Breaking News

Berita Banda Aceh

Ketua MPU Aceh Serahkan Bantuan Untuk Rohingya, Lem Faisal: Pemerintah Harus Memberi Solusi

Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali atau akrab disapa Lem Faisal mengunjungi para etnis Rohingya yang ditampung sementara

|
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBI/HENDRI
Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk. H. Faisal Ali atau Lem Faisal bersama anak-anak Rohingya saat menyerahkan bantuan kepada pengungsi Rohingya di Gedung BMA, di Banda Aceh, Sabtu (30/12/2023). 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali atau akrab disapa Lem Faisal mengunjungi para etnis Rohingya yang ditampung sementara di basement gedung Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Sabtu (30/12/2023).

Dalam kunjungan tersebut, Lem Faisal menyerahkan sejumlah bantuan makanan berupa makanan ringan, air minum dan beberapa jenis lainnya.

Pada kunjungan itu juga, Lem Faisal sempat mendengarkan bacaan ayat suci Al-Qur’an yang dibacakan anak dari Etnis Rohingya Abu Fayas (10).

Dimana Abu Fayas membaca surat Al-Isra ayat ke 80 tentang kebatilan.

Dimana dalam salah satu petikan ayat tersebut artinya "Dan katakanlah wahai Nabi Muhammad, "Kebenaran, yaitu agama yang mengajarkan tauhid kepada Allah telah datang, dan yang batil, yaitu kemusyrikan dan kekufuran kepada Allah telah lenyap." Sungguh, yang batil itu pasti lenyap, tidak dapat bertahan lama di muka bumi.”

Mendengar bacaan ayat Alquran tersebut, mata Lem Faisal tampak berkaca-kaca. Ayat tersebut seakan menceritakan apa yang dialami para etnis Rohingya tersebut. 

Baca juga: Rektor Klarifikasi Unmuha tak Terlibat dalam Demo Pengusiran Paksa Migran Rohingya di Banda Aceh

Lem Faisal mengatakan, penyerahan bantuan itu diberikan dalam kontek kemanusian dimana pihaknya menyisihkan sedikit rezeki untuk diberikan kepada etnis Rohingya tersebut.

“Ini dalam konteks kemanusiaan. Sedikit kami bisa berbagi melihat mereka ditampung di tempat ini,” kata Lem Faisal kepada wartawan.

Menurutnya hal itu sebuah kewajiban bagi umat Islam dalam memberikan pelayanan kepada pengungsi Rohingya tersebut.

Di sana ia juga meminta agar pemerintah dapat memikirkan dan memberikan solusi perihal penanganan Rohingya tersebut.

Hal tersebut, kata Lem Faisal, merupakan harapan mendalam dari lubuk hatinya agar pemerintah cepat dan tepat dalam mengeluarkan kebijakan terhadap mereka.

Baca juga: BEM USK dan Al Washliyah Tegaskan Tak Ikut-ikut Aksi Lempar Pengungsi Rohingya di Meuseuraya Aceh

 “Jangan pemerintah pusat memberikan tanggung jawab ke Pemerintah Aceh, tanggung jawab bagi masyarakat Aceh. Melainkan solusi tepat yang diharapkan ada dari pemerintah pusat,” ungkapnya.

“Pemerintah harus bersikap. Terserah sikap apa saja, bukan masyarakat yang harus bersikap. Bukan sikap tokoh politik maupun partai politik yang kita harapkan. Tapi ada sikap dari Pemerintah. Dan itu semuanya akan diikuti,” lanjutnya

Dimana, kata Lem Faisal, selama ini ia melihat belum ada sikap konkrit dari pemerintah pusat dalam hal penanganan Rohingya tersebut.

Kemudian lanjut, kata Lem Faisal, terkait banyak penolakan baik di media sosial dan sebagainya, ia berharap agar masyarakat Aceh jangan melakukan sesuatu yang di luar batas yang wajar.

Baca juga: Terindikasi TPPO, TNI AL Halau Kapal Pengangkut Pengungsi Rohingya di Perairan Pulau Weh Sabang

“Itupun kalau bisa. Kalau tidak mampu memberikan pertolongan, janganlah kita mencegah orang yang hendak berbuat baik.

Jalankan agama kita kepada mereka, agar kita tidak terkena murka dari Allah SWT,” tegasnya.

Tak Mendapatkan Pendidikan yang Layak

Ia menceritakan, bahwa dirinya sendiri pernah mengunjungi Camp Pengungsian di Cox’s Bazar.

Di sana para pengungsi tersebut tidak mendapatkan pendidikan seperti anak-anak pada umumnya.

Namun, anak-anak disana diajarkan agama oleh orang tuanya.

Baca juga: Kecam Aksi Anarkis Mahasiswa Terhadap Rohingya, BEM UNIKI Lhokseumawe Desak Pemerintah Beri Solusi

“Mereka kalau dilihat dalam pendidikan umum tidak bisa. Tapi kalau pendidikan agama itu dari keluarga. Mereka di didik baca Alquran oleh orang tuanya,” jelasnya.

Karena hal itu ia berharap agar masyarakat dan para mahasiswa untuk melihat etnis Rohingya tersebut dalam kaca kemanusiaan.

“Jangan pernah melepas agama dalam seluruh tingkah laku kita. Jangan lepas agama dari seluruh perbuatan kita,” pungkasnya.(*)

Baca juga: Mahasiswa Serang Pengungsi Rohingya, Panglima Laot: Menyayat Hati, Coreng Wajah Aceh di Mata Dunia

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved