Breaking News

Ramadhan 2024

Mana Lebih Dahulu Dilakukan Saat Berbuka Puasa, Minum atau Baca Doa Buka Puasa? Simak Penjelasannya

Jika dilihat dari kebiasaan umat muslim, ketika sudah masuk waktu berbuka puasa, ada yang meneguk atau memakan sebutir kurma terlebih dahulu baru

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Muhammad Hadi
Kompas.com
Ilustrasi - Mana Lebih Dahulu Dilakukan Saat Berbuka Puasa,Minum Air atau Baca Doa Buka Puasa? Ini Penjelasannya. 

"Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa) dengan rahmat-Mu Ya Allah Tuhan Maha Pengasih".

Baca juga: Catat! Ini 26 Titik Sentra Kuliner Ramadhan di Banda Aceh, Pusat Penjualan Penganan Berbuka Puasa

2. Doa buka puasa kedua

Doa buka puasa kedua yang dijelaskan Ustad Adi Hidayat yaitu merujuk pada pernyataan Abu Daud nomor hadist 2358.

Berikut doanya.

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

'Dzahaba-zh Zama’u, Wabtalati-l ‘Uruuqu wa Tsabata-l Ajru, Insyaa Allah'

Artinya:

"Telah hilang dahaga, urat-urat telah basah, dan telah diraih pahala, insya Allah (jika Allah menghendaki)."

Ustaz Adi Hidayat menjelaskan jika doa buka puasa pertama diperselisihkan oleh sebagian ulama, ada yang menilai hadist tersebut adalah dhaif, ada juga yang menyatakan sahih.

Sedangkan doa buka puasa yang kedua adalah sahih dan tidak ada yang diperselisihkan.

Baca juga: Sebelum Mulai Puasa, Simak Lagi Bacaan Niat Puasa Ramadhan, Ketentuan, dan Kapan Niat Dipanjatkan

Menurut Ustaz Adi Hidayat, dari kedua doa tersebut, ia menyarankan untuk lebih mengutamakan doa puasa yang kedua.

Meski demikian, Ustad Adi Hidayat tidak menyalahkan doa buka puasa yang pertama, lantaran memang ada sandaran hadist meskipun statusnya lebih lemah dari doa buka puasa kedua.

Sementara itu, Ustad Abdul Somad juga pernah menjelaskan, bahwa boleh menggunakan kedua doa tersebut.

"Kedua-duanya boleh dipakai. Yang ngomong bukan Ustadz Somad, tapi Syaikh Ibn 'Utsaimin, ulama Saudi Arabia" ujar Ustad Somad dalam ceramahnya yang diunggah di Facebook Tanya Jawab Ustadz Abdul Somad 19 Mei 2018, seperti dikutip dari Serambinews.com (17/4/2021).

"Tapi status hadisnya? Hadist Dhaif tetap bisa dipakai, kalau cukup 5 syarat. Pertama Bukan masalah aqidah tauhid, kedua bukan masalah halal haram, ketiga tidak terkait riwayat pendusta, keempat masih bernaung di bawah hadist sahih, kelima untuk motivasi beramal," lanjutnya.

(Serambinews.com/Yeni Hardika)

BACA BERITA LAINNYA DI SINI

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved