Rohingya
Kisah Sedih Ibu Rohingya Kehilangan Anaknya Saat Pergi ke Indonesia: Datang Dalam Mimpi Ngasih Kabar
Seorang ibu Rohingya, tak henti-hentinya memikirkan nasib putranya, Muhammad Ansar (14), yang pamit untuk pergi ke Indonesia.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
Kisah Sedih Ibu Rohingya Kehilangan Anaknya Saat Pergi ke Indonesia: Datang Dalam Mimpi Ngasih Kabar
SERAMBINEWS.COM – Hati ibu mana yang tidak sedih kala berbulan-bulan tidak pernah mendengar kabar tentang anaknya.
Seorang ibu Rohingya, tak henti-hentinya memikirkan nasib putranya, Muhammad Ansar (14), yang pamit untuk meninggalkan kamp pengungsi Cox’s Bazar di Bangladesh.
Ansar pamit kepada keluarganya untuk pergi ke Indonesia bersama ratusan orang lainnya.
Sang kakak, Noor Fatima tak kuasa menahan tangis kala mengantarkan adiknya itu ke tempat keberangkatan kapal.
Keluarga berharap Ansar mendapatkan pekerjaan di Indonesia yang dapat membantu menghidupi mereka.
Hanya ada sedikit hal yang bisa dilakukan di kamp pengungsian Cox’s Bazar.
Bangladesh telah melarang penghuni kamp untuk bekerja, sehingga kelangsungan hidup mereka bergantung pada jatah makanan yang diberikan PBB.
Baca juga: UNHCR Mohon-mohon Pada Siapapun untuk Selamatkan Kapal Rohingya: Situasi yang Menyedihkan

Saat itu tanggal 20 November 2023, Ansar akan melakukan perjalanan menggunakan kapal bersama beberapa kerabatnya, termasuk sepupunya yang berusia 20 tahun, Samira Khatun, dan putranya yang berusia 3 tahun.
Keesokan harinya, Samira menelepon keluarga Fatima dan memberi tahu mereka bahwa mereka berada di kapal yang dimaksud.
“Kami sedang dalam perjalanan. Doakan kami," katanya, dikutip dari AP News.
Beberapa hari setelah perjalanan, kapal Rohingya lainnya melihat kapal yang membawa Ansar dan Samira mengalami keruskaan mesin dan air mulai masuk ke lambung kapal.
Tak ada yang bisa dilakukan oleh kapal tersebut, mereka juga khawatir jika menolong orang-orang di kapal Ansar, akan ikut tenggelam karena kelebihan muatan.
Akhirnya kapten kapal hanya bisa menolong dengan menarik kapal tersebut menggunakan tali.
Lalu, dua atau tiga malam kemudian, badai melanda laut.
Baca juga: Kondisi Keamanan Cox’s Bazar Memburuk, 4 Pengungsi Rohingya Tewas Dalam Baku Tembak Awal Bulan Ini
Gelombang besar menghantam kedua kapal tersebut dan mengakibatkan tali penghubung kedua kapal putus.
Orang-orang yang berada di kapal Ansar dan Samira menangis dan berteriak keras, 'Tali kami putus! Tali kami putus! Tolong bantu kami!'.
Secara perlahan kedua kapal semakin jauh dan kapal yang ditumpangi oleh Ansar dan Samira hilang dari pandangan.
“Mereka juga beragama Islam. Mereka juga bagian dari komunitas kami,” kata Rujinah saat menyaksikan kapal Ansar hilang dari pandangam.
“Itulah sebabnya rakyat kami juga menangisi mereka,” katanya lagi.

Baca juga: Kisah Hilangnya Kapal Rohingya Bermuatan 200 Orang di Laut Andaman: Jeritan Tangis Minta Tolong
Sementara itu, kamp pengungsian di Cox’s Bazar berduka atas hilangnya kapal yang membawa Ansar dan Samira bersama 180 orang itu.
Menurut penyelidikan AP News, kapal tersebut telah tenggelam di dasar laut dan orang-orangnya telah meninggal.
Fatima yang berada di kamp pengungsian Bangladesh, kesulitan untuk tidur sambil menunggu kabar tentang Ansar.
Dengan satu atau lain cara, katanya, mereka hanya menginginkan jawaban, apakah Ansar masih hidup atau tidak.
Suatu malam, kata Fatima, Ansar mendatangi sang ibu dalam mimpi dan memberitahunya bahwa dia berada di sebuah pulau.
Keluarga yakin Ansar masih hidup dan berada di suatu tempat.
Sementara keluarga lainnya, Shukkur juga bermimpi tentang putrinya, Kajoli yang berada di dalam kapal tersebut.
Namun ia bermimpi bahwa kapal yang ditumpangi putrinya itu telah tenggelam.
Dia yakin gadis kecilnya dan semua penumpang lainnya telah meninggal.
Penderitaannya bergema di seluruh tempat penampungan yang penuh sesak di kamp Cox’s Bazar.
UNHCR Mohon-mohon Pada Siapapun untuk Selamatkan Kapal Rohingya
Badan PBB urusan Pengungsi (UNHCR) memohon kepada siapapun negara kawasan Samudera Hindia untuk memberi pertolongan pada kapal Rohingya.
Sebab, sejumlah pengungsi Rohingya diyakini terjebak di laut Samudera Hindia karena mengalami kerusakan pada kapal.
Mereka diyakini berjumlah 185 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sangat membutuhkan penyelamatan segera.
“Kapal mereka diperkirakan berada di dekat Kepulauan Andaman dan Nikobar,” bunyi pernyataan UNHCR pada Sabtu (23/12/2023) dikutip dari Al Jazeera.
Badan PBB tersebut mengatakan setidaknya satu penumpang kapal tersebut telah meninggal, dan belasan lainnya berada dalam kondisi kritis.
“Masih banyak lagi yang bisa meninggal jika tidak ada penyelamatan yang tepat waktu ke tempat aman terdekat,” UNHCR memperingatkan.
“Ini benar-benar situasi yang menyedihkan,” ungkapnya.
Baca juga: 5 Kapal Rohingya Terpantu Dekati Perairan Lhokseumawe, Aceh Timur, Pidie, Aceh Besar dan Sabang
Ribuan warga Rohingya yang mayoritas beragama Islam dan mengalami penganiayaan berat di Myanmar, melakukan perjalanan laut yang berisiko dari negara mereka dan kamp pengungsi di Bangladesh setiap tahun untuk mencapai Malaysia atau Indonesia.
Lebih dari 2.000 warga Rohingya diyakini telah melakukan perjalanan berisiko ke negara-negara Asia Tenggara pada tahun 2022, menurut UNHCR.
“Sejak tahun lalu, lebih dari 570 orang, termasuk pengungsi Rohingya, dilaporkan meninggal atau hilang di laut di wilayah tersebut,” lapor UNHCR.
Mengenai pengungsi Rohingya yang saat ini terkatung-katung, UNHCR menekankan bahwa tragedi yang lebih besar dapat dicegah dengan upaya yang tepat waktu untuk menyelamatkan nyawa.
“Situasi ini sekali lagi menggarisbawahi pentingnya semua negara di kawasan ini mengerahkan seluruh kapasitas pencarian dan penyelamatan mereka untuk menghindari terjadinya bencana manusia pada skala ini,” mohonnya. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Rohingya
Indonesia
Cox’s Bazar
pengungsi Rohingya
kapal rohingya
Rohingya di Aceh
Bangladesh
kehilangan anak
Kisah Sedih
Serambi Indonesia
Serambinews
Aktivis LP2S Minta Imgrasi dan UNHCR Pindahkan Rohingya ke Tempat Layak |
![]() |
---|
Rohingya Kabur, Pemerintah Khawatir Terjadi Perdagangan Manusia di Aceh Barat |
![]() |
---|
Terkait Pengungsi Rohingya, Asisten I: Seketat Apapun Dijaga Kalau Ingin Lari Tetap Lari |
![]() |
---|
Tim SAR Kembali Temukan Mayat Mengapung di Laut Aceh Jaya |
![]() |
---|
Kapolresta Banda Aceh Ikuti Diskusi Pemberantasan Penyelundupan Manusia di Bangkok |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.