Pidie
Isi Pengajian Tastafi di Pidie, Abu Paya Pasi Ajak Maknai Nilai Persatuan dan Kesatuan Umat
Pengajian bulanan Tastafi tersebut merupakan pengajian ke-22 kalinya sepanjang dua tahun terakhir yang diselenggarakan....
Penulis: Idris Ismail | Editor: Eddy Fitriadi
Laporan Idris Ismail I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Pimpinan Dayah Bustanul Huda Julok, Aceh Timur, Al-Mursyid Tgk H Muhammad Ali atau Abu Paya Pasi, mengisi pengajian Tasauf, Tauhid dan Fiqah (Tastafi) bulanan di Galon Kupi, Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Selasa (23/4/2024) malam.
Pengajian bulanan Tastafi tersebut merupakan pengajian ke-22 kalinya sepanjang dua tahun terakhir yang diselenggarakan oleh manajemen Galon Kupi Pulo Pisang.
"Jika tidak ada aral melintang untuk pengajian Tastafi berikutnya yaitu ke 23 kalinya diisi oleh Tgk H Muhammad Jafar atau Abu Lhok Nibong pada Senin (13/5/2025) malam mendatang," sebut Tgk H Marzuki selaku pemilik SPBU Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, kepada Serambinews.com, Selasa (23/4/2024) malam.
Dijelaskan juga, dalam pengajian kali ini turut diikuti oleh dua ribuan jamaah yang berasal dari berbagai kalangan Dayah di kabupaten berjuluk Emping Melinjo serta masyarakat umum dari berbagai kabupaten serta para pelintas ruas jalan Banda Aceh-Medan.
Menurut Tgk Marzuki,pengajian Tastafi yang diisi oleh para ulama kharismatik Aceh yang didatangkan dari berbagai Kabupaten/Kota di negeri Serambi Mekkah itu bertujuan untuk membangkitkan semangat masyarakat dalam menuntut ilmu.
"Pengajian ini menjadi Edukasi masyarakat secara luas terhadap ilmu pengetahuan agama baik yang mencakup Tasawuf, Tauhid dan Fiqah atau Tastafi (Tastafi)," ujarnya.
Dalam pengajian Tastafi sepanjang 1 jam 30 menit itu, Abu Paya Pasi mengajak agar dua ribuan jamaah pengajian untuk senantiasa dapat memaknai nilai persatuan dan kesatuan umat dalam segala hal.
"Menjaga Ummatun Wahidah atau umat yang satu adalah dengan menjauhi segala bentuk fitnah serta menjatuhi antar sesama, maka mari memupuk kerjasama yang baik dalam menjaga persatuan umat Islam," ujarnya.
Menurut Abu Paya Pasi, jika gemar memiliki sikap saling menjatuhkan lewat memfitnah sesama muslim, maka tunggulah azab Allah. Yaitu akan dijadikan hati kita gelap atau mati. Sepertihalnya, jika azan dikumandangkan maka ia enggan untuk shalat berjamaah. Sebab, shalat jamaah menjadi lambang dari persatuan umat Islam yang paling kokoh.
Selanjutnya orang yang telah mati hatinya, sangatlah sulit mampu membaca ayat suci Al-Qur'an serta jauh dari hidayah Allah SWT.
"Ingat, asal manusia berasal dari yang satu yaitu Nabiyullah Adam AS maka patuhilah apa saja yang diperintahkan oleh Allah SWT lewat para utusan-Nya yaitu Rasulullah," ujarnya.
Karena sebagai muslim yang baik, tepatilah janji Allah pada saat ruh manusia diciptakan. Yaitu lewat janji mematuhi atas segala Amar atau suruhan Nya. Maka jika ingkar maka ganjaran adalah akan dicabut tujuh anggota tubuh dan ditempatkan pada tempat yang hina.
Karenanya iringi segala perbuatan yang jahat dengan perbuatan kebaikan agar Allah SWT menghapus daftar segala perbuatan dosa. Artinya, Allah SWT menyelamatkan atau menghapus rasa malu yang melekat pada manusia dengan kebaikan. "Tentunya juga sepanjang manusia yang konsisten menunjukkan taubat sejati," jelasnya.
Selain itu juga ajarkan keturunan setiap muslim akan patuh terhadap perintah sang Khaliq. Terutama pendidikan terhadap Shalat lima waktu serta tempahkan jiwa bersih lewat pendidikan menuntut ilmu agama.
Sehingga jika besar kelak di kemudian hari ia tidak mengingkari perintah. "Ini menjadi pertanggungjawaban orang tua terhadap anak selaku generasi pelanjut cerita kehidupan," ungkapnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.