Berita Luar Negeri

Iran Diperkirakan Serang Israel dalam 48 Jam Kedepan, Bakal Digempur dari Utara dan Selatan

Laporan itu mengatakan bahwa Israel akan bersiap untuk serangan langsung yang bakal di lancarkan oleh Iran dari sisi utara atau selatan Israel.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/Kantor Sayyed Ali Khamenei
Pemimpin Iran Sayyed Ali Khamenei mengunjungi pameran prestasi kedirgantaraan Korps Garga Revolusi Islam didampingi Panglima Angkatan Bersenjata di Iran pada 19 November 2023. 

Iran Diperkirakan Serang Israel dalam 48 Jam Kedepan, Bakal Digempur dari Utara dan Selatan

SERAMBINEWS.COM – Iran diperkirakan akan menyerang Israel dalam waktu 24 hingga 48 jam ke depan.

Hal itu diungkapkan dalam laporan eksklusif  Wall Street Journal (WSJ), dikutip dari Jerusalem Post pada Sabtu (13/4/2024).

Laporan itu mengatakan bahwa Israel akan bersiap untuk serangan langsung yang bakal di lancarkan oleh Iran dari sisi utara atau selatan Israel.

Laporan tersebut mengutip seseorang yang diberi pengarahan oleh pimpinan rezim Iran menyatakan, "belum ada keputusan akhir yang dibuat" karena rencana serangan telah dibahas.

Serangan tersebut merupakan respons serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, yang menewaskan beberapa anggota Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).

Teheran kemudian secara terbuka mengancam akan membalas serangan tersebut.

Salah satu rudal jarak jauh Iran yang bisa dipasang hulu ledak nuklir yang diklaim bisa bumi hanguskan kota-kota di Israel hanya dengan sekali tembakan.
Salah satu rudal jarak jauh Iran yang bisa dipasang hulu ledak nuklir yang diklaim bisa bumi hanguskan kota-kota di Israel hanya dengan sekali tembakan. (Wired)

Laporan intelijen AS mengatakan bahwa AS dan sekutunya meramalkan bahwa serangan Iran terhadap Israel "akan segera terjadi".

Namun, menurut sumber mengatakan bahwa serangan itu mungkin terjadi di dalam perbatasan Israel.

Awal pekan ini, IRGC menghubungi Pemimpin Tertinggi negara tersebut Ayatollah Ali Khamenei dengan opsi untuk menyerang kepentingan Israel.

Seorang penasihat pasukan paramiliter mengatakan bahwa dalam beberapa jam terakhir, akun media sosial yang terkait dengan IRGC memposting video yang menunjukkan simulasi serangan rudal terhadap bandara Haifa Israel di utara negara itu, dan fasilitas nuklirnya di Dimona yang berada di selatan.

Laporan tersebut juga mencatat kekhawatiran Khamenei jika suatu serangan dapat menjadi bumerang, misalnya, dalam skenario di mana Israel akan mencegat proyektilnya dan kemudian membalas dengan serangan terhadap infrastruktur strategis Iran.

 

Israel Berencana Untuk Merespons

Israel menegaskan bahwa mereka akan menanggapi setiap serangan Iran, seperti yang dikatakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

“Siapapun yang merugikan kami, kami akan merugikan mereka,” ujarnya saat berkunjung ke Pangkalan Udara Tel Nof, dikutip dari Jerusalem Post.

Juru Bicara Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada wartawan pada Kamis (11/4/2024) malam bahwa Israel dalam kondisi siaga dan kesiapsiagaan yang tinggi.

 Selain itu, Israel mengancam akan mengganggu infrastruktur siber Iran.

Pada hari yang sama, Kedutaan Besar AS di Israel mengatakan kepada stafnya untuk tidak melakukan perjalanan ke luar wilayah Tel Aviv, Yerusalem, dan Beersheba di tengah ancaman Iran dan akan dilarang melakukan hal tersebut.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia telah memperingatkan Iran untuk tidak menyerang Israel dalam percakapan dengan Ketua Knesset Amir Ohana.

Selain itu, menteri luar negeri Jerman dan Inggris, Annalena Baerbock dan David Cameron, meminta Teheran agar tidak menyerang Israel, menurut sumber Journal dari pejabat Inggris dan Iran.

Beberapa hari sebelumnya, pada hari Minggu, ilmuwan nuklir Iran Mahmoud Reza Aghamiri mengatakan bahwa pembuatan senjata nuklir tidaklah rumit untuk negara seperti Iran.

 

AS Ubah Posisi Kapal Perang di Timur Tengah Demi Bela Israel dari Ancaman Iran

Amerika Serikat (AS) tampaknya terlihat panik ketika pernyataan publik Iran yang mengatakan akan menyerang Israel.

Karenanya, AS yang merupakan sekutu Israel mengambil langkah untuk memposisikan ulang kapal perangnya sebagai mengantisipasi serangan Iran.

AS sangat khawatir bahwa serangan Iran terhadap Israel akan menyebabkan perang regional, yang pada gilirannya akan memperburuk situasi di Timur Tengah secara keseluruhan.

Komandan Pusat Amerika Serikat (CENTCOM), Jenderal Michael Erik Kurilla berada di Israel pada Jumat (12/4/2024) untuk mengoordinasikan langkah pertahanan AS dengan staf umum Israel.

Iran mengancam Israel dengan pembalasan setelah Israel menyerang kompleks kedutaan Iran yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). 

Kantor berita Israel, Jerusalem Post melaporkan bahwa AS telah memperingatkan berkali-kali tentang kemungkinan serangan Iran terhadap wilayah Israel.

Dilaporkan bahwa AS memindahkan dua kapal perusak, satu dari dalam Timur Tengah dan satu lagi dari luar kawasan.

Menurut seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, salah satu dari kapal tersebut dilaporkan dipersenjatai dengan sistem pertahanan rudal Aegis.

AS tampaknya benar-benar sangat khawatir akan ancaman Iran tersebut, bahwa serangan Iran terhadap Israel akan menyebabkan perang regional, yang pada gilirannya akan memperburuk situasi di Timur Tengah secara keseluruhan.

Para pejabat AS dilaporkan frustrasi dengan keputusan Israel untuk tidak memberi tahu mereka tentang serangan di Damaskus.

Hal tersebut telah mendorong para pejabat Israel untuk berbagi informasi tentang bagaimana Israel dapat menanggapi serangan Iran.

Para pejabat AS mengatakan bahwa pengubahan posisi kapal perang untuk melindungi pasukan AS di wilayah tersebut.

Ketakutan akan serangan menjadi lebih kuat setelah serangan di Damaskus, ketika pemerintah Israel mengacak-acak GPS minggu lalu.

Para pejabat Israel juga berusaha meyakinkan masyarakat Israel dan mengatakan bahwa pembelian generator, penyimpanan makanan tambahan, dan penarikan uang tunai tidak diperlukan.

Akibat meningkatnya tingkat ancaman, beberapa negara Barat telah memperingatkan warganya bagi yang bepergian ke Israel, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved