Kiprah BUMN Untuk Wartawan Masa Depan

Agus dan Yeni merupakan wartawan muda yang baru menapaki karir di media sekitar tiga tahun lalu. Semangat dan kemauan kuat, mendorong mereka dengan cepat beradaptasi dengan dunia jurnalistik. Agus dan Yeni sudah terbiasa berhadapan dengan liputan besar.   

Mereka mengaku sangat bangga bisa mengikuti UKW yang dilaksanakan PWI Aceh bersama BUMN. ”Saya merasa beruntung berkesempatan mengikuti UKW ini. Karena UKW salah satu kewajiban yang harus ada pada setiap wartawan,” kata Yeni yang diamini Agus.

Pelaksanaan UKW PWI Aceh angkatan 17 dibuka langsung oleh Sekretaris Jenderal PWI Pusat Sayid Iskandarsyah, yang merupakan putra Aceh pada Kamis (28/12/2023) pagi. Turut hadir, Pj Gubernur Aceh yang diwakili Asisten III Setda Aceh Iskandar, Ketua PWI Aceh M Nasir Nurdin, Kabag Humas Setda Aceh Gade Ridwan, Penasihat PWI Aceh Dr Bustamam Ali.

Selain itu hadir juga Kepala Sekolah Jurnalisme Indonesia (SJI) PWI Aceh Asnawi Kumar, sejumlah pengurus PWI Aceh, ketua dan sekretaris Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Aceh serta para penguji nasional yaitu Erwin Kustiman, Anas Ariful Alim, Setiawan Hendra Kelana, T Haris Fadilah.

Sayid Iskandarsyah dalam sambutannya mengapresiasi PWI Aceh karena telah berhasil melaksanakan UKW angkatan 17 untuk jenjang muda. Pelaksanaan UKW kali ini, katanya, berkat kerja sama antara PWI pusat dengan BUMN.

Baca juga: Pelaksanaan UKW PWI Aceh Angkatan XVII Selesai, Peserta Lulus 100 Persen

Setiap provinsi, terang Sayid Iskandarsyah, pelaksanaan UKW didukung oleh dua perusahaan di bawah BUMN. ”Lewat kegiatan ini kita berharap seluruh peserta menjadi wartawan kompeten sehingga target dari BUMN untuk mengkompetenkan wartawan bisa tercapai,” harap dia.

Sementara Asisten III Setda Aceh, Iskandar mewakili Pj Gubernur mengatakan media merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan berdemokrasi yang menghubungkan masyarakat dengan pemimpinnya.

”Pers mempunyai fungsi sebagai media informasi dan kontrol sosial. Sangat penting bagi pemerintah manapun untuk berhubungan baik dengan media dalam mengontrol pemerintah sesuai undang-undang,” ujar Iskandar.

Sepanjang sejarah Aceh, lanjut Iskandar, wartawan telah menunjukkan kiraphnya terhadap jalannya demokrasi dan jalannya pembangunan di Tanoh Rencong.

Apalagi di era globalisasi seperti saat ini, pemerintah Indonesia dan Aceh, khususnya, selalu berkepentingan untuk menjaga kemerdekaan dan kebebasan pers. Karena itu pemerintah memberi dukungan penuh kepada wartawan di Aceh agar dapat terus menjalankan fungsinya dengan baik.

”Salah satu langkah dalam menjalankan fungsi media dengan baik adalah kompetensi. Inilah kenapa harus dilakukan uji kompetensi oleh lembaga penguji seperti PWI,” imbuhnya.

Untuk itu, Pemerintah Aceh berharap kepada media dan wartawan di Aceh untuk terus meningkatkan kemampuan dan keahlian agar dapat terus tumbuh kembang mengikuti perkembangan zaman.

”Rakyat Aceh sangat gemar membaca. Ketika media cetak tiba, orang di warung kopi berebutan membacanya. Begitu Serambi (Harian Serambi Indonesia) hadir jam 10 pagi, kertasnya masih bagus, jam 10 malam sudah lusuh,” ungkap dia mengenang.

Sementara Ketua PWI Aceh M Nasir Nurdin dalam sambutannya menyampaikan saat ini jumlah wartawan di Aceh yang sudah berkompeten sebanyak 343 orang yang terdiri atas 46 orang tingkat utama, 78 orang tingkat madya, dan 219 orang tingkat muda.

”Saat ini masih tersisa 124 orang yang belum ikut UKW yang di dalamnya anggota biasa PWI yang memegang KTA  (Kartu Tanda Anggota) dan yang tidak memperpanjang UKW. Dalam dua tahun terakhir bertambah signifikan wartawan muda, nampaknya meningkat terus,” ujarnya.