Internasional

Gaza Utara Dibombardir Israel, 166 Warga Palestina Meninggal dalam 24 Jam

Israel mengebom wilayah Jabalia di Jalur Gaza utara semalam dan pertempuran terjadi sepanjang Minggu (24/12/2023) pagi.

|
Editor: Muhammad Hadi
Mahmoud Sabbah/Anadolu Agency
FOTO Ilustrasi - Pemandangan Sekolah Palestina UNRWA yang hancur pasca serangan Israel menghantam Kamp Jabalia di Jabalia, Gaza pada 12 Desember 2023. - Putra Juru bicara (Jubir) kelompok Jihad Islam Palestina, termasuk di antara korban tewas, kata seorang pejabat kelompok tersebut kepada Reuters. 

SERAMBINEWS.COM - Israel masih melanjutkan operasi militer di wilayah Gaza.

Korban sipil dari pihak Palestina terus berjatuhan. 

Israel mengebom wilayah Jabalia di Jalur Gaza utara semalam dan pertempuran terjadi sepanjang Minggu (24/12/2023) pagi.

Difteri

Sementara otoritas kesehatan Gaza dan militer Israel mengumumkan jumlah korban yang terus bertambah.

Israel mengklaim telah mengontrol hampir sepenuhnya operasional atas Gaza utara dan bersiap untuk memperluas serangan darat terhadap militan Hamas ke daerah lain.

Seorang juru bicara kementerian kesehatan Gaza mengatakan, bahwa 166 orang Palestina telah tewas dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah korban tewas di pihak Palestina menjadi 20.424 orang.

Puluhan ribu orang lainnya terluka, dengan banyak mayat yang diyakini terjebak di bawah reruntuhan. Hampir semua dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi.

Baca juga: Israel Dinyatakan Kalah Perang Lawan Hamas di Gaza, IDF Tarik Sejumlah Batalyon dari Lokasi Tempur

Militer Israel mengatakan, delapan tentaranya telah terbunuh, menjadikan jumlah korban meninggal dunia dalam pertempuran menjadi 154 orang sejak mereka memulai serangan darat sebagai balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel.

Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendiskusikan akan dukungan ke Israel.

Biden "menekankan kebutuhan kritis untuk melindungi penduduk sipil termasuk mereka yang mendukung operasi bantuan kemanusiaan dan pentingnya mengizinkan warga sipil untuk bergerak dengan aman menjauh dari daerah-daerah pertempuran yang sedang berlangsung", kata Gedung Putih.

"Para pemimpin membahas pentingnya mengamankan pembebasan semua sandera yang tersisa," kata Gedung Putih.

Sekutu utama Israel itu telah mempertahankan dukungannya sambil menyatakan keprihatinannya atas jatuhnya korban jiwa dan krisis kemanusiaan di Gaza.

Baca juga: Lima Negara Miliki Hak Veto dalam PBB, Begini Cara Kerja dan Sejarahnya

Para pejabat AS mengatakan bahwa mereka memperkirakan Israel akan segera beralih ke fase dengan intensitas yang lebih rendah.

Netanyahu, berbicara pada pertemuan kabinet mingguan pada hari Minggu, menepis laporan bahwa AS telah meyakinkan Israel untuk tidak memperluas serangan militernya.

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Sabtu bahwa Netanyahu dibujuk oleh Biden untuk tidak menyerang kelompok militan Hizbullah di negara tetangga Lebanon karena khawatir kelompok tersebut akan melancarkan serangan terhadap Israel.

"Israel adalah negara yang berdaulat," kata Netanyahu.

"Keputusan kami dalam perang didasarkan pada pertimbangan operasional kami dan saya tidak akan menjelaskan lebih lanjut."

Dewan Keamanan PBB berhasil menghindari ancaman veto AS pada hari Jumat, setelah berhari-hari berselisih, dengan menghapus dari rancangan resolusi seruan untuk segera mengakhiri perang dan mengurangi kontrol Israel atas pengiriman bantuan.

Baca juga: VIDEO Kredibilitas Hamas Kini Naik Disebut Sebagai Pahlawan Perang Di Jalur Gaza

AS dan Israel menentang gencatan senjata, dengan alasan bahwa hal itu akan memungkinkan Hamas yang didukung Iran untuk berkumpul dan mempersenjatai diri.

Washington abstain dalam pernyataan akhir, yang mendesak langkah-langkah untuk memungkinkan "akses kemanusiaan yang aman, tanpa hambatan dan diperluas" ke Gaza dan "kondisi untuk penghentian pertempuran yang berkelanjutan".

Dunia sedang sakit dan tidak manusiawi

Israel telah lama mendesak warga untuk meninggalkan wilayah utara Gaza, namun pasukannya tetap membombardir target-target di bagian Tengah dan Selatan daerah kantung tersebut.

Enam warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan udara Israel terhadap sebuah rumah di kamp pengungsi Bureij, di pusat Jalur Gaza.

Di mana tentara Israel memerintahkan warga untuk mengungsi dan pergi ke arah barat menuju kota Deir Al-Balah, kata para petugas medis.

Joudat Imad, 55 tahun, seorang ayah dari enam anak, harus meninggalkan sebuah daerah di kamp pengungsi Nusseirat di pusat Gaza setelah sebuah peta yang diterbitkan oleh tentara menandai daerah itu sebagai tempat yang harus dievakuasi.

"Saya beruntung mendapatkan tenda di Rafah," katanya kepada Reuters melalui telepon.

"Dari seorang pemilik dua bangunan menjadi pengungsi di tenda yang menunggu bantuan - itulah yang telah terjadi akibat perang brutal ini.

Dunia sudah sakit dan tidak berperikemanusiaan karena tidak dapat melihat kebrutalan Israel dan tidak berdaya untuk menghentikan perang penghancuran dan kelaparan ini."

Baca juga: Militer Ukraina Sebut Tembak Jatuh 3 Jet Tempur Rusia, Pakai Rudal Patriot AS, Apa Tanggapan Moskow?

Di Rafah, di perbatasan selatan Gaza dengan Mesir, sebuah serangan udara Israel terhadap sebuah rumah menewaskan dua orang, kata petugas medis Palestina.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan serangan terhadap salah satu basis utamanya di Khan Younis di Jalur Gaza selatan.

Dikatakan bahwa seorang anak berusia 13 tahun telah ditembak mati oleh pesawat tak berawak Israel ketika berada di dalam Rumah Sakit Al-Amal.

Militer Israel telah menyatakan penyesalannya atas kematian warga sipil, namun menyalahkan Hamas yang beroperasi di wilayah padat penduduk atau menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Hamas.

Pertempuran yang sulit

Yiftah Ron-Tal, mantan komandan angkatan darat Israel, menggambarkan medan perang Gaza yang dibangun sebagai "medan perang yang paling rumit dan dibentengi" di dunia, yang membutuhkan pasukan infanteri, tank, artileri, dan korps insinyur.

"... Saya pikir apa yang terjadi sekarang adalah hasil dari pertempuran yang sulit di daerah yang padat dan dalam pertempuran semacam ini, sayangnya, ada banyak korban," katanya kepada radio militer.

Konflik telah menyebar, ketika pasukan Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman mengganggu perdagangan global dengan serangan rudal dan pesawat tak berawak terhadap kapal-kapal di Laut Merah sebagai pembalasan atas serangan Israel ke Gaza.

Baca juga: Dramatis! 5 Pencuri Kambing Pakai Mobil Diringkus Usai Dihadang di Laweung, 2 Pelaku Masih Remaja

AS menembak jatuh empat pesawat tak berawak yang diluncurkan dari wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman ke arah kapal perusak AS di Laut Merah bagian selatan pada hari Sabtu (23/12/2023).

Sehingga jumlah serangan semacam itu terhadap pelayaran komersial menjadi 15 kali, demikian ungkap Komando Pusat AS.

Sebuah pesawat tak berawak yang diluncurkan dari Iran menghantam sebuah kapal tanker kimia di Samudera Hindia pada hari Sabtu, kata Departemen Pertahanan AS.

Seorang komandan Garda Revolusi Iran mengatakan bahwa Laut Mediterania dapat ditutup jika AS dan sekutunya terus melakukan "kejahatan" di Gaza, demikian laporan media Iran, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Baca juga: Pasukan IDF Kepung RS Al-Awda di Gaza Utara, Penembak Jitu Israel Tembaki Staf Medis, 1 Orang Tewas

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Israel Membom Gaza Utara, 166 Warga Palestina Meninggal dalam 24 Jam

 

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved