Internasional

Inggris Uji Rudal Nuklir untuk Persiapan Perang Dunia Ketiga

Kapal selam kelas khusus ini mampu membawa kekuatan ledakan melebihi bom apa pun yang dijatuhkan selama Perang Dunia II.

Editor: Ansari Hasyim
(dailymail)
Bom nuklir terbaru yakni rudal RS-28 atau disebut "Setan 2" buatan Rusia. 

SERAMBINEWS.COM - Dalam laporan eksklusif dari terbitan Inggris "The Sun," London bersiap menghadapi uji coba rudal nuklir penting yang akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang—peristiwa penting yang belum pernah terjadi dalam delapan tahun terakhir.

Perkembangan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran Inggris terhadap Rusia dan meningkatnya konflik di Ukraina. Secara global, kecemasan meningkat atas kemungkinan terjadinya perang dunia ketiga.

Menurut "The Sun," Inggris siap untuk melakukan uji coba rudal balistik, "Trident 2 D5," dari kapal selam nuklir "Vanguard," sebuah kapal bernilai 4 miliar. Kapal selam itu baru-baru ini terlihat di Port Canaveral di Florida, AS.

Baca juga: Digadang Pewaris Korut, Ini Potret Kim Ju-ae, Putri Kim Jong-un Saat Melihat Persenjataan Nuklir

Kapal selam kelas khusus ini mampu membawa kekuatan ledakan melebihi bom apa pun yang dijatuhkan selama Perang Dunia II.

Rudal Trident II D5 dijadwalkan untuk uji peluncuran pada jarak 3.500 mil (sekitar 6.500 kilometer) dari Amerika Serikat.

Inggris saat ini memiliki empat kapal selam nuklir kelas "Vanguard", dan hanya dua yang beroperasi aktif.

Rencana sedang dilakukan untuk menggantinya dengan kapal selam kelas "Dreadnought" baru setelah tahun 2030.

Baca juga: Kim Jong Un Perintahkan Militer Korea Utara Bersiap Perang Hadapi Serangan Nuklir AS

Kementerian Pertahanan Inggris menegaskan bahwa tujuan utama uji coba ini adalah untuk mencegah ancaman paling ekstrem terhadap keamanan nasional.

Rudal Trident 2 D5 diperkirakan akan diluncurkan dalam jarak yang ditentukan dari Amerika Serikat.

Angkatan Laut Kerajaan Inggris hanya melakukan lima peluncuran rudal Trident II D5 pada abad kedua puluh satu, dan yang terbaru terjadi pada tahun 2016.

Awalnya dimaksudkan untuk menempuh jarak 9.000 kilometer dan menyerang sasaran di bagian selatan Samudera Atlantik. rudal tersebut menyimpang dari jalurnya, dan akhirnya menghancurkan dirinya sendiri.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Medium

    Large

    Larger

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved