Pilpres 2024

Anies Sebut Prabowo Mengolok-olok Pentingnya Etika, Prabowo: Anda Tidak Pantas Bicara soal Etik 

Anies Baswedan menyebut Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto mengolok-olok pentingnya etika dalam proses menuju kepemimpinan.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
TRIBUNNEWS.COM/IRWAN RISMAWAN
Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 1, Anies Baswedan menyebut Capres Nomor Urut 2, Prabowo Subianto mengolok-olok pentingnya etika dalam proses menuju kepemimpinan. 

“Kalau demokrasi kita tidak berjalan, tidak mungkin Anda jadi gubernur, kalau Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur,” tambahnya.

Dia juga mengungkit saat sama-sama menjadi oposisi dulu, Anies datang ke rumah Prabowo dan kemudian terpilih menjadi gubernur.

“Saya waktu itu oposisi mas Anies, Anda ke rumah saya, kita oposisi, Anda terpilih,” kata Prabowo.

Singgung Orang Dalam

Capres nomor 1 Anies Baswedan juga menyinggung soal ordal (orang dalam) usai menanggapi jawaban Prabowo.

Awalnya Anies bertanya tentang perasaannya mengetahui putusan Majelis Kehormatan MK terkait Hakim Ketua MK melanggar kode etik soal putusan gugatan syarat capres cawapres.

Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta dan eks Rektor Universitas Paramadina itu, fenomena ordal adalah sesuatu yang menyebalkan.

Dikatakannya, saat ini mau ikut kesebelasan dalam sebuah tim bola mesti pakai ordal, begitu juga terkait pengangkatan guru dan daftar sekolah.

Bahkan hingga membeli tiket konser pun, di Indonesia masih ada budaya menggunakan orang dalam.

Budaya ordal ini menurutnya membuat meritokratik atau sistem politik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, tidak berjalan.

“Membuat etika luntur, dan ketika fenomena ordal itu bukan hanya di masyarakat, tapi di proses yang paling puncak terjadi ordal,” kata Anies dalam debat capres.

Dia juga bercerita kalau rakyat merasakan hal ini, beberapa guru mengeluhkan kepadanya kalau pengangkatan guru di tempat mereka berdasarkan orang dalam.

“Kalau tidak ada ordal, tidak bisa jadi guru, tidak bisa diangkat,” ungkap Anies.

“Lalu apa jawabannya, atasan saya bilang wong yang di Jakarta saja pakai ordal, kenapa kita yang di bawah tidak pula pakai ordal, negeri ini rusak apabila tatanan itu hilang,” tambahnya.

Prabowo kemudian kembali menanggapi pernyataan Anies dan menyerahkan semuanya pada rakyat.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved