Konflik Palestina vs Israel

Israel Panen Kecaman Internasional, IDF Bantai Pengungsi Rafah, Bunuh 45 Warga dan Anak Tak Berdosa

Israel (IDF) panen kecaman internasional usai membantai pengungsi Rafah, Palestina dan membunuh 45 warga sipil dan anak-anak tak berdosa.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Instagram
Slogan ‘All Eyes on Rafah’ yang Ramai Dibagikan Jutaan Orang di Instagram. Israel panen kecaman internasional usai membantai pengungsi Rafah, Palestina dan membunuh 45 warga sipil serta anak-anak tak berdosa. 

SERAMBINEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) panen kecaman internasional usai membantai pengungsi Rafah, Palestina dan membunuh 45 warga sipil serta anak-anak tak berdosa.

Diketahui serangan udara di kota Rafah bagian selatan Gaza dilaporkan menewaskan puluhan orang kebanyakan dari mereka adalah warga sipil, di sebuah pusat pengungsian pada Minggu (26/5/2024) malam.

Israel menghadapi kecaman internasional yang sengit pada Senin kemarin setelah serangan udara tersebut.

Baca juga: Israel Benar-benar Cari Masalah, IDF Tembak Mati Tentara Mesir di Rafah saat Kirim Bantuan

Baca juga: Pertama Kalinya usai 4 Bulan, Roket Hamas dari Rafah Jatuh di Tel Aviv Ibu Kota Israel

Dilansir dari Times of Israel, zionis berdalih serangan itu menargetkan dua pejuang senior Hamas.

Namun yang terjadi, serangan itu melanda daerah di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah barat di mana ribuan orang berlindung.

Serangan tersebut menyebabkan kobaran api yang melalap beberapa tenda dan tempat berlindung.

 

 

Kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan jumlah korban tewas meningkat menjadi 45 orang dan 60 orang terluka pada Senin sore.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengutuk serangan tersebut “dengan sangat keras” dalam sebuah postingan di X pada Senin kemarin.

“Ngeri dengan berita yang keluar dari Rafah mengenai serangan Israel yang menewaskan puluhan pengungsi, termasuk anak-anak kecil,” tulisnya.

Baca juga: Naik Tipis, Harga Emas di Banda Aceh Hari Ini per Mayam, Rabu 29 Mei 2024

Borrell juga menegaskan kembali tuntutannya agar Israel menghentikan tindakan militer sesuai dengan perintah Mahkamah Internasional.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Serangan-serangan ini harus segera dihentikan. Perintah ICJ [hukum kemanusiaan internasional] harus dihormati oleh semua pihak,” tulisnya.

“Ini benar-benar sebuah dilema bagaimana komunitas internasional dapat, memaksakan implementasi keputusan tersebut,” sambungnya,

Para pejabat Israel mengatakan mereka mempertimbangkan perintah ICJ untuk memberikan ruang bagi beberapa operasi di Rafah.

Israel menolak interpretasi bahwa keputusan pengadilan mengharuskan penghentian serangan sama sekali.

Utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland mengatakan dia “sangat terganggu” dengan serangan di Rafah.

“Saya menyerukan kepada pihak berwenang Israel untuk melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas insiden ini,” kata Tor dalam sebuah pernyataan.

"Meminta pertanggungjawaban mereka yang melakukan kesalahan, dan segera mengambil langkah-langkah untuk lebih melindungi warga sipil," sambungnya.

Sementara Kepresidenan Otoritas Palestina dan Mesir sama-sama menuduh Israel pada Senin pagi sengaja menargetkan pusat pengungsian.

“Tindakan pembantaian keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel merupakan tantangan terhadap semua resolusi legitimasi internasional,” kata kepresidenan Otoritas Palestina dalam sebuah pernyataan.

Pihaknya menuduh pasukan Israel dengan sengaja menargetkan tenda-tenda pengungsi.

Selanjutnya Kementerian Luar Negeri Mesir mengeluarkan pernyataan yang menuduh Israel melakukan pemboman yang disengaja terhadap pusat pengungsi.

Pihaknya menyerukan agar menerapkan langkah-langkah yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai penghentian segera operasi militer di Rafah.

Di sisi lain, Hamas mengatakan pada Minggu malam bahwa warga Palestina harus bangkit dan berbaris melawan pembantaian IDF di Rafah.

"Mengingat pembantaian Zionis yang mengerikan malam ini yang dilakukan oleh tentara pendudukan kriminal terhadap tenda-tenda pengungsi, kami menyerukan kepada massa rakyat kami di Tepi Barat, Yerusalem, wilayah-wilayah pendudukan, dan di luar negeri untuk bangkit," kata Hamas.

"Dan melakukan demonstrasi dengan marah. menentang pembantaian Zionis yang sedang berlangsung terhadap rakyat kami di sektor ini," sambungnya dalam sebuah pernyataan.

Badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA, mengatakan pada Senin kemarin bahwa laporan dari Rafah mengerikan.

“Informasi yang keluar dari Rafah tentang serangan lebih lanjut terhadap keluarga yang mencari perlindungan sangatlah mengerikan,” tulis UNRWA di X.

“Ada laporan mengenai korban massal termasuk anak-anak dan perempuan di antara mereka yang terbunuh. Gaza adalah neraka di bumi. Gambar-gambar dari tadi malam adalah satu lagi bukti akan hal itu.”

Sebuah pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan bahwa serangan tersebut dapat menimbulkan dampak diplomatik, dapat menghambat perundingan menuju gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Doha menyuarakan kekhawatiran bahwa pemboman tersebut akan mempersulit upaya mediasi yang sedang berlangsung dan menghalangi tercapainya kesepakatan untuk gencatan senjata yang segera dan permanen.

Sementara Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dia marah dengan serangan Israel yang telah menewaskan banyak pengungsi di Rafah.

“Operasi ini harus dihentikan. Tidak ada wilayah aman di Rafah bagi warga sipil Palestina. Saya menyerukan penghormatan penuh terhadap hukum internasional dan gencatan senjata segera,” tulisnya di X.

Italia mengatakan pada Senin kemarin bahwa serangan Israel terhadap warga sipil Palestina di Gaza tidak lagi dapat dibenarkan.

Ini merupakan salah satu kritik paling keras yang dilontarkan Roma selama serangan Israel ke Palestina.

“Ada situasi yang semakin sulit, di mana rakyat Palestina diperas tanpa memperhatikan hak-hak pria, wanita, dan anak-anak tak bersalah,” kata Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto epada SkyTG24 TV.

"Mereka tidak ada hubungannya dengan Hamas, dan hal ini tidak dapat lagi dibenarkan. Kami menyaksikan situasi ini dengan putus asa," sambungnya.

Kementerian luar negeri Arab Saudi juga mengutuk serangan Israel di Rafah, yang terbaru menargetkan tenda pengungsi Palestina di dekat gudang UNRWA di barat laut Rafah pada Senin kemarin.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya akan melakukan “segala kemungkinan” untuk meminta pertanggungjawaban Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang “biadab” atas serangan mematikan di Rafah.

“Kami akan melakukan segala kemungkinan untuk meminta pertanggungjawaban orang-orang barbar dan pembunuh yang tidak ada hubungannya dengan kemanusiaan,” kata Erdogan.

IDF mengkonfirmasi pada Minggu malam bahwa mereka telah melancarkan serangan udara di Rafah malam

Mereka berdalih serangan tersebut menargetkan kompleks tempat para pejabat senior Hamas berkumpul.

Sementara kepala pengacara IDF mengakui bahwa ini adalah insiden yang “sangat serius” dan mengatakan akan diselidiki .

“Rincian insiden tersebut masih dalam penyelidikan, dan kami berkomitmen untuk melakukan penyelidikan semaksimal mungkin,” kata Mayjen Yifat Tomer Yerushalmi pada konferensi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pengacara Israel, Senin kemarin.

“IDF menyesalkan segala kerugian yang dialami warga non-tempur selama perang,” pungkasnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved