Perang Gaza

GAZA TERKINI - Israel Membelot dari AS, Tetap Berambisi Serang Rafah Meski Hanya Sendiri

Antony Blinken, diplomat tertinggi AS, kembali meninggalkan Timur Tengah dengan tangan kosong ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak

Editor: Ansari Hasyim
Tangkap layar PT
Seorang tentara Israel (IDF) mengevakuasi seorang temannya di pertempuran dengan cara membobong tubuhnya di belakang. 

SERAMBINEWS.COM - Perang Israel dengan Pejuang Kemerdekaan Palestina Hamas telah berlangsung 169 hari sejak operasi darat yang dilancarkan militer Israel ke Jalur Gaza hingga meluas ke Tepi Barat yang diduduki.

Berikut adalah rangkuman peristiwa penting yang terjadi selama 24 jam terakhir dikutip dari laporan oulet berita Al Jazeera.

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan melakukan pemungutan suara mengenai resolusi baru yang menuntut Israel menghentikan serangan mematikannya di Gaza yang hancur, setelah Rusia dan Tiongkok memveto dokumen sebelumnya yang dirancang oleh AS.

Baca juga: VIDEO Israel Akan Tetap Serbu Rafah Walau Dunia Menentang, Sebut Mengancam Keberadaan Yahudi

Antony Blinken, diplomat tertinggi AS, kembali meninggalkan Timur Tengah dengan tangan kosong ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak seruan Washington untuk menunda rencana invasi darat ke Rafah selatan, tempat 1,5 juta warga Palestina mengungsi.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan mengunjungi kota Rafah di perbatasan Gaza pada hari Sabtu untuk menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata kemanusiaan yang mendesak.

Setidaknya 32.070 warga Palestina telah tewas dan 74.298 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober. Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang, dengan puluhan orang ditawan.

Israel menangkap lebih dari 7.350 warga Palestina di Tepi Barat selama

Pada awal November, pihak berwenang Israel memanggil Hashim Matar* ke kantor polisi di Yerusalem Timur yang diduduki. Selama 10 hari, dia diinterogasi apakah dia mendukung Hamas dan merupakan anggota kelompok Palestina.

Di sela-sela interogasi, Matar dikurung di sebuah ruangan kecil bersama tahanan lainnya, di mana mereka dipukul, ditendang dan dipukuli dengan pentungan.

“Banyak orang yang tulang dada atau kepalanya patah, sering kali mengeluarkan darah,” Matar, pria berusia 54 tahun dengan janggut abu-abu pendek dan garis tawa di sekitar matanya, mengatakan kepada Al Jazeera tiga bulan setelah dia dibebaskan dari penjara.

“Kami bahkan tidak diperlakukan seperti binatang. Setidaknya hewan diperlakukan dengan bermartabat.”

Negara-negara Arab menyatakan Dukungan Penuh terhadap Resolusi Baru DK PBB

Kelompok Arab di PBB telah menyatakan dukungan penuhnya terhadap resolusi terbaru DK PBB mengenai Gaza, yang disponsori oleh 10 anggota terpilih dewan tersebut.

Rancangan dokumen tersebut menuntut “gencatan senjata segera di bulan Ramadhan yang dihormati oleh semua pihak yang mengarah pada gencatan senjata permanen yang berkelanjutan”, menurut pernyataan Arab Group.

“Di Bulan Suci Ramadhan ini, bulan paling suci dalam Islam, Kelompok Arab menghimbau kepada seluruh anggota Dewan Keamanan untuk bertindak dengan kesatuan dan urgensi untuk menghentikan pertumpahan darah, menyelamatkan nyawa manusia dan mencegah penderitaan dan kehancuran manusia lebih lanjut. Gencatan senjata sudah lama berlalu,” kata kelompok itu.

DK PBB akan melakukan pemungutan suara pada teks terbaru pada hari Sabtu. Hal ini terjadi setelah Rusia dan Tiongkok memveto rancangan resolusi yang diusulkan oleh AS, dengan mengatakan bahwa dokumen tersebut adalah “lampu hijau yang efektif bagi Israel untuk melancarkan operasi militer di Rafah”, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved