Debat Cawapres

Gibran ke Mahfud soal Belum Ada Investor ke IKN: Pulang Debat Googling, Mayapada dan Agung Sedayu

Cawapres pasangan Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka menjawab pertanyaan Mahfud MD soal belum masuknya investor ke IKN.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
KOLASE SERAMBINEWS.COM/SARA MASRONI
Cawapres pasangan Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka menjawab pertanyaan Mahfud MD soal belum masuknya investor ke IKN. 

SERAMBINEWS.COM - Cawapres pasangan Prabowo Subianto, Gibran Rakabuming Raka menjawab pertanyaan Mahfud MD soal belum masuknya investor ke IKN.

Sebelumnya Cawapres Nomor Urut 3, Mahfud MD meminta Gibran menyebutkan satu saja investor yang sudah masuk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Hal ini menanggapi pernyataan Gibran yang menyebutkan anggaran untuk IKN hanya 20 persen dari APBN, sisanya disokong investor.

Baca juga: Gibran Sebut Cak Imin Tak Konsisten, Dulu Potong Tumpeng Resmikan IKN: Ini Gimana Ini

Baca juga: Cak Imin: IKN Proyek Ambisius, 1 Persen Saja, Jalan Kalimantan Beres, 3 Persen Bisa Bangun Sekolah

Cawapres pasangan Ganjar ini menyebutkan sangat tertarik dengan IKN dan menganggap pembangunan proyek tersebut bagus.

Meski demikian, menurutnya belum ada satu investor pun yang masuk ke IKN, sehingga meminta Gibran sebutkan satu saja. 

“Sejauh yang kita baca, sampai sekarang belum ada satu pun investor yang masuk,” ucap Mahfud dalam Debat Perdana Calon Wakil Presiden yang tayang di YouTube Serambinews, Jumat (22/12/2023).

“Coba kalau ada sebutkan misalnya 2 atau 1 investor mana yang sudah masuk,” tambahnya.

 

 

Cawapres Nomor Urut 3 itu menyebutkan, justru ada ratusan ribu hektar tanah sudah dikuasai oleh pengusaha-pengusaha tertentu di sana.

“Saya setuju ke depannya agar mengundang investor, IKN harus diteruskan. Tetapi pendanaannya harus sesuai dengan tujuan semula bahwa itu sebenarnya mengundang investor,” kata Mahfud.

“Tapi sekarang ini yang sudah jadi itu semuanya dari APBN sehingga memang diperlukan langkah-langkah perbaikan agar warisan baik Presiden Jokowi ini bisa kita lanjutkan,” tambahnya.

Menjawab hal itu, Gibran menjawab kalau Mayapada dan Agung Sedayu sudah masuk investasi ke IKN.

“Menanggapi Prof Mahfud, mungkin setelah pulang dari debat bisa googling sudah banyak yang masuk (seperti) Mayapada, Agung Sedayu,” kata Gibran.

 “Dan nanti akan tambah lagi mungkin setelah Pilpres karena mereka pasti akan wait and see melihat stabilitas politik di Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: Anies Baswedan Diadukan ke Bareskrim Polri, Pelapor Sebut Gunakan Akronim Amin Penistaan Agama

Gibran ke Cak Imin soal IKN: Tak Konsisten, Dulu Ikut Resmikan dan Potong Tumpeng

Di sisi lain, Gibran sempat mempertanyakan konsistensi Cak Imin soal pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Diketahui Cawapres Nomor Urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sempat menyinggung kalau IKN merupakan proyek ambisius, pembangunannya tidak menggunakan skala prioritas.

Menjawab pernyataan tersebut, Gibran kembali mengingatkan kalau Cak Imin bahkan ikut meresmikan dan potong tumpeng IKN.

Dia menyinggung Ketua Umum PKB yang juga Wakil Ketua DPR RI itu tidak konsisten karena dulu mendukung IKN sebelum diusung menjadi Cawapres pasangan Anies.

“Saya izin menanggapi Gus Muhaimin dulu, saya ingat sekali Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN,” kata Gibran. 

“Ini gimana ini gak konsisten, dulu dukung sekarang gak dukung karena menjadi wakilnya pak Anies yang mengusung tema perubahan,” tambahnya.

Wali Kota Solo yang juga anak sulung Presiden Jokowi itu menyebutkan, IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah.

Tetapi juga sebagai simbol pemerataan dan transformasi pembangunan di Indonesia.

“Sekali lagi Gus mohon maaf, IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah, tetapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan di Indonesia,” ucap Gibran.

“Sebagai simbol transformasi pembangunan di Indonesia,” tambahnya.

1 Persen Saja Proyek IKN, Jalan se-Kalimantan Beres

Sebelumnya Cak Imin menyebut padahal satu persen saja anggaran pembangunan IKN ini sudah cukup untuk membangun jalan di seluruh Kalimantan.

Kemudian dari sisi pembangunan sumber daya manusia (SDM), tiga persen saja menurutnya sudah bisa membangun sekolah dengan baik se-Kalimantan.

Cawapres pasangan Anies Baswedan ini menganggap, yang paling penting bukan soal pembangunan infrastruktur dulu atau SDM dulu, melainkan soal skala prioritas.

“Yang paling penting dari ini adalah kemampuan membaca skala prioritas,” kata Cak Imin.

Proyek yang memakan anggaran Rp 466 triliun tersebut dianggap ambisius bila mengandalkan APBN.

“Seluruh proyek-proyek besar yang ambisius, ini IKN sebagai salah satu contoh saja, itu kalau hanya mengandalkan APBN,” ungkap Cak Imin.

“Padahal satu persen saja dari Rp 400-an triliun itu untuk bangun jalan seluruh Kalimantan beres, membangun seluruh kota-kota di Kalimantan beres,” tambahnya.

Kemudian dari sisi pembangunan SDM, andai 3 persen saja dari seluruh anggaran IKN ini dibuatkan untuk membangun sekolah, maka persoalan tersebut juga akan selesai. 

“Dan yang paling infrastruktur yang untuk SDM, 3 persen saja dari seluruh anggaran IKN itu bisa membangun sekolah dengan baik di seluruh Kalimantan,” ungkap Cak Imin.

“Itu contoh kemampuan mengambil skala prioritas,” pungkasnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni) 

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved