Luar Negeri
Militer Myanmar Kembali ‘Basmi’ Etnis Rohingya di Rakhine, Belasan Terbunuh dan Puluhan Terluka
Lebih dari 12 orang warga Rohingya terbunuh dan puluhan lainnya luka-luka dalam dua hari serangan di desa Buthidaung Tsp Rakhine.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
Militer Myanmar Kembali ‘Basmi’ Etnis Rohingya di Rakhine, Belasan Terbunuh dan Puluhan Terluka
SERAMBINEWS.COM – Junta Militer Myanmar kembali melakukan ‘pembasmian’ terhadap etnis Rohingya di negara itu.
Militer Myanmar melakukan serangan mematikan di negara bagian Rakhine selama dua hari, pada Kamis dan Jumat (25-26/1/2024).
Akibar serangan tersebut, belasan etnis Rohingya terbunuh dan puluhan orang lainnya terluka.
Seorang aktivis hak asasi manusia di Myanmar, Ro Nay San Lwin pada Sabtu (27/1/2024) mengungkapkan, militer Myanmar melakukan tindakan genosida itu dengan serangan artileri.
Pendiri Koalisi Rohingya Merdeka ini mengungkapkan, militer Myanmar dengan sengaja menargetkan masyarakat yang berada di desa Buthidaung Tsp di Danau Hpon Nyo.
“Lebih dari 12 orang warga Rohingya terbunuh dan puluhan lainnya luka-luka dalam dua hari serangan,”
“Militer Myanmar menembakkan artileri ke desa Buthidaung Tsp di Danau Hpon Nyo di Negara Bagian Rakhine pada Kamis dan Jumat,” kata Lwin, dikutip dari Anadolu Agency.
Baca juga: Jenguk Rohingya di ISC, Kapolres Aceh Timur Tegaskan Gencarkan Patroli Laut
Ia mengatakan, serangan itu tampaknya terjadi di tengah pertembutan melawan tentara Arakan.
“Di tengah pertempuran antara Tentara Arakan dan militer Myanmar, korban Rohingya banyak sekali dan menjadi sasaran,” tambahnya.
Pada tahun 2017, eksodus massal warga Rohingya dipicu oleh tindakan keras brutal militer Myanmar terhadap minoritas Muslim di negara tersebut.
Sejak itu, sekitar 1,2 juta orang Rohingya melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh, hidup dalam situasi gentung di kamp pengungsi terbesar di dunia di Cox's Bazar.
Saat ini, setidaknya tiga kelompok etnis bersenjata, yang bersatu di bawah apa yang disebut Aliansi Persaudaraan, juga telah melawan rezim junta untuk mengambil kendali di bagian utara Myanmar sejak akhir Oktober.
Myanmar berada di bawah pemerintahan junta sejak Februari 2021 dan militer, yang dikenal sebagai Tatmadaw, menghadapi perlawanan sengit dari kelompok etnis di banyak wilayah di negara tersebut.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
| Iran Tegaskan Tidak akan Hentikan Pengayaan Uranium Meski Dikepung Negara Barat |
|
|---|
| Iran Kecam Trump Karena Minta Pentagon Lanjutkan Uji Coba Senjata Nuklir, Sebut AS Provokatif |
|
|---|
| 119 Orang Tewas saat Polisi Gerebek Geng Narkoba di Brasil, 81 Orang Ditangkap |
|
|---|
| Badai Melissa Masih Terus Bergerak Menuju Negara Lain, Sudah 36 Orang Tewas |
|
|---|
| Bus Jatuh ke Jurang Tewaskan 16 Orang, Diduga Kelebihan Muatan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.