Perang Gaza

Drone Israel Dilarang Terbang 10 Jam Sehari Selama Gencatan Senjata Terbaru yang Disetujui Hamas

Pesawat dan drone Israel juga akan berhenti terbang di atas Gaza selama 10 jam setiap hari, dan selama 12 jam pada hari-hari ketika para tawanan dibeb

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/suasnews
Perlawanan Islam di Lebanon, Hizbullah mengumumkan bahwa pejuangnya berhasil menembak jatuh pesawat tak berawak besar Hermes 450 Israel yang melanggar wilayah udara Lebanon di atas kota Iqlim al-Tuffah di Lebanon Selatan, menggunakan rudal permukaan ke udara. 

SERAMBINEWS.COM - Kesepakatan gencatan senjata yang disetujui Hamas yang dimediatori oleh Qatar dan Mesir terbilang relatif rumit berjalan dalam tiga fase, yang masing-masing fase akan berlangsung selama enam minggu.

Pada fase pertama, akan ada penghentian sementara permusuhan antara Hamas dan Israel serta penarikan pasukan Israel ke timur, menjauh dari wilayah Gaza yang lebih padat penduduknya, dan menuju perbatasan antara Israel dan daerah kantong Palestina.

Pesawat dan drone Israel juga akan berhenti terbang di atas Gaza selama 10 jam setiap hari, dan selama 12 jam pada hari-hari ketika para tawanan dibebaskan.

Hamas secara bertahap akan membebaskan 33 tawanan (baik tawanan yang masih hidup atau sisa tawanan yang sudah meninggal) pada tahap pertama.

Yang ditawan adalah perempuan, siapa pun yang berusia di atas 50 tahun, mereka yang sakit, atau bukan tentara yang berusia di bawah 19 tahun.

Baca juga: Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas Dibagi Tiga Fase, 1 Sandera Israel Barter 30 Tahanan Palestina

Untuk setiap tawanan warga sipil Israel yang dibebaskan hidup-hidup, Israel akan membebaskan 30 warga Palestina yang ditahannya. Untuk setiap tentara wanita yang dibebaskan Hamas, Israel akan membebaskan 50 warga Palestina.

Penarikan pasukan Israel akan memungkinkan warga sipil Palestina yang kehilangan tempat tinggal untuk kembali ke rumah mereka di Gaza, yang akan terjadi secara bertahap seiring pembebasan tawanan Hamas.

Secara terpisah, kesepakatan tersebut menetapkan bahwa pekerjaan rekonstruksi di Gaza harus dimulai pada fase ini, begitu pula aliran bantuan, dan bahwa UNRWA serta organisasi bantuan lainnya diizinkan bekerja untuk membantu warga sipil.

Pada fase kedua perjanjian, operasi militer akan dihentikan secara permanen dan penarikan penuh Israel dari Gaza. Juga akan ada pertukaran tahanan lainnya, kali ini melibatkan seluruh pria Israel yang tersisa, termasuk tentara yang ditawan di Gaza.

Baca juga: Akhirnya, Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata dengan Israel, Termasuk Pertukaran Sandera

Warga Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas jumlah tahanan Palestina yang belum ditentukan.

Fase ketiga adalah pertukaran sisa-sisa tawanan dan tahanan yang ditahan oleh kedua belah pihak. Dari sisi pembangunan, fase ini akan melibatkan rencana rekonstruksi Gaza untuk jangka waktu tiga hingga lima tahun dan, mungkin yang paling penting, diakhirinya blokade Israel terhadap wilayah tersebut.

Apa reaksi Israel?

Israel pada hari Senin mengatakan kepada warga Palestina di Rafah timur untuk meninggalkan wilayah tersebut ketika mereka bersiap untuk melancarkan kampanye militer di wilayah selatan Gaza, meskipun ada tentangan dari dunia internasional.

Hal ini tampaknya menunjukkan bahwa Israel tidak menganggap kesepakatan akan terjadi.

Tapi sekarang, seperti yang dikatakan oleh wakil pemimpin Hamas Khalil al-Hayya, keputusan ada di tangan Israel. Israel menanggapinya dengan hati-hati. Laporan awal di media Israel menyampaikan pesan bahwa kesepakatan yang disetujui Hamas bukanlah hal yang sedang didiskusikan Israel.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved