7 Orang Tewas Dalam Kebakaran Toko di Mampang, Dua Korban Anak-anak, Diidentifikasi di RS Polri

Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol David Kanitero mengatakan, dua dari 7 korban tewas adalah anak-anak.

|
Editor: Faisal Zamzami
KOMPAS.com/Dzaky Nurcahyo
Kebakaran melanda toko pigura yang terletak di Jalan Mampang Prapatan Raya, Jakarta Selatan, Kamis (18/4/2024) 

Sulit Diidentifikasi Karena Menderita Luka Bakar 90 Persen

 

RS Polri Kramat Jati mengatakan sangat sulit mengidentifikasi tujuh korban tewas kebakaran pada toko bingkai di Jalan Mampang Prapatan Raya, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Kepala RS Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengatakan identifikasi secara medis sulit dilakukan karena luka bakar yang diderita ketujuh korban termasuk berat.

Dari hasil pemeriksaan tim dokter forensik ketujuh korban menderita luka bakar dengan tingkat 90 persen, dan grade atau derajat kedalaman luka bakar diderita pada tingkat empat.

"Grade-nya empat, artinya sulit untuk diidentifikasi. Jadi kita nanti mengandalkan (pencocokan data pembanding sampel) DNA," kata Hariyanto di Jakarta Timur, Jumat (19/4/2024).

Secara medis terdapat empat klasifikasi tingkat derajat kedalaman luka bakar yang dialami pada tubuh, yakni luka bakar derajat satu, derajat dua, derajat tiga, dan derajat empat.

Luka bakar derajat satu secara medis termasuk kategori ringan, contoh kasusnya ketika seseorang terkena siraman air panas selama beberapa saat yang mengakibatkan kulit kemerahan.

Luka bakar derajat dua secara medis dapat mengakibatkan kulit melepuh, sementara luka bakar pada derajat tiga dapat mengakibatkan luka hingga jaringan bawah kulit.


Sementara luka bakar derajat empat sudah menembus lapisan kulit dan jaringan di bawahnya, bahkan tingkat kedalaman lukanya dapat mencapai mencapai otot dan tulang.

"Jadi grade luka bakar itu kan kedalamannya. Kalau luka bakar tingkat satu hanya kemerahan di kulit ari, grade empat (luka bakar dialami) sampai tulang," ujar Hariyanto.

Meski luka bakar diderita berat, Hariyanto memastikan pihaknya akan melakukan upaya maksimal untuk mengidentifikasi ketujuh jenazah agar dapat segera diserahkan kepada keluarga.

Ketujuh jenazah diidentifikasi menggunakan metode Disaster Victim Identification (DVI) melalui pencocokan data antemortem dari keluarga korban dengan postmortem dari jenazah.

Ada tiga parameter dalam proses identifikasi yakni sidik jari, gigi, dan DNA karena pada ketiganya terdapat karakteristik khusus untuk yang dapat mengidentifikasi seseorang.

"Kita maksimalkan untuk identifikasi medis, properti, sidik jari, gigi, DNA. Sekarang sedang proses pemeriksaan data-data yang kita kumpulkan. Semoga tidak menunggu lama," tutur Hariyanto.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved