan Menteri Tani Muhammad melihat bulir padi yang menggunakan nutrisi Ground E sebelum panen. 

Laporan Jafaruddin I Aceh Utara

SERAMBINEWS.COM, LHOKSUKON – Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Samalanga Kabupaten Bireuen Rusli SP, baru-baru ini memamen padi dengan hasil yang lebih meningkat setelah menggunakan nutrisi Ground-E dibandingkan sebelumnya tanpa menggunakan nutrisi tersebut.

Padi varietas lokal dalam areal sawah seluas 7.000 meter persegi, yang berada di Desa Batee Iliek Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen dipanen pada Sabtu (16/12/2023).


Hasilnya mencapai 5.5 ton lebih. Jumlah ini meningkat drastis dibandingkan dengan panen-panen sebelumnya yang berkisar 4,7-5 ton.

Bahkan, kali ini Rusli tidak menggunakan banyak pupuk seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah kali ini panen lebih meningkat dibandingkan sebelumnya setelah menggunakan Ground-E. Kemudian pemupukan kali ini lebih sedikit dibandingkan sebelumnya,” ujar Rusli kepada Serambinews.com, Jumat (22/12/2023).

Rusli menyebutkan, dirinya sudah lama mendengar Nutrisi Ground E, tapi baru kali ini mencoba menggunakannya. Ternyata hasilnya lebih banyak dibandingkan sebelumnya menggunakan Ground E.

Koordinator BPP Samalanga Kabupaten Bireuen Rusli SP bersama Ketua LSM Flofa Aceh Darwis Kuta dan Menteri Tani Muhammad melihat bulir padi yang menggunakan nutrisi Ground E sebelum panen.
Koordinator BPP Samalanga Kabupaten Bireuen Rusli SP bersama Ketua LSM Flofa Aceh Darwis Kuta dan Menteri Tani Muhammad melihat bulir padi yang menggunakan nutrisi Ground E sebelum panen. (Foto Dok LSM Flofa Aceh.)

“Saya hanya menggunakan sekitar setengah kilogram nutrisi tersebut untuk luas areal sawah 7.000 meter persegi,” katanya.

Nutrisi Ground E itu digunakan dengan cara menyemprotkan pada tanaman padi saat berumur 15 hari, kemudian umur 25 hari dan terakhir pada umur 35 hari.

Caranya, ia memasukkan Nutrisi Ground-E tersebut dengan menggunakan takaran 3 sendok makan ke dalam tanki semprot berukuran 20 liter air.

“Untuk pupuk tahap pertama saat tanam, urea 3 sak (150 kilo), kemudian Phonska dua sak (100 kilo).

Kemudian tahap kedua saat berumur padi 25-30 hari saya menambah pupuk Urea 50 kilo dan Phonska 50 kilo,” ungkap Rusli. Jumlah total pupuk yang digunakan dua tahap 350 kilogram.

Sedangkan sebelumnya, untuk luas areal 7000 meter persegi itu, ia biasa menggunakan pupuk mencapai 700 kilogram.

Pemupukan pertama, urea 150 kilogram, Phonska 150 Kilogram dan pupuk SP-36 atau yang mengandung magnesium 100 kilogram.

Kemudian tahap kedua, urea 100 kilogram dan phonska 100 kilogram. “Setelah bandingkan, ternyata lebih irit pupuk mencapai 40 persen lebih, artinya kalau hemat pupuk juga menghemat biaya pengeluaran dari segi harga pupuk dan ongkos pemupukan,” katanya.

Kelebihan lainnya panen kali ini kata Rusli, anakan padi dalam satu lobang tanam, tumbuh mencapai 27-30.

Sedangkan sebelumnya maksimalnya sekitar 25 anakan. Kemudian bulir padi berisi penuh bagian pangkal dan ujung, tidak seperti sebelumnya yang kadang masih ditemukan lebih kurus.

“Bulir padi juga lebih berwarna, tidak kusam seperti sebelumnya dan dalam satu karunng mencapai 45 kilogram. Sedangkan sebelumnya rata-rata sekitar 40 kilogram,” ungkap Rusli.

Rusli mengaku setelah ia memanen, banyak masyarakat yang membeli padinya untuk dijadikan sebagai benih pada musim tanam yang akan datang, karena tertarik bukan hanya dengan hasilnya, tapi pertumbuhan tanaman padi.

“Karena sudah terbukti, ke depan saya juga akan menggunakan Nutrisi Ground E tersebut,” katanya.

Sementara itu Ketua LSM Flofa Aceh, Darwis Kuta kepada Serambinews.com menyebutkan, selama ini petani yang menggunakan Ground-E bukan hanya di kawasan Bireuen saja, tapi sudah hampir menyeluruh di Aceh.

Antara lain di Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, kemudian juga sampai ke Banda Aceh.

“Alhamdulillah setelah mereka menggunakan Ground-E, hasil panen tanaman mereka meningkat, bukan hanya tanaman padi tapi juga tanaman lainnnya,” ujar Darwis.

Karena memang nutrisi Ground-E tersebut diproduksi untuk meningkatkan produksi panen, dengan penggunaan pupuk yang minim.

“Petani di Pulau Jawa, Sumatera Utara, Kalimantan dan di Sulawesi juga meminta LSM Flofa Aceh untuk memberi penyuluhan cara menggunakan Ground-E yang tepat, beserta demplot percontohan,” ujar Darwis.
Karena petani di sana belum memahami cara menggunakan nutrisi Ground-E yang benar dan tepat, supaya hemat pupuk 50 sampai 70 persen dan hasil panen bisa meningkat.

”Selama ini petani di sana yang menggunakan Ground-E hasil panennya, semua meningkat,” kata Darwis.

LSM Flofa Aceh kata Darwis, juga sudah melakukan penyuluhan demplot percontohan ke Bener Meriah dan Takengon, karena ada permintaan dari petani untuk memberikan penyuluhan cara menggunakan Ground-E. “Hasil bawang di sana juga meningkat signifikan,” pungkas Darwis.

Ground-E diproduksi PT Incovet adalah hormon dan nutrisi berbentuk serbuk yang berfungsi untuk memacu pertumbuhan anakan dan merangsang akar baru dan meningkatkan bobot tanaman.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved