Luar Negeri

SOSOK Mohammad Mokhber, Pengganti Presiden Iran Usai Ebrahim Raisi Meninggal, Loyalis Ali Khamenei

Jika merujuk pada konstitusi Iran, berikut ini mekanisme peralihan kekuasaan jika presiden meninggal dunia atau berhalangan permanen.

Editor: Faisal Zamzami
Kolase Tribunnews
Dari kiri ke kanan: Wakil Presiden Pertama Iran Mohammad Mokhber, Presiden Iran Ebrahim Raisi, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei. 

Pada bulan Juni 2021, tuntutan hukum AS diajukan dengan tuduhan bahwa MTN (bersama dengan ZTE, sebuah perusahaan telekomunikasi Tiongkok yang sebagian dimiliki oleh pemerintah Tiongkok) membantu “mendanai dan mempersenjatai Hizbullah, Jaysh al-Mahdi, dan IRGC, termasuk Pasukan Qods.

Baca juga: Media Iran: Presiden Ebrahim Raisi dan Menlu Iran Dinyatakan Tewas dalam Kecelakaan Helikopter

Ekonomi Perlawanan

Pendekatan Pemimpin Tertinggi terhadap produksi vaksin mirip dengan visinya mengenai ekonomi resistensi yang menekankan produksi dalam negeri dan bukan impor dari luar negeri.

Ayatullah Ali Khamenei menugaskan Mokhber untuk mengawasi produksi vaksin, dan menerapkan ekonomi perlawanan.

Sebagai pimpinan EIKO, Mokhber diposisikan untuk menetralisir dampak sanksi internasional melalui investasi dalam negeri, khususnya di sektor energi.

Namun, sebagai perusahaan bisnis besar yang memiliki kepentingan finansial di banyak sektor ekonomi utama Iran, EIKO memainkan peran penting dalam mengembangkan perekonomian domestik secara lebih luas.

Sebagian karena pemahamannya tentang ekonomi perlawanan, Rahbar mendukung karir politik Mokhber selanjutnya.

Peran Mokhber dalam Administrasi

Wakil presiden pertama Iran adalah orang paling berkuasa kedua di cabang pemerintahan terpilih setelah presiden.

Dia dijadwalkan untuk memimpin rapat kabinet saat presiden tidak hadir dan mengoordinasikan kegiatan wakil presiden lainnya.

Wapres pertama berpartisipasi dalam pembahasan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC), yang dipimpin oleh presiden.

Dia akan menjadi presiden jika presiden menjadi tidak mampu, dan pemimpin tertinggi menyetujuinya.

Sebagai wakil presiden pertama, Mokhber ditugaskan untuk melaksanakan prioritas kebijakan dalam dan luar negeri Pemimpin Tertinggi.

Selain melakukan diplomasi dengan negara mitra strategis seperti Suriah, Rusia, dan Tiongkok, Mokhber sesekali bertemu dengan komandan teroris dari Pasukan Mobilisasi Populer Irak.

Berbeda dengan Raisi, dia juga pernah bertemu dengan Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved