Berita Pidie

Alhamdulillah, Jalan Beureunuen-Tangse Pidie Sudah Lancar Lagi, Sempat Macet 4 Jam Gegara Longsor

"Material lumpur bercampur batu menutupi badan jalan sepanjang sekitar 100 meter,” kata Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie.

Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Jalan Beureunuen-Tangse, Pidie telah lancar kembali setelah sempat memacetkan kendaraan selama empat jam akibat longsor, Minggu (19/5/2024) malam. 

Laporan Muhammad Nazar | Pidie

SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Arus lalu lintas di Jalan Nasional Beureunuen-Tangse, Pidie kembali lancar. 

Jalan yang tembus menuju Meulaboh, Aceh Barat itu sempat macet selama empat jam akibat terjadi longsor di kawasan Cot Mampree, Dusun Geunie, Gampong Lhok Keutapang, Kecamatan Tangse, Minggu (19/5/2024) sore sekitar pukul 16.46 WIB. 

Longsor terjadi di Dusun Geunie akibat hujan lebat mengguyur kawasan itu sehingga menyebabkan material di atas pegunungan luruh tergerus air dan menimbun badan jalan. 

"Material lumpur bercampur batu menutupi badan jalan sepanjang sekitar 100 meter,” kata Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pidie, Muhammad Rabiul kepada Serambinews com, Senin (20/5/2024).

“Akibatnya, sejumlah kendaraan dari dua arah terjebak dalam kemacetan selama empat jam di jalan tersebut," imbuh Muhammad Rabiul.

Ia mengatakan, lintasan Beureunuen-Tangse kini telah normal kembali setelah satu alat berat dikerahkan untuk membersihkan material longsor yang menimbun badan jalan. 

Proses pembersihan material yang menumpuk di badan jalan selesai dikerjakan, sekitar pukul 23.00 WIB.

Menurutnya, saat dilakukan pembersihan material lumpur di badan jalan, arus transpotasi dari dua arah sempat dilakukan buka tutup.

Aktivitas buka tutup jalan sempat terjadi selama satu jam.

Pada pukul 00.00 WIB, arus lalu lintas telah lancar seperti biasa. 

Ungkap Rabiul, pegunungan kawasan Dusun Geunie memang langganan longsor saat hujan turun.

Pada tahun 2024 ini, sudah dua kali terjadi longsor di kawasan Cot Mampree, Dusun Geunie. Longsor itu sering terjadi di titik yang sama, diperkirakan lantaran tanah di atas pegunungan telah labil. 

Sehingga perlu adanya penelitian menyeluruh dengan melibatkan peneliti USK dan BWS untuk melakukan riset penyebab terjadinya longsor berulangkali di kawasan Dusun Geunie. 

Sebab, sebutnya, longsor akan terus menerus terjadi di titik yang sama saat turun hujan.

Material longsor yang turun dari pegunungan dengan akumulasi besar sehingga sangat membahayakan pengguna jalan yang melintas. 

Karena longsor yang melaju cepat dari atas bisa menyeret mobil jika bersamaan terjadi. 

"Saya kira harus dicari penyebab terjadi longsor dengan melibatkan tenaga teknis dan akademisi USK untuk dilakukan riset secara menyeluruh. Riset itu memang butuh dana besar," jelasnya.

Ia menambahkan, untuk menangani longsor yang terjadi selama ini pada jalan nasional di kawasan Dusun Geunie, satu alat berat telah disiapkan dari proyek Bendungan Rukoh. 

Rekanan proyek raksasa itu telah membuat komitmen bahwa sepanjang jalan nasional digunakan truk untuk mengangkut material proyek Bendungan Rukoh, maka jika terjadi longsor cepat ditangani alat berat dari Bendungan Rukoh. 

"Sementara ruas jalan di luar proyek Bendungan Rukoh akan ditangani Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah I Aceh jika terjadi longsor," sebutnya. 

Menurutnya, BPJN Wilayah I Aceh seharusnya membuat saluran box culvert sebagai saluran pembuang guna membuang material longsor ke Sungai Beungga.

“Sehingga material longsor itu tidak tertimbun badan jalan,” tukas Kalak BPBD Pidie.(*)

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved