Sejarah Masjid Agung Nurul Makmur di Aceh Singkil 

Laporan Dede Rosadi l Aceh Singkil

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Masjid Agung Nurul Makmur mulai dibangun pada tahun 2000 atau setahun pascalahirnya Kabupaten Aceh Singkil.

Kabupaten Aceh Singkil, diketahui lahir berdasarkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Aceh Singkil.

Baca juga: Harga Emas di Lhokseumawe pada Minggu Hari Ini Stagnan, Berikut Rincian Harganya

Pembangunan masjid merupakan gagasan H Makmur Syahputra, SH, bupati pertama Aceh Singkil. 

Biaya pembangunan awalnya merupakan sumbangan masyarakat dan donatur. 

Tahun-tahun berikutnya dana pembangunan masjid berasal dari APBK Aceh Singkil. Sesekali tetap mendapat sokongan dari donatur serta lembaga lain.

Mulanya masjid yang terletak di Jalan Bahari, Desa Pulau Sarok, Kecamatan Singkil tersebut bernama An Nur. 

Belakangan tepatnya tahun 2008 ketika H Makmur Syahputra menjadi bupati periode kedua berganti nama menjadi Nurul Makmur. 

Pergantian nama merupakan ide dari tokoh masyarakat, pengurus masjid yang mendapat persetujuan H Makmur Syahputra. 

Harapannya pergantian nama masjid tersebut, dapat memberikan cahaya kemakmuran sesuai arti dari Nurul Makmur itu sendiri.

Masjid dengan ukuran 40x40 meter ini, fungsional tahun 2004. Pada tahun itu pula Bupati Aceh Singkil, H Makmur Syahputra meresmikan penggunaannya. 

Peresmian ditandai pelaksanaan shalat Jumat pertama dengan khatib Wakil Bupati Aceh Singkil kala itu, Drs H Mu'adz Vokhry.

Kendati belum tuntas pembangunannya masjid yang dapat menampung sekitar 2.000 jemaah itu, sejak diresmikan terus dipergunakan menjadi tempat ibadah, peringatan hari besar Islam dan kegiatan keagamaan tingkat kabupaten.

Masjid dengan arsitek Ir Nurman DS, pernah diguncang gempa hebat Aceh-Nias 28 Maret 2005. 

Namun tetap kokoh, nyaris tidak ada kerusakan berarti pada bangunan dua lantai tersebut.