Konflik Palestina vs Israel
Sesuai Target! Rudal Hizbullah Hantam Tentara Israel saat Observasi Tempat Operasi, Ada yang Tewas
Dihantam rudal anti-tank Hizbullah, sebanyak lima tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terluka dan seorang warga sipil Israel tewas.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM - Dihantam rudal anti-tank Hizbullah, sebanyak lima tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terluka dan seorang warga sipil Israel tewas.
Kelompok pejuang Islam Hizbullah menyerang militer Israel di dekat komunitas utara Adamit sebagaimana dilansir dari Times of Israel pada Selasa (14/5/2024).
Serangan tersebut merupakan lanjutan perang antara kelompok pejuang Islam asal Lebanon itu berlanjut hingga hari yang mereka klaim sebagai kemerdekaan Israel.
Menurut laporan IDF, seorang tentara terluka kategori sedang. Sementara empat lainnya terluka ringan dalam serangan di wilayah Adamit.
Hizbullah mengaku bertanggung jawab atas serangan ini dan menyebut pihaknya menargetkan posisi militer di mana balon observasi IDF dioperasikan.
Setidaknya tiga rudal diluncurkan dalam serangan itu.
Baca juga: AS Tawarkan Israel Kasih Tahu Tempat Sembunyi Yahya Sinwar dkk Para Pemimpin Hamas, Ini Syaratnya
Baca juga: Sempat Turun Kini Naik Lagi, Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam, Rabu 15 Mei 2024
Seorang warga sipil Israel tiba di posisi militer setelah serangan rudal pertama yang melukai pasukannya, ikut terkena rudal kedua.
Pria itu meninggal karena luka-lukanya beberapa saat kemudian. Korban tidak segera disebutkan namanya.
Rudal ketiga menghantam balon observasi IDF, yang kemudian diakui oleh militer telah melayang dan mendarat di wilayah Lebanon.
Sementara pihak militer Israel mengatakan, tidak ada rasa takut akan informasi yang diambil dari sensor dan kamera di balon.
IDF mengatakan pihaknya menyerang gedung-gedung yang digunakan oleh Hizbullah di Ayta ash-Shab dan Kafr Kila di Lebanon selatan sebagai tanggapan atas serangan itu.
Sebelumnya, IDF mengatakan rentetan sekitar 10 roket diluncurkan dari Lebanon di daerah Gunung Hermon, memicu sirene di Kota Majdal Shams di Druze.
Meski demikian, pihaknya mengatakan roket-roket tersebut menghantam daerah terbuka, sehingga tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.
Jet tempur Angkatan Udara Israel juga menyerang beberapa lokasi Hizbullah di Kharayeb, Halta, Yaroun, dan Mays al-Jabal, kata militer.
Mereka mengklaim telah menewaskan seorang anggota organisasi pejuang Islam Lebanon di lokasi terakhir.
Serangan tersebut terjadi setelah IDF mengatakan pihaknya telah menyerang beberapa lokasi Hizbullah di Lebanon selatan semalam.
Tempat-tempat tersebut seperti di Odaisseh, tempat Hizbullah terlihat, dan di Khiam dan Kafr Kila, tempat bangunan yang terkait dengan Hizbullah diserang.
IDF mengatakan bahwa Israel juga diserang semalam oleh sebuah pesawat tak berawak yang menuju negara itu dari timur, namun dicegat oleh jet tempur Israel.
Menurut IDF, drone tersebut tidak memasuki wilayah udara Israel, sehingga sirene tidak berbunyi.
Di tengah perang yang sedang berlangsung, kelompok-kelompok yang didukung Iran di Irak dan Suriah mengklaim telah meluncurkan puluhan drone ke Israel.
Dan IDF melaporkan bahwa banyak di antaranya yang berhasil ditembak jatuh.
Dikethaui sejak 8 Oktober, pasukan pimpinan Hizbullah hampir setiap hari menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan.
Kelompok pejuang Islam itu mengatakan, mereka melakukan hal tersebut untuk mendukung Gaza di tengah perang di sana.
Sejauh ini, bentrokan di perbatasan telah mengakibatkan sepuluh kematian warga sipil di pihak Israel.
Korban tersebut termasuk serangan pada Selasa kemarin serta kematian 14 tentara dan pasukan cadangan IDF.
Ada juga beberapa serangan dari Suriah, namun tanpa ada korban jiwa.
Hizbullah menyebutkan, sebanyak 297 anggotanya dibunuh oleh Israel selama pertempuran yang sedang berlangsung, sebagian besar di Lebanon tetapi beberapa juga di Suriah.
Di Lebanon, 60 anggota kelompok pejuang Islam, seorang tentara Lebanon, dan sedikitnya 60 warga sipil, tiga di antaranya adalah jurnalis meninggal.
Permusuhan antara Israel dan organisasi pejuang Islam Lebanon telah menyebabkan puluhan ribu warga Israel mengungsi dari rumah mereka sejak awal perang.
Sementara penduduk di wilayah utara Israel, melakukan protes pada Selasa kemarin dengan memblokir persimpangan utama di wilayah utara.
Hal itu untuk mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap ketidakmampuan pemerintah dalam memberikan solusi terhadap pengungsian mereka.
Menurut situs berita Walla, ratusan orang berdemonstrasi di seluruh wilayah bersama walikota setempat dan kepala dewan daerah.
“Penduduk wilayah utara telah mengungsi dari rumah mereka selama tujuh bulan, dan mereka tidak tahu kapan mereka akan pulang,” kata Moshe Davidovich, ketua Dewan Regional Mateh Asher dan ketua Frontline Forum.
Forum tersebut sebuah kelompok yang terdiri dari para pemimpin politik lokal dari utara yang menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan resolusi diplomatik atau militer agar warga dapat kembali ke rumah mereka.
“Selama tujuh bulan, para pemilik usaha mengalami kebangkruta, masyarakat tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap diri mereka sendiri karena mereka begitu putus asa dan frustrasi,” katanya kepada Walla.
“Kami menuntut pemerintah segera memberikan kompensasi kepada dunia usaha dan petani," sambunganya.
Dikatakan, selama tujuh bulan rasa aman telah dirusak dan Hizbullah terus menembak dan menyerang ke segala arah.
"Kami menuntut pemerintah mempunyai rencana yang jelas tentang bagaimana mereka akan melawan Hizbullah," kata Davidovich.
"Dan apakah akan ada resolusi diplomatik dan zona demiliterisasi atau perang yang signifikan di wilayah utara," sambungnya.
Pekan lalu, Davidovich mengumumkan bahwa komunitas di wilayah utara akan melepaskan diri dari Israel dan membentuk “Negara Galilea” mereka sendiri.
Hal ini sebagai bentuk protes atas perasaan mereka yang telah ditinggalkan oleh pemerintah Isarel.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.