Berita Luar Negeri

Ada Apa dengan Kaledonia Baru? Didatangi Presiden Prancis hingga Australia Evakuasi Semua Warganya

Kedatangan Macron di kawasan itu untuk mencari solusi politik atas kekerasan mematikan yang mengguncang kepulauan Prancis itu.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
AFP
Kekerasan meletus pada 13 Mei saat parlemen Prancis di Paris membahas amandemen Konstitusi Prancis untuk mengubah daftar pemilih di Kaledonia Baru. 

Presiden Prancis itu mengatakan dia akan mengambil waktu “paling lama dalam satu bulan.”

Hal itu diungkapkannya pada akhir kunjungannya yang bertujuan untuk meredakan kekerasan paling parah sejak tahun 1980an di kepualauan itu.

Perjalanan pulang perginya yang berjarak sekitar 32.000 kilometer (20.000 mil) dari Paris untuk menghabiskan hari di Kaledonia Baru membawa beban yang harus ditanggung kantornya dalam krisis ini.

Macron menyerukan mengheningkan cipta selama satu menit untuk enam orang yang tewas dalam penembakan, termasuk dua polisi.

Dia kemudian mendesak para pemimpin lokal untuk menggunakan pengaruh mereka untuk membantu memulihkan ketertiban.

Dia mengatakan keadaan darurat yang diberlakukan oleh Paris selama setidaknya 12 hari pada tanggal 15 Mei untuk meningkatkan kekuasaan polisi.

Itu dapat dicabut jika para pemimpin lokal menyerukan pembersihan barikade yang didirikan oleh para demonstran dan orang-orang yang berusaha melindungi lingkungan mereka di Nouméa dan sekitarnya.

“Setiap orang mempunyai tanggung jawab untuk benar-benar menyerukan pencabutan barikade, penghentian segala bentuk serangan, bukan sekadar ketenangan,” ujarnya.

Sementara itu, Australia dan Selandia Baru mengirimkan pesawat ke Kaledonia Baru untuk mengevakuasi warganya yang terjebak.

Militer Australia telah evekuasi 115 orang dalam dua penerbangan dari wilayah itu.

“Kami memprioritaskan orang lanjut usia, orang hamil dan mereka yang paling rentan,” kata Menteri Pasifik Australia, Pat Conroy.

“Kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah Prancis untuk memastikan setiap warga Australia yang ingin meninggalkan Kaledonia Baru bisa keluar,” tambah Conroy.

Sedangkan pesawat C-130 Hercules milik Angkatan Pertahanan Selandia Baru telah mengevakuasi 48 orang warganya dengan alasan “kebutuhan paling mendesak” dari Noumea ke kota Auckland di Selandia Baru pada Selasa malam.

Beberapa negara telah mengontak otoritas Australia, seperti Kanada dan Jepang, untuk membantu mereka mengevakuasi warganya dari kepulauan itu.

Prancis telah mengerahkan lebih dari 1.000 personel keamanan untuk membantu mengakhiri kerusuhan. Setidaknya 280 orang telah ditangkap.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved