Berita Kutaraja

Bikin Was-was! Kriminalitas Remaja Kian Marak di Aceh, DSI Ajak Warga Hidupkan 'Pageu Gampong'

Zahrol mengatakan, tindak kriminalitas yang dilakukan remaja itu harus diberikan hukuman yang dapat memberi efek jera (deterrent effect).

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Taufik Hidayat
ist
Kadis Syariat Islam Aceh, Zahrol Fajri 

Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Tindak kriminalitas kian marak dilakukan kalangan remaja di Aceh.

Baru-baru ini, aksi tawuran, pembegalan, perampokan, hingga pembunuhan melibatkan pelaku dari kalangan remaja, terjadi di sejumlah daerah di Bumi Serambi Mekkah.

Sehingga kejadian yang bikin was-was masyarakat tersebut menjadi perhatian Pemerintah Aceh.

Berpijak dari fakta ini, Kepala Dinas Syariat Islam (DSI) Aceh, Zahrol Fajri mengajak masyarakat untuk peduli dan mengawasi langsung anak muda di lingkungannya.

“Gerak gerik mereka harus terus dipantau sehingga peluang terjadinya kejahatan pembegalan atau bentuk premanisme lainnya bias dicegah sejak dini,” ujarnya.

"Segera laporkan ke aparat penegak hukum kalau melihat ada potensi kriminalitas," pesan Zahrol.

Zahrol mengatakan, tindak kriminalitas yang dilakukan remaja itu harus diberikan hukuman yang dapat memberi efek jera (deterrent effect).

Sehingga membuat calon pelaku lain menghentikan niatnya untuk melakukan kesalahan yang sama.

"Pada unit pemeritahan terbawah yaitu gampong juga dapat dilakukan suatu upaya pencegahan atau pengawasan bersama,” urai dia.

“Caranya yaitu dengan menghidupkan sistem ‘pageu gampong’ (pagar kampung), di mana aparatur sebuah kampung tertentu dapat melakukan pengawasan dan penindakan awal di wilayah mereka masing-masing, tentunya sesuai aturan hokum,” ulasnya.

“Secara kolektif, ini akan sangat efektif untuk mempersempit ruang terjadinya kejahatan," tutur Zahrol.

Menurut Zahrol, begal merupakan sesuatu yang sangat asing bagi Aceh dan sulit  dipercaya bahwa hal semacam itu dapat terjadi di Bumi Serambi Mekkah secara alamiah.

"Jadi kita berharap jangan sampai masyarakat hilang kesabaran atas adanya ketidaknyamanan ini dan akhirnya memilih melakukan penghakiman secara sepihak,” papar dia.

“Sebelum itu terjadi, mari kita berusaha untuk memperbaiki keadaan dan menyelamatkan anak-anak kita, generasi muda kita, dan Aceh dari jurang kehancuran, " pungkas Zahrol.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved