Update Kasus Tewasnya Putu Satria Taruna STIP Jakarta, Ini Peran 3 Tersangka Baru

Selain memanggil Putu dan kawan-kawan, A juga berperan mengawati keadaan saat penganiayaan terjadi.

Editor: Faisal Zamzami
Kolase Tribunnews/Ist
Polres Metro Jakarta Utara menetapkan dan menahan mahasiswa tingkat 2 bernama Tegar Rafi Sanjaya (21; kiri) sebagai kasus tersangka utama kasus penganiayaan dan pembunuhan mahasiswa tingkat 1, Putu Satria Ananta Rustika (19; kanan), di toilet kampus STIP, Cilincing, Jakarta Utara, pada Jumat, 3 Mei 2024. 

SERAMBINEWS.COM - Polres Metro Jakarta Utara telah menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus tewasnya taruna Sekolah Tinggu Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19).

Ketiga tersangka merupakan senior korban, berinisial A, W, dan K.

Kapolres Jakarta Utara, Kombes (Pol) Gidion Arif Setyawan mengatakan ketiga tersangka baru memiliki peranan masing-masing saat penganiayaan berlangsung.

Adapun A adalah orang yang memanggil Putu dan teman-temannya sebelum penganiayaan terjadi.

"Adapun peran masing-masing dari tersangka itu adalah pelaku FA alias A memanggil korban dengan mengatakan 'Woi tingkat satu yang makai PDO (pakaian dinas olahraga) sini'." ujar Gidion, Jumat (10/5/2024).

"Jadi, (Putu dan teman-temannya) turun dari lantai tiga ke lantai dua," imbuhnya.

Setelah turun di lantai dua, Putu dan teman-temannya digiring menuju toilet pria.

Alasan memilih lokasi toilet pria adalah karena tidak ada CCTV di sana.

Selain memanggil Putu dan kawan-kawan, A juga berperan mengawati keadaan saat penganiayaan terjadi.

Sementara WJP atau W berperan memprovokasi tersangka utama, Tegar Rafi Sanjaya (21) untuk menganiaya korban.

"Selanjutnya tersangka WJP alias W pada saat proses terjadinya kekerasan eksesif mengatakan, 'Jangan malu-maluin, kasih paham'," papar Gidion.

 

Tersangka K adalah orang yang menyarankan agar Putu menjadi orang pertama yang dipukul Tegar.

"K menunjuk pada korban sebelum dilakukan kekerasan eksesif oleh tersangka Tegar dengan mengatakan, 'Adikku aja nih mayoret tepercaya'," ucap Gidion.

Karena itu, Tegar terdorong untuk memukul korban hingga jatuh tak berdaya.


Terhitung Tegar lima kali memukul bagian ulu hati korban.

Menurut Gidion, korban sempat lemas dan terkapar seusai dipukul oleh Tegar.

Karena panik, Tegar berusaha menolong Putu dengan menarik lidahnya.

Namun nahas, upaya Tegar justru membuat Putu tewas karena jalur pernapasan tertutup.

Akibat perbuatannya, empat tersangka terancam 15 tahun penjara.

"Untuk 55, 56 ini adalah penegasan dari prinsip keikutsertaan dalam proses pidana, ada kerja sama dan ada kerja sama yang nyata dalam perbuatan atau tindak pidana kekerasan eksesif," tukas Gidion.

Baca juga: Nasib Tegar Rafi Sanjaya Pelaku Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Terancam 15 Tahun Penjara

Kuasa Hukum Minta Polisi Transparan

Sementara itu, kuasa hukum keluarga Putu, Tumbur Aritonang mengimbau pihak kepolisian untuk transparan mengungkap kasus penganiayaan berujung tewasnya taruna STIP ini.

Tumbur meminta polisi mengusut tuntas kasus ini, termasuk jika nanti terdapat potensi tersangka lainnya.

"Terkait dengan potensi tersangka lainnya, kami serahkan pada proses penyidikan di polres, kami berharap semua bisa transparan," kata Tumbur saat dihubungi, Jum'at (10/5/2024).

Kendati demikian, Tumbur menyebut keluarga korban mengapresiasi upaya polisi dengan menetapkan tiga tersangka baru.

Ia menyebut akan terus mengawal kasus ini hingga ke persidangan.

 

Curhatan Korban Sebelum Tewas

Putu Satria diduga sudah kerap mengalami kekerasan setelah resmi masuk di STIP pada September 2023 lalu.

Hal itu terungkap dari percakapan Putu Satria dengan sang pacar, yang dibongkar kuasa hukum keluarganya, Tumbur Aritonang.

Menurut Tumbur, korban sempat mengeluh kerap menjadi incaran penganiayaan para seniornya di STIP.

Korban bahkan sempat menunjukkan foto luka lebam pada bagian dada ke sang pacar.

"Betul, sepertinya udah jadi kebiasaan di sana," ucapnya, dikutip dari Wartakotalive.com, Kamis (9/5/2024).

Tumbur kemudian membacakan kutipan percakapan Putu Satria dengan sang pacar kala itu.

Dalam percakapan itu, Putu Satria mengaku kerap dipukuli oleh senior.

"Arti percakapannya kurang lebih begini 'aku dipanggil terus sama senior, dipukulin terus-terusan. Sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer'. Itu artinya," jelasnya.

Ia mengaku tidak tahu secara pasti berapa kali korban dianiaya oleh senior.

Namun, Tumbur yakin penganiayaan sudah beberapa kali dialami korban.

"Enggak dijelaskan di chat, tapi dari artinya mungkin lebih dari sekali," imbuhnya.

Baca juga: Fakta Putu Satria Taruna STIP Jakarta Dianiaya Senior: Kronologi hingga Penyebab Utama Korban Tewas

Keluarga Tersangka Tak Minta Maaf

Rusmini menyayangkan sikap keluarga tersangka utama yang hingga kini belum meminta maaf atas tewasnya Putu Satria.

Menurut Rusmini, pihaknya akan mengawal kasus ini hingga para tersangka mendapat hukuman seberat-beratnya.

"Permintaan maaf belum ada (dari keluarga pelaku), tidak ada itikad baik sama sekali," tegasnya.

"Saya sangat memohon bantuan rekan media untuk mengawal kasus ini, sehingga keluarga mendapat keadilan yang seadil-adilnya.”

“Sehingga kematian anak saya ini tidak sia-sia," imbuhnya.

Ketua STIP Dibebastugaskan

Buntut kasus ini, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi telah membebastugaskan Ketua STIP, Ahmad Wahid dan sejumlah pejabat lainnya.

Hal itu disampaikan Budi ketika mengunjungi kediaman korban di Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024).

"Kami sudah bebastugaskan direktur dan beberapa pejabat di STIP Marunda. Ini sebagai rasa bahwa tanggung jawab dan tindakan tegas, itu harus dilakukan," ungkapnya.

Kemenhub berjanji akan mendampingi proses hukum sehingga para tersangka mendapat hukuman setimpal.

Budi juga berjanji akan mereformasi sistem pendidikan di STIP.

"Apa yang dialami ananda Rio (panggilan Putu Satria), kami kenang sebagai suatu kejadian yang mendalam. Jadi dasar reformasi pendidikan vokasi Kemenhub," ucapnya.

Satu di antaranya, Budi akan memutus mata rantai senioritas di STIP.

Sistem asrama yang selama ini senior dan junior tinggal bersama juga akan diubah.

 

 

Baca juga: Sosok Jhonny Iskandar Pelantun Bukan Pengemis Cinta Meninggal Dunia, Sempat Mengeluh Sesak Napas

Baca juga: Kapan Sujud Sahwi Sebaiknya Dilakukan, Sebelum atau Sesudah Salam? Berikut Waktu dan Doa Sujud Sahwi

Baca juga: VIDEO Iron Dome Eror! Irak Serang 4 Situs Vital Israel, Bandara hingga Pelabuhan Minyak MELEDAK

Sebagian artikel ini telah tayang di Wartakotalive.com dengan judul Pengakuan Taruna STIP Jakarta Sebelum Tewas Sebut Selalu Jadi Incaran Senior buat Digebukin

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved