Berita Bireuen
Kerusakan Bendungan Irigasi Hagu Bireuen Diharapkan Penanganan Segera
Harapan tersebut disampaikan sejumlah petani setempat karena saat ini tanaman padi sedang mengisi bulir dan sebagian baru dua minggu siap tanam.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Yusmandin Idris I Bireuen
SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – Bendungan beton bendung pancur irigasi Hagu di Desa Hagu, Peudada Bireuen jebol dihantam luapan banjir Krueng Peudada yang terjadi Sabtu (27/1/2024) malam, sepanjang 25 meter lebih
beton bendungan patah diharapkan dapat ditangani segera.
Harapan tersebut disampaikan sejumlah petani setempat karena saat ini tanaman padi sedang mengisi bulir dan sebagian baru dua minggu siap tanam.
“Tanaman padi sebagian sudah mulai mengisi bulir dan sebagian lainnya baru dua minggu ditanam,” ujar Zulkifli petani setempat saat Serambinews.com melihat kondisi bendungan irigasi Hagu yang rusak tersebut.
Baca juga: Sebelum Tidur Sebaiknya Rutin Minum Ini, Begini Penjelasan dr Zaidul Akbar
Petani berharap dinas terkait dapat menangani segera sehingga tanaman padi tidak mengalami kekurangan air.
Jebolnya bendungan tersebut, katanya, berdampak kepada terganggunya kebutuhan air untuk sawah
yang sedang ditanami.
Dampaknya ada sekitar 1.000 hektare lebih sawah yang sudah ditanam padi tidak lagi mendapatkan suplai air irigasi.
Baca juga: Anies: Berikan Bansos Sesuai Kebutuhan, Bukan untuk Kepentingan yang Memberi
Camat Peudada, Erry Seprinaldi kepada Serambinews.com, Senin (5/2/2024) mengatakan, tim dari dinas terkait di Kabupaten Bireuen, dan Provinsi Aceh serta Muspika Peudada terus berupaya mencari solusi untuk menangani bendungan pancur irigasi tersebut yang rusak tersebut.
"Hasil koordinasi terakhir dengan dinas provinsi, mereka sedang menunggu peraturan gubernur perincian APBA," jelasnya.
Ditambahkan, apabila ditangani secara darurat tidak akan maksimal karena kondisi pintu air terlalu tinggi dibandingkan air di mulut pintu air.
Baca juga: Kompol Dwi Arys Purwoko Dilantik Sebagai Wakapolres Bireuen
Masalah tersebut katanya, juga sudah dibahas dengan para keuchik di wilayah daerah irigasi Krueng Peudada, dihadiri para peutuha tuha peut gampong.
"Kalau dari pintu air dinaikkan tidak mungkin karena terlalu jauh aliran dan tidak ada mesin yang besar,
biarpun sekarang sedang kita coba cari solusi lain disarankan masing-masing keuchik mencari solusi untuk menaikkan air dari saluran terdekat untuk sawah di wilayah gampongnya," terang camat.
Sebelum penanganan dilakukan camat berharap agar petani berusaha menggunakan mesin pompa air untuk menaikkan air ke sawah dari sumber air terdekat atau memanfaatkan air dari sumur bor. (*)
Baca juga: 8 Negara Keroyok Houthi Yaman, Pasukan Koalisi Barat Targetkan 13 Lokasi
Seribuan Anggota Pramuka Madrasah Ikuti Peratrampra di Bireuen, Ini Rangkaian Kegiatannya |
![]() |
---|
Mahasiswi Akhir UIA Jadi Delegasi Internasional Youth Connection, Ini Profil dan Prestasinya |
![]() |
---|
Kasus Korupsi Studi Banding, Eks Camat Peusangan dan Ketua BKAD Dituntut 3 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Pompa Air Peudada Target Rampung Akhir September, 500 Hektare Sawah Telantar Bisa Teraliri Lagi |
![]() |
---|
Pembangunan Jembatan Hagu–Lawang Peudada Dimulai, Warg Minta Rampung Tepat Waktu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.