Perang Gaza
AS Setujui Israel Bombardir Rafah Asalkan Tidak Ada Serangan Balasan ke Iran, Mesir Siaga Penuh
AS menyetujui Israel melakukan operasi di Rafah. Sebagai imbalannya, negara Yahudi tersebut tidak melakukan serangan balasan terhadap Iran.
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Taufik Hidayat
AS Setujui Israel Bombardir Rafah Asalkan Tidak Ada Serangan Balasan ke Iran, Mesir Siaga Penuh
SERAMBINEWS.COM - Amerika Serikat (AS) telah menyetujui Israel untuk melakukan operasi di Rafah.
Namun sebagai imbalannya, negara Yahudi tersebut tidak melakukan serangan balasan terhadap Iran.
Hal itu diungkapkan oleh seorang pejabat senior AS, yang diterbitkan dalam sebuah laporan pada Kamis (18/4/2024) dalam surat kabar Qatar, The New Arab, dikutip dari Times of Israel.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berhasil mendapatkan persetujuan Amerika untuk melakukan operasi militer di Rafah,” kata sumber itu.
“Sebagai imbalan bagi Israel untuk tidak melakukan operasi militer besar-besaran terhadap Iran sebagai tanggapan atas serangannya baru-baru ini," ujarnya.
Baca juga: Iran vs Israel Hari Ini: Teheran Remehkan Serangan Balik IDF ke Isfahan, Anggap Kejadian Biasa
Dia mengklaim bahwa wacana serangan balasan Israel terhadap Iran bertentangan dengan keinginan pemerintah Amerika, dan tidak realistis.
Hal itu mengingat klaim Israel bahwa Amerika Serikat memainkan peran utama dalam menangkis serangan Iran dan mencegah keberhasilannya.
Sumber tersebut mencatat bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan serangan udara [pada Kamis malam ini] di beberapa daerah yang berdekatan dengan perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.
“Pejabat terkait di Mesir telah diberitahu sebelum dilakukannya beberapa serangan tersebut, yang mana datang di poros Philadelphi di ruang yang berdekatan dengan perbatasan dengan Mesir,” kata sumber itu.

Baca juga: Media Ibrani: Israel tak Jadi Serang Iran, Imbalannya akan Serang Rafah yang Dihuni 1 Juta Pengungsi
Laporan tersebut muncul di tengah pernyataan publik dari beberapa pejabat Israel yang menyatakan keinginan untuk membalas terhadap Iran.
Laporan The Arab New juga mencatat bahwa Mesir telah menyiagakan secara penuh pasukannya di perbatasan.
“Mesih dalam kesiapan penuh dan kesiapsiagaan pasukan yang ditempatkan di Sinai utara, di sepanjang jalur perbatasan sepanjang 14 kilometer dengan Jalur Gaza, sebagai bagian dari rencana untuk menghadapi skenario invasi darat di Rafah ” laporan itu.
Pasukan Mesir Ditempatkan di Sinai Utara di Tengah Operasi Rafah
Berbicara tentang potensi invasi darat Israel, profesor hukum Mesir Dr Ayman Salama menyatakan bahwa setiap perubahan dalam situasi militer memerlukan persetujuan Mesir.
“Israel tidak akan dapat membangun zona penyangga di perbatasan Mesir-Israel atau mengubah lampiran keamanan di perbatasan Mesir,” katanya.
Mesir memegang posisi penting di tengah perang yang sedang berlangsung di Gaza, karena berbatasan dengan kota Rafah di Gaza selatan serta perbatasan besar dengan Israel.
Para pejabat militer Mesir sebelumnya mengklaim bahwa mereka siap untuk semua skenario, dan bahwa Israel perlu mengevakuasi penduduk sipil kota Rafah sebelum penyeberangan perbatasan ditutup.
Israel Telah Dikepung
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa negaranya telah dikepung oleh Iran dan proksinya dari segala arah.
Sirine peringatan terus meraung-raung di Israel, pertanda serangan ke negara itu masih terus dilakukan.
Terbaru pada Kamis (18/4/2024) pagi ini, sirene serangan udara berbunyi di Metulla di Israel Utara.
IDF telah memutuskan bahwa mereka akan melakukan serangan balasan terhadap Iran dan proksinya.
Namun IDF belum menentukan waktunya kapan serangan itu akan dilakukan.
Hal itu diungkapkan oleh sejumlah sumber mengatakan kepada media Israel, The Jerusalem Post pada Selasa (16/4/2024).
“Karena waktunya masih bervariasi dan karena semua persiapan rumit yang diperlukan, keputusan saat ini bisa saja berubah,” kata sumber tersebut.
Namun, perkembangan keputusan tersebut menunjukkan keseriusan dan tekad Israel untuk melakukan serangan balasan.
Meskipun semua indikasi menunjukkan bahwa Tel Aviv masih berupaya meredam serangan tersebut untuk menghindari perang regional.

Kepala Staf IDF, Letjen Herzi Halevi dalam kunjungan ke baterai pertahanan udara Arrow dari Batalyon 136, mengisyaratkan bahwa waktu serangan balasan itu tidak dalam waktu dekat ini.
“Kami menerapkan kebijakan di rumah yang setidaknya memberikan warga pada minggu Paskah ini untuk hidup hampir seperti normal karena kami sepenuhnya mempercayai Anda dan kesiapan Anda,” katanya.
Pilihan yang ada untuk melakukan serangan balasan berkisar untuk menyerang fasilitas nuklir Iran, menyerang fasilitas drone atau rudal balistik, hingga membunuh individu tertentu atau menghukum pejabat IRGC di luar negeri atau bisa kesemuanya hingga serangan siber yang besar.
Namun, beberapa sinyal menunjukkan bahwa Angkatan Udara Israe akan terlibat dalam target yang sangat signifikan.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant pada Selasa mengatakan bahwa Iran telah gagal dalam serangan mereka.
“Iran akan gagal menghalangi Israel. Langit Timur Tengah terbuka lebar bagi angkatan udara (Israel). Setiap musuh yang datang setelah kita itu akan diserang dimanapun mereka berada,” ungkapnya.
(Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Serangan Udara Israel Hantam Tenda-tenda Pengungsi Palestina, 20 Syahid Sejak Fajar |
![]() |
---|
Demonstran Israel Desak AS Tekan Netanyahu Akhiri Perang di Gaza |
![]() |
---|
Israel: 900 Tentara Tewas, 6.213 Terluka dalam Pertempuran di Gaza |
![]() |
---|
Israel Mengeklaim Targetkan Juru Bicara Hamas Abu Obaida |
![]() |
---|
Sidang PBB Diusul Pindah ke Negara Lain, Buntut As Larang Hadir Delegasi Palestina |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.