Opini
Etika Caleg Terhadap Lingkungan
Dalam menyikapi dinamika politik, kita perlu senantiasa menjaga keseimbangan antara aspirasi pribadi dan kepentingan lingkungan yang lebih besar. Etik
Dr Ir Wira Dharma SSi MSi MP, Koordinator Program Studi Magister Biologi FMIPA-USK
KONTESTASI pemilu di Indonesia benar-benar dapat dianggap sebagai sebuah pesta rakyat terbesar. Pemilu, sebagai pilar demokrasi, merupakan momen yang sangat penting dan nantikan oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Ini bukan sekadar sebuah proses politik rutin, tetapi sebuah peristiwa besar yang melibatkan partisipasi aktif dari warga negara dalam menentukan arah kepemimpinan dan kebijakan negara.
Tanggal 14 Februari 2024 menjadi tonggak sejarah di mana rakyat Indonesia bersatu untuk memberikan suara dan memilih para pemimpin yang akan mewakili kepentingan mereka di tingkat legislatif. Calon legislatif, dengan tekad dan semangat yang tinggi, menghadapi perjalanan panjang dalam mencapai dukungan dan kepercayaan rakyat.
Pesta demokrasi menjadi panggung di mana ide, visi, dan misi dari masing-masing caleg bersaing untuk mendapatkan perhatian dan dukungan masyarakat. Dalam atmosfer kompetisi ini, caleg berusaha keras untuk menunjukkan kualitas kepemimpinan, integritas, dan komitmen mereka terhadap kepentingan rakyat memanfaatkan kesempatan untuk memperkenalkan diri melalui media luar ruang.
Dalam menyikapi dinamika politik, kita perlu senantiasa menjaga keseimbangan antara aspirasi pribadi dan kepentingan lingkungan yang lebih besar. Etika lingkungan membimbing kita untuk tidak hanya berfokus pada tujuan politik jangka pendek, melainkan juga pada dampak jangka panjang terhadap keberlanjutan ekosistem.
Adapun beberapa prinsip-prinsip etika lingkungan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Sikap hormat terhadap alam (respect for nature); (2) Prinsip tanggung jawab moral (moral responsibility for nature); (3) Solidaritas kosmis (cosmic solidarity); (4) Kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature); (5) Prinsip (No Harm). Keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpin kita harus mencerminkan kebijakan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Namun, satu contoh yang menunjukkan kurangnya perhatian terhadap etika lingkungan adalah penggunaan alat peraga kampanye dengan memanfaatkan pohon sebagai sarana, dengan menempel atau menggantung alat peraga menggunakan paku pada pohon-pohon di sekitar kita. Praktik ini, meskipun mungkin dilakukan untuk meningkatkan visibilitas kampanye, seharusnya menjadi sorotan karena dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tumbuhan lingkungan.
Tindakan sederhana ini, meskipun terlihat sepele, seharusnya tidak diabaikan karena membawa dampak negatif terhadap lingkungan kita yang rapuh. Menempel alat peraga kampanye dengan paku pada pohon dapat merusak struktur jaringan pohon dan tumbuhan. Dampaknya mencakup kerusakan pada bagian batang, menghambat proses pengangkutan air dan makanan, mengurangi laju metabolisme serta menciptakan lubang yang memperlemah ketahanan pohon terhadap penyakit.
Menempel atau menggantung alat peraga kampanye dengan menggunakan paku pada pohon dapat merusak struktur jaringan pohon. Paku yang menembus kulit batang dapat menyebabkan luka dan kerusakan pada pohon. Lubang-lubang yang dihasilkan oleh paku juga dapat menjadi pintu masuk bagi patogen dan mikroorganisme berbahaya, meningkatkan risiko infeksi dan penyakit pada pohon.
Menjaga keseimbangan
Penting bagi kita untuk memiliki pemahaman mendalam mengenai etika lingkungan, sebagai panduan dalam perilaku kita terhadap alam. Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan alam, memberikan oksigen, menyerap emisi karbon, mempercantik pemandangan, menghalangi angin, meredam partikel debu, dan banyak jasa lainnya memainkan peran penting untuk mendukung kehidupan kita.
Sayangnya, terkadang kita cenderung mengabaikan peran besar yang telah diperankan oleh tumbuhan setelah mereka memberikan jasa yang tidak terhingga kepada manusia. Etika lingkungan bukan hanya tentang menghargai peran tumbuhan, melainkan juga tentang menjaga keberlanjutan lingkungan dan menyadari dampak tindakan kita terhadap lingkungan.
Sebagai warga negara yang peduli terhadap lingkungan, kita dihadapkan pada tanggung jawab bersama untuk menjaga agar pesta demokrasi ini tidak merugikan tumbuhan dan pohon di sekitar kita. Jangan biarkan mereka menjadi korban dari kebahagiaan kita.
Etika lingkungan bukanlah hal yang sepele, itu adalah langkah konkret kita dalam menjaga kepentingan lingkungan yang lebih besar, melebihi ambisi pribadi dan tindakan yang dapat merusak. Etika lingkungan memegang peran penting dalam membimbing perilaku manusia terhadap alam, memerlukan perhatian khusus dalam rangka mengapresiasi dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Melalui tulisan ini, penulis ingin mengingatkan para calon legislatif akan pentingnya memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Terima kasih kepada mereka yang tidak hanya berbicara, melainkan juga bertindak sesuai dengan nilai-nilai etika lingkungan. Semoga nantinya, calon yang terpilih dapat menjadi wakil rakyat yang memahami dan menerapkan etika lingkungan dalam setiap langkah kebijakan yang diambil.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.