Konflik Palestina vs Israel
Hamas Siarkan Video Warga Israel yang Disandera, Minta Netanyahu Hentikan Perang
Pada hari yang sama, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, menegaskan Israel gagal mencapai tujuannya atau membebaskan sandera di Jalur Gaza.
SERAMBINEWS.COM - Hamas pada Minggu (14/1/2024) menayangkan video tiga warga Israel yang mereka sandera meminta dibebaskan dan perang di Palestina dihentikan.
Perilisian video ini dilakukan ketika perang Israel-Hamas di Gaza memasuki hari ke-100.
Dikutip dari Reuters, video berdurasi 37 detik yang tak bertanggal ini menampilkan tiga warga Israel bernama Noa Argamani (26), Yossi Sharabi (53), dan Itai Svirsky (38).
Brigade Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), merilis video pendek yang memperlihatkan tiga warga Israel yang disandera di Jalur Gaza.
Video itu diunggah di saluran Telegram Brigade Al-Qassam pada Minggu (14/1/2024) malam.
Dalam video itu, ketiga sandera meminta Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menghentikan perang agar bisa mengembalikan mereka ke keluarga mereka dengan selamat.
Ketiga sandera tersebut adalah Noa Argamani (26), yang tinggal di Beersheba, Yossi Sharaabi (53), dan Tais Versky (38), yang tinggal di Tel Aviv.
“Hentikan kegilaan ini dan kembalikan kami ke keluarga kami,” kata Noa Argamani.
Sementara Tice Versky mengirim pesan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
“Tolong hentikan perang dan kembalikan kami ke rumah,” kata Tice Versky.
Pada gilirannya, Yossi Sharaabi juga meminta agar perang dihentikan.
"Karena itu, perang sekarang harus dihentikan,” katanya.
“Besok kami akan memberitahu Anda tentang nasib mereka. Pemerintah Anda berbohong,” tulis Brigade Al-Qassam di akhir video.
Pada hari yang sama, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Ubaida, menegaskan Israel gagal mencapai tujuannya atau membebaskan sandera di Jalur Gaza.
"Nasib banyak sandera Israel menjadi tidak diketahui selama beberapa minggu terakhir. Banyak dari mereka kemungkinan telah terbunuh oleh serangan Israel (di Gaza)," kata Abu Ubaida, Minggu (14/1/2024), dikutip dari Al Jazeera.
Sementara sisanya masih berada dalam bahaya besar setiap saat karena agresi Israel yang masih berlanjut.
“Kami mendapat informasi dari beberapa pihak di garis depan perlawanan bahwa mereka berusaha memperluas serangan terhadap musuh dalam beberapa hari mendatang mengingat berlanjutnya agresi terhadap Gaza,” tambahnya.
Baca juga: Pidato Abu Ubaida Tepat 100 Hari Perang Hamas-Israel di Gaza: Sebut Kemenangan Palestina Sudah Dekat
Hamas sebelumnya mengatakan, mereka kehilangan kontak dengan beberapa sandera ketika pasukan Israel menembaki Gaza dan menduga ada yang tewas dalam serangan itu.
Pada awal perang, Hamas juga mengancam akan mengeksekusi sandera sebagai balasan atas serangan militer Israel.
Namun, Israel umumnya menolak menanggapi pesan publik Hamas mengenai para sandera dan menganggapnya sebagai perang psikologis.
Menurut petugas forensik di Kementerian Kesehatan Israel yaitu Hagar Mizrahi dalam wawancara di stasiun tv lokal pada 31 Desember 2023, otopsi para sandera yang tewas tidak menemukan penyebab yang sesuai dengan pernyataan Hamas bahwa mereka terbunuh dalam serangan udara.
Akan tetapi, Israel tidak menepis kemungkinan risiko yang terjadi dengan para sandera akibat serangan mereka dan mengeklaim telah mengambil langkah pencegahan. "Operasi militer memerlukan waktu.
Kami harus bertindak tepat, dan kami menyesuaikannya dengan ancaman dan sandera yang ada di lapangan," kata juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari pada Minggu (14/1/2024).
Dari sekitar 240 warga Israel yang ditawan Hamas sejak perang pada 7 Oktober 2023, sekitar separuhnya sudah dibebaskan saat gencatan senjata pada November.
Israel berujar, 132 orang masih disandera di Gaza dan 25 di antaranya tewas dalam tahanan.
Beberapa kerabat sandera kemudian meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan gencatan senjata lagi atau menghentikan perang.
Adapun Netanyahu berjanji akan terus berperang sampai Hamas hancur, yang menurutnya bakal memungkinkan pembebasan para sandera.
Pada Desember 2023, Netanyahu mengatakan di parlemen bahwa dia meminta Beijing membantu membebaskan Noa Argamani, yang ibunya yaitu Liora adalah warga China.
Liora Argamani menderita penyakit mematikan dan memohon agar bisa bertemu putrinya, Noa, sebelum meninggal.
Baca juga: VIDEO 200 Alumni Dayah Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran di Pidie
Baca juga: Pembangunan Masjid Al-Abrar Caleu Pidie Terus Dipacu, Ini yang Mendesak Agar Bisa Dipakai Ramadhan
Hamas Palestina vs Israel
Brigade Al-Qassam beberapa kali menerbitkan video sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Kemunculan para sandera dalam video-video itu memberikan tekanan kepada pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Sementara itu, ketegangan Israel dan Hamas di Jalur Gaza kini masih berlanjut.
Setelah Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Jalur Gaza hingga hari ini.
Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza setelah pertukaran sandera pada akhir November 2023, yang menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.
Hamas menolak untuk mengungkap jumlah sandera militer dan sipil yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza terhitung 23.968 hingga Senin (15/1/2024) dan 1.200 kematian di wilayah Israel, yang direvisi oleh Israel menjadi 1.147.
Tercatat 352 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Minggu (14/1/2023).
Baca juga: VIDEO 200 Alumni Dayah Deklarasi Dukung Prabowo-Gibran di Pidie
Baca juga: Mobil Toyota Agya Tertabrak Kereta Api Gaya Baru di Klaten dan Terseret 20 Meter, 2 Orang Tewas
Baca juga: Aliansi Mahasiswa Pidie Ajak Masyarakat Ciptakan Pemilu Damai
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 100 Hari Perang, 3 Sandera Israel Muncul di Video Hamas: Hentikan Kegilaan Ini
Israel Ultimatum Warga Gaza, Harus Angkat Kaki Sebelum 7 Oktober 2025 |
![]() |
---|
Citra Satelit Ungkap Gerak-Gerik Tank Israel Jelang Pencaplokan, Gaza di Ujung Tanduk |
![]() |
---|
Israel Sengaja Buat Warga Gaza Mati Kelaparan agar Hamas Menyerah atas Perintah Netanyahu |
![]() |
---|
Viral di Medsos, Warga Israel Kesakitan Tertimpa Kulkas Rampasan dari Warga Palestina |
![]() |
---|
Truk Bantuan Terguling di Gaza Timpa Pencari Bantuan, 20 Warga Palestina Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.