Tabligh Akbar
Anak Muda Banda Aceh Antusias Hadiri Tabligh Akbar Ustad Hanan Attaki di Masjid Oman
Seperti yang lumrah terjadi saat Ustadz Hanan mengisi kajian, tabligh akbar kali ini juga lebih dipadati oleh kawula muda, dimana kaum hawa lebih domi
Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
Laporan Muhammad Nasir I Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Remaja Masjid Oman Al-Makmur Gampong Bandar Baru Banda Aceh bekerja sama dengan Komunitas Remaja Akrab mengadakan Tabligh Akbar bersama dai nasional, Ustadz Hanan Attaki dari Bandung pada Jumat (23/02/24) malam.
Tabligh Akbar yang berlangsung setelah shalat Isya ini mengambil tajuk "Another Level of Pain" sebagai salah satu kegiatan Tarhib Ramadhan yang berlangsung di Masjid Oman Al-Makmur Gampong Bandar Baru, Lampriet.
Ustadz Hanan sendiri sebagai putra asli Aceh sudah dua kali mengisi tabligh akbar di masjid ini.
Seperti yang lumrah terjadi saat Ustadz Hanan mengisi kajian, tabligh akbar kali ini juga lebih dipadati oleh kawula muda, dimana kaum hawa lebih dominan.
Baca juga: Ustaz Hanan Attaki Sapa Para Dokter Banda Aceh, Sebut Peran Dokter Sangat Luar Biasa Ketika Puasa
Para jamaah muda ini sudah mulai memadati masjid sedari bada ashar.
Ustadz didampingi sahabat karibnya sendiri sebagai moderator yang juga merupakan dai nasional Aceh lainnya, Ustadz Amri Fatmi.
Dalam ceramahnya, Ustadz Hanan terlebih dahulu menyapa jamaah muda ini dengan bahasa Aceh yang masih sangat natural beliau gunakan. Kemudian ia menjelaskan sedikit tentang judul yang sudah dipilih oleh Ustadz Fahmi tersebut.
"Another level of pain. Nyo yang jok judul koen lon beh, tapi Ustadz Amri. Menurut terawangan Ust Amri, aneuk-aneuk Aceh sebagian tengeh memendam rasa yang sangat pahit," pungkasnya.
Lewat statement awal ini, tentu banyak jamaah yang merasa terpikat dengan kata-kata beliau.
"Intinya, Another Level of Pain adalah, bagaimana kita bisa berdamai dengan rasa sakit," simpulnya.
Katanya, masalah apapun yang dihadapi, baik itu masalah jodoh, karier, keluarga dan sebagainya, tapi kita tetap bisa ridha dan bilang tidak apa-apa.
Seperti yang terjadi di Gaza, dimana ada seorang wartawan yang kehilangan ketiga anaknya karena bom Israel, namun dia masih bisa sabar dan bilang tidak apa-apa, sampai beliau menggunakan istilah "gencanayo (korea)" yang artinya tidak apa-apa.
Kemudian, Ustad Hanan menjelaskan bahwa Another Level of Pain makna yang sebenarnya bukanlah rasa sakit atas segala kejadian yang menimpa, akan tetapi rasa sakit yang seharusnya adalah ketika kita menyalahkan Allah atas kejadian yang tidak dia sukai, menolak sebuah kenyataan, menganggap takdir sebagai sebuah kesalahan, berangan-angan dan berkeluh kesah.
Ia menjelaskan materinya sembari mengaitkan dengan kejadian-kejadian yang relate dengan dunia anak muda.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.